Part 10

15.7K 2.3K 19
                                    

Masih pukul setengah empat sore saat Asia keluar dari gedung apartemennya, ia akan mendatangi Bian ke kantornya, pasalnya ia tadi bertanya kepada supir pribadi keluarga wijaya apakah motornya sudah ada di rumah, tapi jawaban yang ia dapat tidak sesuai dengan perkiraannya, motornya belum ada di rumah! Kemanakah motornya? Ia tidak tau karena Bian lah yang bertanggungjawab,

"Sia, beneran ngak mau abang anter?" tanya Renal, ia sudah di beri tahu kejadian yang menimpa Asia tadi,

"Ngak usahlah bang, naik taksi aja"

Renal memeluk Asia sebentar sebelum menepuk pelan pucuk kepala Asia, "Yaudah hati-hati, inget kalo ada apa-apa langsung kabarin abang"

Asia menganggukan kepalanya, "Iyaaa pasti, jagain om sama tante ya bang,"

"Iyaa"

Asia melambai ke arah mobil Renal yang mulai melaju, "Huh" ia menghela nafas kesal,

¤¤¤¤

Kini Asia sudah berdiri di depan gedung perusahaan Bian, nama 'Atmaja Group' terlihat gagah di atas sana,

Asia melihat ke arah dalam perusahaan tersebut, mengamati pegawai yang berlalu-lalang, lalu menunduk mengamati pakaiannya sendiri, ia mengelengkan kepalanya,
"Bodo amat, orang cantik pake apa aja tetep cantik," ucapnya sebelum mengibaskan rambut sebahunya,

Ia masih memakai pakaian pagi hari tadi, kaos polos oversize  berwarna coklat yang bagian ujung depannya ia masukan ke celana, kecuali celana jeans-nya, ia sudah mengantinya dengan celana kulot hitam,

Ia mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam, security yang berjaga di depan pintu lobi segera menundukan kepalanya saat Asia melewatinya, seketika Asia juga menundukan kepalanya,

Ia berhenti di depan meja resepsionis, "Permisi mbak" sapa Asia,

Resepsionis yang sedang menulis tersebut segera mengangkat kepalanya, "Iya, ad-- eh mbak Asia? Ada yang bisa saya bantu mbak?" resepsionis itu bertanya segera,

Asia menganggukan kepalanya, "Mm bang Bian-nya masih di kantor ngak?" tanya Asia,

"Beliau masih di ruangannya mbak"

"Bisa antarkan saya ke sana?" tanya Asia

Resepsionis itu menatap Asia ragu, "E-ee maaf mbak sebelumnya, tapi bukannya mbak biasanya langsung pergi ke ruangan beliau,"

Asia menelan ludahnya, ia baru ingat, dulu Asia sering pergi ke perusahaan Bian untuk sekedar bertemu atau mengantarkan makanan untuk Bian, yang tentu saja keberadaannya tidak di hiraukan oleh Bian, itu juga alasan kenapa sedari tadi banyak pegawai yang mengamatinya bahkan ada beberapa pegawai perempuan yang mencibirnya, tapi tidak ada yang berani secara terang-terangan,

Mereka mungkin sudah hafal dengan kebiasaan Asia, sudah lama ia tidak ke sini dan tiba-tiba sekarang ia datang, mereka menebak mungkin saja Asia kembali melakukan kebiasaanya,

Resepsionis itu memandang Asia yang terdiam, "Mbak?" panggil-nya ragu,

Asia mengedipakan matanya, ia menatap sang resepsionis,

"Eh, maaf mbak malah ngelamun, yaudah saya sendiri saja makasih sebelumnya," setelah mengucapkan itu Asia segera melangkah menuju lift, ia akan mengandalkan ingatan Asia untuk menuju ruangan Bian,

Sedangakan di meja resepsionis tadi ada beberapa pegawai wanita yang berkumpul, "Mulai lagi deh tu si bocah, udah tau Pak Biantara ngak ngelirik dia masih aja batu," ucap salah satu perempuan yang berpenampilan dewasa,

"Iya, kalau aja dia bukan adiknya Pak Aaron, mungkin udah di tendang kali sama Pak Biantara, cewek kok gatel banget," sambung perempuan berambut ikal,

Different Soul Where stories live. Discover now