Part 13

15.7K 2.3K 59
                                    

Asia menuruni tangga dengan mata yang terfokus ke arah handphone-nya, tapi segera teralihkan saat telinganya mendengar gelak tawa, ia berhenti di tengah tangga lalu menoleh ke arah ruang keluarga yang terdapat dua pria yang umurnya terpaut cukup jauh sedang menonton acara komedi di televisi,

Entah ini perasaan dari tubuhnya atau dirinya sendiri ia tak tau, tapi melihat dua pria yang tengah tertawa itu membuatnya merasa sangat bahagia, seolah-olah memang mereka adalah keluarganya, sumber kebahagiaannya.

Tak mau hanya melihat, Asia segera menghampiri dua pria tersebut, ia langsung duduk di tengah-tengah antara papahnya dan juga Aaron,

"Ngapain nih? Ketawa ketiwi ngak ngajak-ngajak" ucap Asia

"Lagian kamu daritadi di kamar terus," ucap Hendra sambil mengusap kepala Asia, sedangkan Asia, ia memegang tangan papanya lalu memeluknya dari samping,

"Si? Kamu deketin bang Bian lagi?" tanya Aaron kepo, setelah melihat adiknya duduk tenang

Sedangkan Asia menatap Aaron heran, "Apa? Helow, ngak level ngejar-ngejar cowok duluan,"

Aaron yang mendengar ucapan Asia segera menarik hidung mungil adiknya, "Ngaca, dulu siapa yang sampai ngemis-ngemis mau ketemu bang Bian? Mbak Yani?" mbak Yani itu orang yang bantu bersih-bersih rumah mereka setiap hari, tapi pulang saat malam.

Asia memutar bola matanya, "Itu dulu sekarang ngak, aku kan udah pernah bilang, lagian ngapain sih tanya-tanya begitu?"

"Beberapa hari yang lalu abang liat ya kamu sama bang Bian, lagian bang Bian tumben banget mau repot-repot nolongin kamu pa--" ucap Aaron terpotong setelah Asia membekap mulutnya,

Sedangkan Asia langsung was-was,

"Nolongin apa?" kann

Asia tertawa kaku menatap papahnya, "Anu Pah, itu, Sia ngak sengaja nabrak ayam terus Sia kan kaget, jatoh deh terus bang Bian nolongin Sia, ayamnya juga yang salah ngapain udah di pinggir jalan masih nyebrang segala"

Aaron mengangkat kedua alisnya, pintar sekali adiknya ini mengarang cerita, pikirnya.

Ia segera menjulurkan lidahnya untuk menjilat tangan Asia yang masih membekap mulut seksi-nya.

"IYUHH!" teriak Asia segera sambil mengusap kasar tangannya yang kena air liur ke kaos yang Aaron kenakan,

Sedangkan Aaron tertawa bahagia melihat raut wajah adiknya, "Harusnya kamu seneng, banyak yang ngantri buat di jilat basah sama abang kamu ini,"

Asia segera menjambak rambut Aaron lalu berteriak tepat di telinga kanannya, "AMBIGU TAU NGAK!"

Sedangkan Hendra hanya menghela nafas lelah, akhir-akhir ini ia memang harus terbiasa untuk mendengar teriakan-teriakan keduanya, untung saja rumah-rumah di daerah mereka ini cukup jauh jaraknya antara satu dan yang lain, jika tidak mungkin ia harus mendapat teguran dari tetangganya setiap hari. Di sisi lain ia juga merasa senang melihat pertengkaran keduanya, bukankah pertengkaran kakak-beradik itu menandakan keakraban mereka? Ya, sepertinya begitu.

"Udah! Sia lepasin rambut abang kamu kasian nanti dia botak," lerai Hendra saat melihat kedua anaknya yang masih saja bertengkar, sebenarnya bukan bertengkar karena sedari tadi hanya Asia yang menjambak rambut Aaron, sedangkan sang korban hanya bisa melindungi kepala-nya dengan kedua tangan.

Asia melepaskan tarikan tangannya dari rambut Aaron, saat membuka kepalan tangannya, terdapat banyak helai rambut yang berjatuhan, Asia sendiri bahkan kaget mendapatkan sebanyak itu.

"Kejam kamu dek! Sakit tau," ucap Aaron cemberut, tangannya sibuk mengelus-elus kepalanya.

Asia meringgis, kasihan juga sebenarnya, ia segera menarik kepala Aaron agar menunduk di depannya, lalu ikut mengusap-usap. Walaupun kesal ia juga memiliki rasa sayang untuk abang barunya ini.

Different Soul Where stories live. Discover now