Part 2

23.7K 2.7K 50
                                    

Saat ini Putri atau sekarang panggil saja ia Asia tengah meratapi nasib yang dialami-nya, ia benar-benar masih tidak percaya dengan hal yang terjadi pada-nya.

Setelah insiden ia pingsan tadi, papah Asia -saat ini menjadi papah-nya juga- menyuruh ia istirahat, karena kata om Ardi, dokter keluarga Wijaya, bilang kalau Asia pingsan karena syok.

Ya iyalah! Gimana ngak syok coba kalo tiba-tiba kalian bangun tapi di tubuh orang lain.

Ia juga memikirkan bagaimana dengan tubuh asli-nya, juga jiwa tubuh yang sedang ia tempati sekarang ini, apakah meninggal? Apakah Asia yang asli bertransmigrasi juga? Lalu apa waktu itu tubuh-nya ditemukan? Dan gimana keadaan tante, om dan bang Renal saat ini? Oke, ia semakin pusing saat memikirkan itu semua.

Ia akan memikirkan semua itu nanti setelah ia bisa beradaptasi dengan tubuh baru-nya ini. Yang harus di syukuri sekarang adalah wajah yang dimiliki Asia sangat cantik, ia juga terlahir di keluarga yang bisa di bilang sangat berkecukupan, walau ibu Asia sudah tiada setidaknya ia masih memiliki ayah, dan ia akan menggunakan kesempatan ini untuk merasakan kasih sayang ayah yang sudah lama tidak ia dapatkan.

Bang Aaron, kakak Asia ini mungkin jika dilihat dari cara-nya memperlakukan Asia, bisa dibilang sedikit benci, bukan benci sih, lebih tepatnya kesal, sangat kesal dengan kelakuan dan watak Asia yang keras kepala, sombong, serta sangat centil dengan mantan kakak tingkat-nya semasa kuliah dulu yang sekarang menjadi teman-nya itu. Bian, Biantara Berkant Atmaja.

Asia sangat tergila-gila dengan pria yang memiliki darah campuran timur tengah itu, sudah tiga tahun jika di hitung dari awal pertemuan mereka, awal yang klise sebenarnya, tapi bagi gadis yang sedang mencari cinta seperti Asia dulu, mungkin adegan itu sangat istimewa hingga bisa membuat Asia yang dulu sedikit lugu, bisa menjadi seperti wanita kurang belaian jika di hadapkan oleh Bian.

Putri sebal sebenarnya, apalagi mengetahui bahwa Bian tidak sedikitpun melirik Asia, ia hanya menganggap Asia sebagai adik teman-nya, tidak lebih. Mungkin terkadang Bian juga kesal dengan kelakuan Asia.

Putri juga tahu bahwa Bian sebenarnya memiliki perasaan terhadap sahabat semasa SMA-nya yang sial-nya bagi Bian bahwa sahabat-nya itu sudah memiliki tunangan. Yah, itu memang biasa terjadi sih dalam persahabatan lawan jenis.

Terutama Putri sangat sangat sebal dengan sikap tidak tahu malu Asia itu, heyy.. wanita itu harus yang diperjuangkan, bukan malah memperjuangkan. Itu prinsip Putri, dan mulai sekarang ia akan menjauhi pria itu -Bian-.

"Oke, sekarang gue harus urutin dulu mana yang bakal gue lakuin kedepannya, biar hidup kedua gue ini bisa sedikit tentram"

"Asia gue ijin ngatur hidup lo ya? Karena sekarang gue yang nempatin tubuh lo, berarti gue punya hak kan?" Guman Putri sambil memejamkan kedua mata-nya.

¤¤¤¤

"Gimana keadaan kamu sayang? Masih pusing?" Tanya papah.

*sekarang Putri kita panggil Asia aja ya

Asia tadi memaksa untuk ikut makan malam di meja makan, karena ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya ini, ia juga bosan sedari tadi hanya rebahan di tempat tidur, "udah gapapa kok Pah, besok Sia masuk kuliah ya?"

Sontak saja setelah mengatakan hal itu Asia mendapat delikan dari papah-nya, "Kamu baru siuman tadi loh Si, gimana kalo di kampus kamu pingsan lagi?"

