Part 14

14.6K 2.2K 22
                                    

Double update!

Ngak nyangka ternyata banyak yang baca😭 makasih buat yang udah mau nugguin aku up😙 selamat datang juga buat pembaca baruuu👋

Happy reading guys

¤¤¤¤

Asia menatap cemberut lelaki di depannya, sedangkan yang di tatap sepertinya tak merasa bersalah sedikitpun,

"Bang Bian kenapa masih di sini sih hah? Udah di bilangin bang Aaron tuh NGAK ADA!"

Asia berteriak kesal kepada Bian, ya lelaki itu dari jam 8 pagi tadi sudah mejeng di sofa ruang tamunya, bahkan ia pun tak tau jika Bian datang kalau saja ia tadi tidak turun ke bawah, bahkan mbak Yani tidak berkata apa-apa.

Bian melirik Asia santai, yang di tatap balik oleh sang empu tentunya dengan tatapan yang sinis, posisi Bian saat ini sedang duduk dengan kaki kanan berada di atas kaki kiri, dan kedua tangan yang di letakan di sandaran sofa, jangan lupakan setelan jas mahal yang ia kenakan, sudah seperti bos yang berkuasa saja, yang sayangnya memang benar adanya.

"Heh denger ngak lo?!"

Bian menatap Asia penuh peringatan, "Yang sopan kamu"

"Ying sipin kimi," Asia tanpa takut mencibir lelaki itu,

Asia harus ingat dengan jelas jika saat ini dirinya masih kesal dengan Bian karena tiga hari yang lalu, bisa-bisanya Bian menurunkan wanita cantik seperti dirinya di pinggir jalan, sungguh perbuatan yang tidak terpuji!

Untung ada Dion yang walaupun rese, sudah mau membantunya.

Tapi ia sedikit memaklumi tindakan Bian karena memang pada kenyataannya wanita secantik dirinya pasti akan tetap kalah dengan wanita yang masih memegang hati Bian kan,

"Kemana?"

Asia menoleh, lalu menunduk lagi untuk bermain hp tak merespon perkataan Bian, perkataan Bian tak jelas, makanya lebih baik diam. Tunggu aja sebentar lagi,

"Asia" panggil Bian,

Baru saat itulah ia mendongak menatap Bian, "Mau jalan-jalan dong mumpung hari ini free, sekalian mau cari penghuni hati baru, yang lama udah kadaluwarsa," sindir Asia, ia ingin melihat apakah lelaki di depannya ini tersindir?

Bian menatapnya tanpa ekspresi,

"Lagian abang udah di bilangin kalau bang Aaron tuh ngak ada, kalau mau cari dia yaudah ke kantornya, kenapa malah kesini? Itu udah pake jas gitu mau kerja juga kan? Yaudah sana buruan, bos kok ngak taat aturan!"

Bian menatap Asia datar, dirinya di usir?

"Kalau orang ngomong di jawab!"

Oke, sekarang Bian merasa seperti sedang di omelin oleh mama-nya.

"Yaudah ayo" ucap Bian,

Asia menatap Bian heran, ayo? Ayo kemana?

"Hah?"

"Katanya mau pergi" balas Bian tenang,

"Ya terus?" tanya Asia bingung, dirinya memang ingin jalan-jalan kemana aja deh, yang penting bisa menyenangkan hati dan pikiran sebelum bertempur lagi dengan skripsi, tapi apa maksud dengan perkataan Bian?

"Sama aku"

Dan Asia semakin terkejut terheran-heran, "Maksudnya?"

Bian menghembuskan nafas pelan, sabar

Asia sepertinya mengetahui pikiran Bian setelah melihat tingkah laku pria itu, "Yang sabar tuh harusnya aku! Abang kalo ngomong yang bener jangan setengah-setengah, udah baik ya Tuhan ngasih abang mulut, ngasih abang suara tapi malah enggak di gunakan dengan baik, nanti di ambil baru tau rasa,"

Bian terdiam di tempatnya, setelah di usir dirinya sekarang di sumpahin?

"Kamu nyumpahin abang begitu?"

"Enggak nyumpahin, tapi kenyataanya begitu"

Bian menatap Asia kesal,

"Kenapa ha?! Ngak terima? Sini maju!" ucap Asia berdiri sambil mengangkat dagunya, kedua tangannya berada di pinggang,

Ini kenapa malah jadi kaya ngajak berantem sih?

Bian merasa lucu, ujung bibirnya berkedut

"Udah deh sana pergi! Aku juga mau keluar keburu siang," dumel Asia, kenapa pria itu betah sekali di rumahnya? Padahal sudah satu jam berlalu,

Ia mengambil tas di sofa yang ia duduki, lalu memasukkan hp ke dalamnya,

"Kalau mau tetep disini yaudah, tapi maaf tuan rumah ngak bisa menjamu, lagian tamunya juga ngak tau malu banget udah di usir juga," cibir Asia,

"MBAK YANI YANG CANTIK TAPI MASIH CANTIKAN AKU, ASIA PERGI DULU YA! NANTI KALO PAPAH PULANG TERUS NANYAIN BILANG AJA ASIA MAU CARI MANTU BUAT PAPAH, ASSALAMU'ALAIKUM" teriak Asia kepada mbak Yani yang sedang berada di dapur,

"IYA NON BERES! WA'ALAIKUMSALAM" balas Yani,

Ini kenapa pada ngak ada akhlak banget sih teriak-teriak, masih ada tamu lagi, Bian termasuk tamu kan? Tapi Asia ngak peduli sih

"Bye!" ucap Asia kepada Bian yang masih menutup sebelah telinganya,

Tak tau saja ia jika Bian juga mengikutinya keluar,

Saat ingin berbelok ke garasi, ada tangan yang menarik pinggangnya, bukan menarik sih lebih tepatnya menyeret,

"Eh eh, apa-apaan nih!" teriak Asia,

Asia berontak tapi karena tenaga Bian lebih besar ia bahkan tak bisa sekedar balik badan, jadi ia hanya bisa pasrah jalan mundur, liat saja nanti,

Setelah sampai di sebelah mobil pria itu, tangan yang membelit pinggang Asia segera terlepas,

Bugh!

Tanpa basa-basi Asia langsung menyikut perut Bian, yang ternyata sangat keras! Pikiran Asia segera di penuhi dengan gambaran perut kotak-kotak,

Tapi itu segera buyar setelah mendengar ringisan di belakangnya, ia membalikan badan,

"Rasain! Lagian siapa suruh nyeret aku?" ucap Asia menatap remeh Bian,

Bian membalas tatapan Asia, "Sakit" gumamnya sedikit cemberut,

"Ganteng doang tapi lemah, gitu aja sakit" cibir Asia,

"Lagian ngapain nyeret-nyeret aku? Minggir aku mau pergi," lanjut Asia,

Bian diam tak sedikitpun menggeser tubuhnya,

Asia memelototkan matanya, "Bang Biannn!"

Tak merespon, Bian malah menjulurkan tangan membuka pintu mobil belakang Asia, lalu mendorong gadis itu untuk masuk ke dalamnya,

"Gak ma-" ucapan Asia terendam saat Bian menutup pintu mobil,

Setelah masuk mobil ia di suguhi dengan wajah masam Asia, tak mau peduli ia segera memakai sabuk pengaman dan segera melajukan mobilnya,

"Bang Bian kenapa sih?" itulah pertanyaan yang sedari kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi ingin Asia tanyakan,

"Hm?"

"Hem hem, lambemu!" balas Asia ketus, ia tak tau jika berbicara dengan Bian itu sangat menguras emosi,

Bian menaikkan sebelah alisnya, "kasar" ucap Bian

"Kenapa?" lanjutnya

"Masih tanya kenapa? Bang Bian sadar ngak kalau bang Bian tuh berubah, kenapa sekarang sikap abang begini ke aku?"

》》》》

Vote jangan lupa ya kawan😉

Different Soul Where stories live. Discover now