Part 1

37.3K 3.1K 73
                                    

Putri Satwika, gadis berusia 25 tahun yang sampai sekarang masih betah menyendiri, alasan-nya simpel karena ia masih ingin menyenangkan diri-sendiri hingga diri-nya puas, tanpa embel-embel 'dilarang pacar' atau 'ngurusin suami'.

Di atas adalah sedikit tentang status cinta-nya, sedangakan kisah hidup-nya bisa di katakan sedikit miris karena di usia-nya yang masih 11 tahun ia sudah harus bisa mandiri, kedua orang tua-nya tewas dalam kecelakaan maut saat mereka pulang dari luar kota, dan saat itu entah keajaiban darimana hanya ia yang masih bisa di selamatkan, beruntung ada tante dan om yang -sekarang sudah ia anggap sebagai orang tua-nya sendiri- mau merawat dan menyayangi-nya.

Jangan lupakan anak laki-laki mereka yang juga selalu memperlakukan dia seperti adik kandung, Renaldi atau biasa ia sapa bang Renal, berusia dua tahun di atas-nya yang berprofesi sebagai dokter. Bisa dibilang keluarga dari suami tante-nya itu semua berkecimpung di dunia medis, bahkan mereka memiliki rumah sakit swasta yang seharusnya sekarang di pegang oleh abang-nya itu tetapi ia menolak dan lebih memilih menjadi dokter spesialis.

Terlepas dari itu semua sekarang bisa di katakan hidup Putri mulai mapan dengan usaha-nya sendiri, ia mempunyai cafe yang sekarang sedang mempersiapkan pembangunan untuk cabang pertama.

Dan hari ini adalah hari tersial bagi Putri, ban mobil-nya kempes saat ia pulang dari cafe apalagi ia harus membeli bahan makanan yang sudah habis di apartemen-nya.

"Ish sial banget sih gue," gerutu-nya.

Dari tempat-nya berdiri ia melihat ada seekor kucing yang sepertinya sedang sekarat di tengah jalan, "Pasti di tabrak orang nih, dasar ngak bertanggung jawab banget, gue doain deh biar dapet sial tuh orang yang nabrak."

Putri berjalan menghampiri kucing itu tanpa sadar jika jalan yang di lewati-nya cukup licin akibat hujan tadi sore,

BRUK

"Asshh.. Kenapa gue yang kena sial sih, kepala gue pusing banget lagi, semoga ada yang nemuin gue deh di sini," ujar-nya lirih sebelum kegelapan menghampiri-nya.

¤¤¤¤

Hanya ada keheningan di dalam sebuah ruangan yang cukup luas itu, atau lebih tepatnya sebuah kamar. Si pemilik kamar masih terlihat memejamkan mata-nya dengan damai, perban di kepala-nya tidak menghalangi siapa saja untuk dapat melihat wajah yang terlihat amat menarik itu, alis tebal dengan bentuk melengkung indah, dan itu asli, tidak di buat-buat. Bulu mata yang lentik, hidung mungil, serta bibir yang sedikit tebal. Jika ia tertawa mungkin orang bisa melihat whisper dimple yang ia miliki.

Manis, itulah yang akan terucap saat pertama kali orang melihat-nya. Banyak yang mengira ia memiliki darah campuran, tapi tidak, ia asli orang Indonesia.

Setelah sekian lama akhirnya ada yang memecah keheningan, "Papah ngak tau lagi harus gimana, udah tiga hari tapi adek kamu belum sadar juga,"

Lawan bicara yang sedari tadi melihat wajah perempuan itu masih tetap diam. Ada kerumitan di dalam netra hitam legam-nya, kesal, marah, dan sedih.

Ia mengalihkan pandangan ke arah pria paruh baya yang mengajak-nya bicara tadi,
"Kata om Ardi ngak ada yang serius sama Asia cuma dahi-nya aja yang sedikit sobek gara-gara kebentur ujung tangga, papah ngak usah khawatir."

"Tapi udah tiga hari adek kamu ngak sadar loh Ron, gimana kalo ternyata ada penya-"

Atensi mereka teralihkan saat mendengar ringisan dari arah kasur, tanpa berlama pria paruh baya itu langsung menghampiri gadis yang masih mengerjapkan mata-nya.

"Mi-num" ucap-nya terbata,

Setelah menerima uluran gelas yang berisi air putih ia langsung menandaskan isinya, entah kenapa tenggorokan-nya terasa sangat kering. Setelah minum kesadaran-nya sedikit terkumpul.

Ia menggulirkan mata-nya melihat seisi ruangan yang di tempati-nya, ini dimana?

Ia juga melihat ada pria paruh baya yang tadi memberi-nya minum, serta di belakang pria paruh baya itu ada juga pria satu lagi yang terlihat lebih muda, satu kata bagi pria itu, wow

Tapi tunggu dulu, apakah ia di culik? Tapi sepertinya tidak mungkin karena jika di culik ia tidak akan di tempatkan di kamar yang sangat mewah seperti ini, apalagi penampilan mereka terlihat seperti orang berada. Ngak guna banget mereka culik gue, batin Putri.

Eh, tapi bisa aja kan?

Sebelum pikiran-nya mulai menjelajah lebih jauh, pria paruh baya tadi mengenggam tangan-nya, loh apaan nih?! Pake pegang-pegang. Apa mereka beneran culik gue terus gue mau di perkosa? Atau di jual? NOO!!

Ia segera menyentakan tangan-nya, yang membuat pria paruh baya tadi berjengit kaget. Pergerakan itu juga tak luput dari pandangan pria yang sedari tadi mengawasi keduanya, Aaron mengernyitkan dahinya, heran.

Bersamaan dengan pergerakan-nya yang menyetak tangan pria paruh baya itu, sakit yang amat sangat menyerang kepala-nya, serta kilasan memori yang membanjiri pikiran-nya, seperti kejadian-kejadian yang seolah-olah pernah dialami-nya atau tubuh ini. A-apa?!

Melihat gadis yang tengah kesakitan di tempat tidur dua pria yang ada di ruangan itu seketika panik, pria muda tadi segera keluar kamar untuk menghubungi dokter, sedangkan pria paruh baya itu duduk di pinggir tempat tidur dengan wajah panik-nya, "Sayang kamu kenapa?"

Perlahan setelah rasa sakit itu reda Putri atau Asia -nama tubuh yang sekarang ia tempati- menatap pria paruh baya tadi, mencoba mengetes, "P-papah?"

"Ya sayang? Ada yang sakit? Bentar ya abang kamu lagi hubungin om Ardi" balas pria paruh baya yang ia panggil papah tadi, Hendra Wijaya.

Dan yaa, sepertinya ia memang bertransmigrasi di tubuh gadis yang bernama Asia Putri Wijaya, anak dari Hendra Wijaya serta Reni Fatmawati, sekarang Asia hanya punya papah serta abang-nya, Aaron Putra Wijaya. Ibu-nya meninggal setelah kelahiran Asia.

Ia kaget, tentu saja!

Transmigrasi itu hanyalah cerita fiktif yang tidak ada di kehidupan nyata, itu adalah paham yang dianut-nya sebelum SAAT INI!

Ia ingin berteriak, ia ingin tidak percaya dengan semua ini tapi ia bingung, benar-benar bingung. Otak-nya tidak kuat menampung semua kejadian yang baru saja dialami-nya itu. Tiga kata yang ia ingin ucapkan,

Ia-ingin-pingsan

"Asia! Sayang bangun, Aaron! Lama banget sih kamu, adek kamu pingsan lagi,"

Aaron masuk dengan tergesa-gesa setelah mendengar teriakan papah-nya itu, "Bentar pah, om Ardi lagi di jalan tadi aku udah suruh cepet"

》》》》

Jeng jeng jeng~

Halo-halo.. gimana part 1 nya? Mohon maaf bila masih banyak kekurangan, karena ini cerita pertama aku😅
Mohon bantuanya ya temen-temen kalo ada salah kata atau penulisan yang sering kita sebut typo hehe

Kalo boleh minta vote-nya juga yaa😉 kalo menurut kalian cerita ini bagus boleh kok di rekomendasiin ke temen kalian.

Different Soul Where stories live. Discover now