17. Baby?

25.2K 1.5K 33
                                    

FransiscoIrina update!

Udah vote?
Kalau udah, here we go.

Irina memuntahkan semua sarapan yang ia masukkan ke dalam perutnya, tangan wanita itu menopang tubuhnya yang terasa lemas di pinggiran wastafel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irina memuntahkan semua sarapan yang ia masukkan ke dalam perutnya, tangan wanita itu menopang tubuhnya yang terasa lemas di pinggiran wastafel.

Lima belas menit berlalu Irina memuntahkan semuanya hingga hanya ada cairan bening yang keluar.

Tubuh ringkih wanita itu merosot dengan matanya yang terpejam, Irina mengusap peluh yang keluar dari keningnya. Tubuhnya benar-benar lemas, Irina bahkan tidak sanggup menggerakkannya sedikitpun.

Sudah tiga hari berturut-turut Irina mengalami hal seperti ini. Mual dan berakhir muntah setiap ia memasukkan makanan ke dalam perutnya.

Irina sudah sering sakit, mual seperti ini bukan pertama kali ia alami. Tetapi entah mengapa kali ini berbeda.

Dengan bersusah payah Irina memaksakan tubuhnya untuk bangkit berdiri, tangannya dengan refleks memegang kening saat kepalanya berputar.

Irina kembali memuntahkan cairan bening itu sampai terbatuk-batuk karena sangat lelah.

Memejamkan mata sejenak, wanita itu bergerak membasuh bibirnya dengan air. Irina mematut dirinya di depan cermin. Tubuhnya yang semakin kurus, lingkarang hitam di bawah kedua kelopak matanya, rambut yang tidak tertata dengan benar, dan beberapa luka lebam di tubuhnya.

Sampai kapan ia harus menahan semua penderitaan ini?

Perlahan-lahan tubuh Irina terisak kecil, punggung ringkih nya bergetar kuat. Suara tangisannya memenuhi kamar mandi tersebut, Irina menumpahkannya di sana.

Ia tidak kuat. Ia tidak sanggup. Bisakah Tuhan langsung mengambil nyawanya saja? Mengapa harus melalui cobaan seberat ini?

Irina tidak bisa menanggungnya.

Setelah menangis beberapa saat, Irina mengatur nafasnya. Walaupun menangis tidak menyelesaikan semua masalahnya, tetapi Irina merasa tenang. Terkadang jika kita sudah lelah dan tidak ada orang yang bisa mendengarkan, solusinya hanya lah menangis. Beban yang ada akan sedikit terangkat.

Irina mengikat rambutnya secara asal sambil melangkah keluar kamar mandi, matanya menatap porsi makanan yang masih banyak. Ia hanya mampu memasukkan dua sendok makanan ke dalam mulutnya, perutnya menolak semua itu.

Sambil menghela nafas panjang, Irina memindahkan nampan berisi makanan itu ke atas nakas.

Irina terpaku di tempat saat ia mengingat sesuatu.

Tubuhnya membeku.

Irina ingat bahwa ia belum mendapatkan menstruasinya.

Wanita itu memutar otak, mengingat-ngingat sudah berapa lama ia telat mendapatkan siklusnya.

His Revenge [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang