Part 11

15.6K 2.2K 26
                                    

Asia saat ini terduduk di sofa ruangan kantor Bian, mengamati tangan Bian yang masih asik membolak-balik dokumen kerjanya, ia menghela nafas jengah,

"Lama!" teriak Asia, ia segera berdiri

Bian yang sedari tadi fokus seketika berjengit kaget, ia menatap Asia, "Berisik!" balas Bian ketus,

"Nyenyenye!"

"Bodo amat! Aku pergi sendiri aja!" lanjut Asia setelah mencibir Bian, ia sudah sangat kesal menunggu Bian yang katanya tadi bilang 'sedikit lagi' tapi malah hampir satu jam,

"Berhenti!" ucap Bian saat melihat Asia sudah berjalan ke arah pintu, namun sayang, sang empu nama bahkan tidak menoleh sedikitpun

"Asia! Aku bilang berhenti,"

"Kalo ngak berhenti ngak bakal aku kembaliin motor kamu," ancaman Bian sepertinya mempan, Asia segera membalikan badannya

"Itu motor aku! Papah yang beliin, jadi bang Bian ngak berhak nyita-nyita gitu aja!"

"Yaudah nanti aku tinggal bilang ke papah kamu kalo kamu hampir aja kena tilang karena belum punya SIM, di sita deh motornya" ntah kenapa Bian malah jadi banyak ngomong saat menghadapi Asia,

Asia menatap tajam Bian, "Yaudah ambil, ambil aja motornya! Aku ngak butuh!" Asia sudah terlanjur kesal, ia sudah capek, ingin segera pulang dan beristirahat tapi malah berakhir di sini, ia juga merasa di permainkan oleh Bian.

Asia berbalik lalu membuka pintu ruangan Bian, tanpa ampun ia membanting pintu itu hingga menimbulkan bunyi yang keras, bahkan Andi hampir terjungkal dari kursinya, ia menatap terkejut Asia yang baru keluar dari ruangan Bian, ingin bertanya ada apa tapi segera ia urungkan saat melihat raut wajah Asia yang seperti ingin memakan orang,

Dan tak lama kemudian ia juga melihat sang bos keluar dari ruangannya dengan terburu-buru, sepertinya ingin mengejar Asia,

Ia sering melihat Asia kesal saat keluar dari ruangan Bian tapi tak sampai marah seperti ini, juga tak pernah melihat Bosnya yang terburu-buru ingin mengejar Asia, ia bertanya-tanya apa yang terjadi di antara mereka, namun segera ia enyahkan ke-kepoannya saat teringat dengan pekerjaan yang tengah menunggunya, ia menatap jam, sudah pukul setengah enam sore namun ia masih harus menyelesaikan ini semua. Lembur lagi, pikirnya

Bian ingin mengejar Asia namun lift yang membawa Asia segera tertutup, ia menekan tombol lift sampingnya dan keberuntungan sepertinya berpihak padanya, pintu lift di sampingnya segera terbuka,

Setelah sampai di lantai bawah ia segera keluar, Asia kebetulan juga baru keluar dari lift, tanpa membuang kesempatan Bian segera meraih pergelangan tangan kanan Asia,

Asia tersentak, ia segera memberontak saat melihat orang yang memegang tangannya,

"Lepasin!" tekan Asia dengan suara pelan, ia tak ingin semua pegawai Bian melihatnya dengan Bian seperti ini, namun usahanya tentu saja sia-sia, saat Bian keluar dari lift pun sudah banyak yang menatapnya, apalagi saat melihat Bian meraih tangannya,

Bian menarik tangan Asia agar mengikuti-nya, namun Asia tetap diam tak bergeming, Bian menoleh menatap Asia yang melirik kiri-kanan,

"Ikut atau aku gendong?" bisik Bian yang masih di dengar jelas oleh Asia, ia tau Asia tidak ingin menjadi pusat perhatian, tetapi padahal saat ini mereka sudah menjadi perhatian semua orang,

Tanpa perlawanan Asia mengikuti langkah Bian yang menuju basement, sepeninggalan mereka banyak pegawai yang berbisik, apalagi pegawai perempuan yang tadi pagi sempat mengosipi Asia,

¤¤¤¤

"Naik" titah Bian setelah membuka pintu sebelah kemudi, Asia menurut tanpa protes.
Setelah Asia masuk mobil, Bian juga segera naik, ia melajukan mobilnya keluar dari area parkir,

Different Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang