Irina Jelena Pavlo dan Fransisco Lonzo. Bagai dua mawar berduri yang saling mencintai namun juga saling membenci. Cinta mereka nyata, namun dendam lebih berkuasa di atas segalanya.
Merangkak penuh darah dengan diiringi deraian air mata. Tanpa keduan...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Jangan mengira bahwa sosok Fransisco mudah di kelabui.
Jangan mengira bahwa ia tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Fransisco tahu segalanya.
Ia tahu mengenai 'hal' sialan yang tengah wanita itu kandung.
"Fuck!" Bunyi pecahan kaca menggelegar di dalam ruangan kedap suara milik Fransisco.
Banyak pecahan botol bir, kaca, dan barang-barang lainnya.
Kondisi tubuh Fransisco pun tidak bisa di katakan baik-baik saja. Darah mengalir di buku jarinya, rambut yang biasanya tertata rapih kini berantakan, matanya yang memerah karena sudah terlampau banyak meneguk bir.
Pikiran Fransisco kacau. Sangat kacau.
Semuanya bermula saat ia memantau pergerakan Irina melalui ruangan pengintai. Semuanya aman sampai dimana kedatangan pelayan pribadi wanita itu, mata tajam Fransisco tidak sedetikpun beralih dari pergerakan Irina.
Dari wanita itu menangis sampai menyampaikan berita yang mampu membuat jantung Fransisco berdetak tidak karuan.
Hamil. Wanita itu tengah mengandung darah dagingnya.
Apa yang ia lakukan kepada Irina tadi adalah untuk melampiaskan seluruh emosinya, tetapi semua nya tidak cukup.
Ini adalah hal berat yang Fransisco alami sepanjang kehidupannya.
Apa yang harus ia lakukan setelah ini?
Di dalam perut Irina ada anaknya, darah dagingnya sendiri. Darah itu terbentuk di dalam rahim wanita yang paling ia benci.
Fransisco sama sekali tidak menginginkan keadaan ini atau bahkan anak itu. Tidak terbersit sedikitpun di dalam benaknya untuk memiliki keturunan dan hal sialan lainnya mengenai itu.
Opsi pertama yang ia miliki adalah melenyapkan bayi itu sebelum terbentuk di dalam rahim Irina.
Tetapi,
Fransisco tidak sekejam itu.
Percayalah, ia masih memiliki hati dan belas kasihan. Walaupun hanya seujung kuku.
Tetapi untuk opsi kedua pun Fransisco tidak yakin. Bagaimana bisa ia menerima bayi itu tanpa menerima ibunya?
"Sialan!" Umpatan kembali keluar dari bibir ranum miliknya.
Fransisco meraih ponsel di atas sofa. Ia tahu siapa yang bisa meredakan sedikit emosi yang masih bergejolak di dadanya.
"Maxime, bawa Dokter Gracia ke ruang bawah tanah. Sekarang!"
![His Revenge [End]](https://img.wattpad.com/cover/260849312-64-k550846.jpg)