"Enggak bakal, Sia udah beneran sehat kok. Yaa?? Boleh ya Pah?", rengekan Sia sepertinya tidak mempan pada saat ini.

Aaron yang melihat adegan itu sedari tadi hanya menghela nafas, "Biarin aja sih Pah, nanti kalo pingsan juga dia yang nanggung sendiri"

Asia hanya cemberut mendengar perkataan Aaron, emang nih abang-nya Asia perhatian tapi gengsi.

Setelah rengekan panjang Asia akhirnya ia diperbolehkan masuk asalkan tidak boleh capek-capek, dan harus langsung menghubungi papah-nya atau Aaron jika terjadi sesuatu.

Gini ya diperhatiin papah sama abang? Ya walaupun dulu ada keluarga bang Renal tapi beda aja rasanya. Asia tersenyum memikirkan itu.

Aaron menaikan alis-nya heran saat melihat Asia senyum-senyum sendiri, pasti mikirin bang Bian, huh.

Setelah makan malam selesai Asia mengambil segelas air putih untuk di bawa-nya ke kamar, saat sampai di ujung tangga ia melihat Aaron yang berjalan di depan-nya, "Bang Aaron!"

Aaron menoleh, "Hm?"

"Dingin banget sih"

Aaron memutar mata-nya, "Apaan? Mau tanya soal bang Bian? Abang gak tau. Lagian kamu tuh ya, gak capek apa udah di cuekin juga, ganjen banget jadi cewek. Kalo kamu kaya gitu terus yang ada bang Bian makin jijik sama kamu."

"Apa masih belum kapok kamu? Sampai jatuh dari tangga gitu. Untung cuma dahi kamu yang kepentok, bukan ginjal kamu."

Oke cukup, ia hanya ingin menyapa abang baru-nya itu, tetapi yang ia dapatkan adalah ceramah panjang lebar yang di bumbui dengan kata-kata nyelekit. Juga tak perlu di ingatkan tentang awal mula Asia bisa pingsan dan berakibat diri-nya yang mengantikan jiwa Asia yang asli.

Kalo kalian kepo baiklah, jadi sore itu Asia dapet telepon dari satu-satu-nya teman dekat Asia yang mengatakan jika ia melihat Bian sedang bertemu dengan sahabat SMA-nya, di cafe dekat kampus mereka. Nama sahabat Bian itu Sarah, Sarah Setyaningrum. Seorang designer yang cukup terkenal di kalangan artis.

Benar saja, setelah mendengar kabar itu, Asia buru-buru ingin menghampiri mereka, bukan melabrak tetapi hanya ingin memata-matai, untung jika Asia bisa pura-pura tidak sengaja bertemu Bian dan melancarkan aksi modus murahan-nya.

Tapi naas nya, Asia terpeleset, terjungkal, terbalik saat di pertengahan tangga dan berakhir menggelinding dengan dahi-nya yang menjadi korban, ada benarnya juga kata-kata Aaron, untung bukan ginjal-nya yang menjadi korban.

"Apaan sih bang! Orang aku cuma mau nyapa, sadis banget mulut-nya, lagian ya mulai sekarang aku mau lupain bang Bian."

Aaron tercengang di tempat-nya, tumben sekali adik-nya bicara ketus pada-nya biasanya ia akan di beri kata-kata manis supaya Asia bisa mengorek informasi tetang Bian dari-nya. Dan apa tadi? Mau lupain bang Bian? Hilih prett

"Mau lupain bang Bian?" Aaron terkekeh remeh, "gak percaya abang, kamu itu udah nyaris gila tau ngak kalo berhubungan sama bang Bian, terus sekarang tiba-tiba bilang mau lupain?"

"Yaudah sih liat aja. Oiya satu lagi, abang bisa ngak si ngak perlu ketus kalo ngomong sama aku, nyebelin!" Asia berlalu dari hadapan Aaron yang lagi-lagi tercengang. Wah.. apakah ia harus benar-benar sujud syukur bila yang dikatakan adik-nya itu benar terjadi?

》》》》

Bentar ya bang Bian belum mau nonggol hahaha

Minta vote-nya ya semua😉 kalo menurut kalian cerita ini bagus boleh kok direkomendasiin ke temen kalian.

Different Soul Where stories live. Discover now