Part 4

18.8K 2.9K 53
                                    

Sial!

Itulah yang ada di pikiran Asia saat ini, tapi kok ganteng juga?

Asia segera menggelengkan kepala-nya, apaan sih! Inget jangan lemah sama cogan, justru yang ganteng itu malah menyakitkan.

Asia langsung memukul kepala-nya sendiri, anjirlah belum apa-apa udah kalah aja gue, tapi hot daddy banget tuh si Bian, pantes si Asia ampe tergila-gila.

Asia tersadar dari pikirannya, ia memelototkan mata-nya kepada Bian yang sedari tadi masih diam mengamati-nya, sedangkan di sebrang, Bian hanya mengangkat alis-nya.

Aaron melihat tingkah adik-nya heran, "Heh kenapa kamu?"

Asia menolehkan kepalanya menghadap Aaron, "Udah deh abang sana aja tuh sama temen-temen abang, daripada di sini ganggu! Hus hus" usirnya.

"Berani kamu sekarang ya sama abang? Awas kalo tanya-tanya soal bang Bian sama abang, ngak bakal abang kasih tau!"

"Bodo amat! Amat aja pinter"

Sebelum kembali Aaron menyempatkan untuk menarik rambut Asia, "Abang! Ngeselin banget sih!"

Sedangkan sang pelaku hanya tertawa kecil melihat perilaku adik-nya yang sangat berubah itu, bukan hanya itu saja tapi ia juga lebih nyaman dengan penampilan Asia yang sekarang, yang lebih mencerminkan usia-nya daripada penampilan Asia sebelumnya. Abang lebih suka kamu kaya gini dek, batin-nya.

Di meja Aaron,

"Itu beneran Asia, Ron?" tanya Bayu, yang duduk di samping Bian.

"Iya" jawab Aaron,

"Beda banget tu bocah, tumbenan ngak kesini nempelin induknya"
Kekeh bayu sambil menepuk bahu Bian, sedangkan sang empu hanya mendengus sebagai tanggapan.

Mereka bertiga itu sudah berteman dari mereka masih kuliah, di sini Bayu yang paling tua, 28 tahun dan Aaron paling muda, 25 tahun. Sedangkan Bian 27 tahun.

"Gatau tuh, kemarin aja tiba-tiba dia bilang mau jauhin bang Bian" ujar Aaron sambil memainkan sebatang rokok di tangan-nya.

Bayu yang mendengarnya segera tertawa ngakak, "Ngak salah? Palingan trik baru adek lo tuh, kaya di pilem-pilem"

Aaron mengendikan bahu-nya, ia melirik ke arah Asia yang sepertinya sedang menunggu seseorang, "Biarin aja bang, ntar juga balik lagi kalo udah capek pura-puranya, tapi kalo dia beneran sama omongan-nya, bersyukur aja gue daripada dia bersikap kaya wanita murahan cuma gara-gara seorang cowok yang ngelirik dia aja enggak,"

"Gue ngak nyalahin lo kok bang," lanjut Aaron sambil menatap Bian, sedangkan yang di tatap hanya mengangguk,

"It's okey" balas Bian.

"Kasian gue sebenernya sama adek lo Ron, tiga tahun anjir tu anak ngejar-ngejar si Bian, ngak tau aja si Bian kan sukanya sama--"

Ucapan Bayu terhenti karena mendapat tatapan tajam dari Bian, "Ampun bro, peace hehe"

Mereka bertiga tidak tahu saja kalo tujuan Asia mengejar-ngejar Bian salah satunya agar si Bian bisa lupain sahabat-nya itu, karena Asia tahu jika sahabat Bian itu sudah bertunangan, ia tidak ingin Bian berlarut-larut dalam perasaan yang hanya menyakiti dirinya-sendiri, tapi mungkin cara Asia yang terlalu over malah membuat orang yang melihatnya menjadi kesal.

"Eh eh adek lo ketemu siapa tuh Ron?!"

Atensi mereka teralihkan saat mendengar kata-kata Bayu, di sebrang meja mereka, lebih tepatnya meja Asia, ada seorang laki-laki yang lumayan menurut mereka, sedang menyapa dan duduk di depan Asia.

Different Soul Where stories live. Discover now