Part 8

17.3K 2.3K 36
                                    

Seperti permintaan Asia kemarin, Honda Scoopy berwarna coklat sudah stay di depan garasi rumah Asia saat ini,

"Kamu beneran bisa naik motor?" tanya Aaron tak yakin saat melihat adik-nya sudah siap dengan setelan seperti anak motor, tapi mungkin ke versi yang lebih unik,

Bagaimana tidak, Asia saat ini memakai setelan dengan hampir semua berwarna coklat, belum lagi jika ia mengendarai motor-nya yang juga berwarna coklat. Aaron juga tidak lupa jika helm adik-nya juga berwarna coklat, Asia sepertinya sedang ingin cosplay menjadi coklat, oke Aaron bingung dengan perumpamaan-nya sendiri intinya saat ini Asia berwarna COKLAT, ntahlah...

"Bisa, abang santai aja," balas Asia yakin, ia segera menghidupkan motor-nya,

Ia menoleh ke arah Aaron yang masih setia memperhatikan pergerakan-nya, "Sia berangkat dulu yaa, abang hati-hati di jalan, kalo sampai kantor bilangin ke papah makasih motornya Sia sukaa, Assalamu'alaikum," ucap Asia sambil tersenyum cerah, akhirnya ia bisa naik motor lagi hahaha

Tapi memang Aaron tidak se-percaya itu dengan Asia, ia juga khawatir terjadi apa-apa dengan Asia saat di jalan, maka dari itu setelah menjawab pelan salam Asia dan melihat Asia sudah melajukan motor-nya, ia segera masuk ke mobil dan mengikuti Asia dari belakang, bisa ia lihat sepertinya Asia sangat senang bisa naik motor, kepala-nya bergoyang ke kanan dan ke kiri, tapi kebahagiaan-nya tidak bertahan lama,

Di depan dekat persimpangan jalan sepertinya ada polisi yang sedang melakukan razia, Aaron bisa melihat adiknya mulai memelankan motornya,

Benar saja, ia ingat!

Apakah Asia memiliki SIM? Tidakk!

Aaron masih diam mengamati Asia dari dalam mobil, ia juga meminggirkan mobil-nya, di depan sana ia melihat salah satu polisi menghentikan motor Asia,

Tak lama dari itu, bisa ia lihat adik-nya menunduk serta menganggukan kepala berulang kali saat polisi memberi-nya wejangan, ntahlah ia tidak tau harus tertawa atau kasihan melihat Asia seperti ini,
Tapi sepertinya jiwa seorang kakak-nya lebih kuat, ia akan turun tapi segera di urungkan-nya saat melihat seseorang yang terlihat akrab sedang menghampiri adik-nya,

Aaron menyipitkan mata-nya, "Eh itu kaya bang Bian, tapi masa sih?" ucap Aaron bertanya-tanya,

"Wehhh!! Beneran bang Bian," Aaron memekik kaget,

Aaron memutuskan untuk tetap diam di dalam mobil dan mengamati situasi di depan-nya, ia ingin melihat untuk apa Bian menghampiri Asia,

"Lain kali kalau naik motor harus membawa surat-surat yang lengkap, apa lagi mbak belum punya SIM, meskipun mbak sudah bisa naik motor tapi akan lebih aman lagi jika mbak memiliki SIM saat berekendara" ucap seorang polisi,

Asia segera menganggukan kepala-nya, "Baik pak"

Ia juga merutuki dirinya-sendiri, kenapa ia bisa lupa kalau saat ini ia tidak memiliki SIM,

"Kalau begitu mba--,"

Ucapan polisi tersebut terpotong oleh suara seseorang yang sepertinya Asia kenal, "Permisi pak,"

Asia segera mendongak saat mendengar suara itu, ia kaget untuk apa Bian ada di sini?

Asia menatap Bian, bersamaan dengan Bian yang juga menoleh ke arahnya, namun Asia segera mengalihkan tatapannya. Eyy dia malu, kenapa mereka bertemu saat dirinya kena tilang?

"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya polisi tersebut saat melihat seorang pria datang memotong pembicaraanya,

"Mohon maaf sebelumnya, perempuan yang bapak tilang ini adik teman saya, jika ada yang perlu di urus saya bisa menjadi walinya dan bisa ikut dengan bapak,"

What?! Apa tadi, wali?!

Asia segera memelototkan mata-nya, dia sudah besar tidak perlu wali segala, memang dasar sepertinya Bian hanya ingin mengejek-nya, ia menatap Bian sinis dan tentu saja tidak di hiraukan oleh Bian,

"Baik kalau begitu, bapak bisa pergi ke kantor polisi untuk mengambil STNK serta membayar denda,"

Bian mengangguk, "Baik pak, terima kasih"

Ia membalikan badan dan segera  berjalan menuju mobilnya, setelah beberapa langkah ia kembali memutar badan-nya, menatap gadis yang sudah beberapa hari ini membuat bingung hati-nya masih berdiri tegak di tempatnya, "Asia," tegur Bian datar,

Asia menatap Bian kesal, "Apa? Emang aku minta bantuan bang Bian? Pake wali-wali segala lagi, emang aku anak kecil apa!"

Bian menipiskan bibir-nya,
"Kamu mau STNK-nya kembali ngak?"

"Iya lah!"

"Yaudah ayo,"

Asia menatap Bian heran, "Ayo kemana?!" balasnya sedikit ngegas, masih kesal dengan Bian yang seenaknya,

"Ambil STNK," geram Bian, lama-kelamaan ia juga kesal dengan gadis di depannya ini yang banyak tanya,

"Yaudah, ini juga mau ambil," balas Asia, ia sudah berjalan untuk menghampiri motor-nya tapi di tahan oleh tangan besar Bian,

"Bareng,"

Asia menatap Bian, "Helmnya cuma satu,"

"Pake mobil"

Asia jengkel mendengar Bian yang ngomongnya cuma setengah-tengah, "Terserah!"

Saat ingin melanjutkan langkah-nya Asia terkejut saat dirinya sudah di seret ke arah mobil Bian, ia merasa de javu dengan keadaan ini,

Asia masih mencak-mencak saat Bian sudah duduk di kursi sebelah-nya,

"Motor aku gimanaa hehh??!" pekik-nya saat mobil yang ia  tumpangi sudah berjalan meninggalkan chocho-nya, nama motor baru Asia, ia masih menatap keluar jendela saat mendengar suara Bian,
"Nanti udah ada yang ambil,"

Asia menoleh ke arah Bian geram, "Ihhh!! Nyebelinn!"

Teriak Asia sambil menjambak rambut Bian yang sudah tertata rapi, "Aww! Asiaa, lepasin ngak tangan kamu, bahaya! Aduh! Sshh!" ringis Bian saat tangan mungil Asia dengan lihai menjambak rambutnya,

Sementara gaduh di dalam mobil mereka, beda lagi dengan keadaan Aaron saat ini, ia masih tak percaya dengan yang di lihat-nya, apakah tadi yang menolong Asia benar Bian?

Bukankah seharusnya Asia yang berusaha mendekati Bian? Tapi apa yang di lihat-nya baru saja adalah Bian yang menolong Asia tapi sepertinya di tolak oleh gadis itu, lalu seperti di film-film, lelaki yang mendominasi biasanya akan memaksa si wanita untuk tunduk kepada-nya,

Aaron segera bergidik saat menyadari pikiran-nya. Baiklah, ia akan bertanya pada bang Bian dan Asia nanti,

Tanpa ingin perpikir lebih banyak Aaron segera melajukan mobil-nya untuk pergi ke kantor, dan sudah di pastikan kalau ia akan kena marah papah-nya melihat sudah pukul berapa saat ini,

》》》》

Gimana nih ceritanya??? Maaf ya kalo masih ada banyak kekurangan hehe🙏 🙏

Dinikmati aja ya bacanyaa, boleh di ingetin kok kalo ada typo😊

Terimakasih buat semua yang udah kasih vote😘😘
Sampai jumpa di part selanjutnyaa~

Different Soul Where stories live. Discover now