Part 22

11.9K 2K 85
                                    


Happy reading!

¤¤¤

Bian, lelaki itu menajamkan penglihatannya ketika melihat ada yang tak beres dari ekspresi serta wajah Asia.

Pandangannya tertuju pada bibir gadis itu, lipstik yang sudah tak berada pada tempatnya, juga luka yang terdapat di bagian bibir bawah Asia.

Bian tak bodoh untuk mengetahui apa penyebabnya, "Siapa yang ngelakuin?" tanya lelaki itu tajam.

Asia, gadis yang menjadi objek pertanyaan Bian masih terdiam.

Bian bisa melihat ekspresi linglung pada wajah Asia, tangannya terulur, lalu menepuk pelan pipi kanan gadis itu,

"Asia?" panggilnya lembut,

Pandangan Asia yang tadinya tak fokus seketika tertuju pada netra hitam pekat lelaki di depannya,

Asia memejamkan matanya sebentar lalu membukannya kembali setelah beberapa saat,

Setelah mendapatkan kembali pikirannya Asia segera mengalihkan pandangan dari Bian.

"Aku nggak papa" ujarnya pelan.

Bian tak percaya dengan apa yang gadis di depannya ini katakan, tapi ia memilih diam melihat kondisi Asia yang ia yakin sedang tak baik-baik saja.

Bian kembali berdiri tegak, lalu berjalan kembali ke arah mobilnya,

Pandangan Asia yang tadinya menatap ke samping, kini teralihkan mengikuti langkah tegap Bian,

Tak berselang lama, lelaki itu kembali menghampiri Asia, tangan kirinya menenteng sebuah sweater.

"Pakai" tangan kekar itu kembali terulur menyerahkan benda yang ada di tangannya kepada Asia.

Entah bagaimana, Asia yang tadinya baik-baik saja kini merasakan dingin pada tubuhnya,

Bian yang melihat Asia hanya diam saja segera menarik pelan lengan gadis itu agar berdiri, ia dengan telaten memakaikan sweater ke tubuh Asia.

Asia tak  menghindarinya karena ia benar-benar merasa dingin apalagi model dress yang ia pakai saat ini tanpa lengan.

Setelah membenarkan sweater yang di kenakan Asia, Bian menepuk pelan pucuk kepala gadis itu, merasa gemas melihat penampilannya sekarang.

"Ayo pulang"

Bian menarik tangan Asia agar mengikutinya, tapi yang di tarik tetap diam di tempatnya.

Bian menoleh, "Ayo" ucapnya,

Asia menggelengkan kepalanya,

Bian mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

"Abang duluan aja, aku mau naik taksi" ujar Asia pelan,

Bian menatap Asia tak suka, "Nggak" ia kembali menarik tangan Asia, tapi sang empu tetap saja tak mau mengikutinya.

"Asia" tekan Bian, ini sudah pukul sepuluh lebih dan ia tak akan membiarkan gadis di depannya ini pulang sendirian.

"Aku nggak mau di turunin di jalanan lagi kalau nanti sahabat bang Bian butuh bantuan" ucap Asia, selain untuk menghindari dekat dengan Bian, Asia juga sekalian ingin menyindir lelaki itu agar menyadari kesalahan yang pernah lelaki itu lakukan.

Hati Bian seperti tercubit saat mendengar ucapan Asia, ia menyesal dan sudah berulang kali mengumpati dirinya sendiri saat mengingat kejadian itu. Eh tapi darimana Asia mengetahuinya? Baiklah itu tak penting, yang penting sekarang adalah gadis di depannya ini.

Different Soul Where stories live. Discover now