43. Peace Of Soul.

18.6K 1.3K 85
                                    

Hola!!! Kalian bosen gak si aku update terus?😌

Maaf kalau ada typo ya!

Jangan lupa vote🌟

_______

Part 43 - Peace Of Soul (Ketenangan jiwa)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 43 - Peace Of Soul (Ketenangan jiwa).

Irina bergerak tidak tenang di sofa ruang tengah, entah mengapa hatinya gelisah dan resah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Irina bergerak tidak tenang di sofa ruang tengah, entah mengapa hatinya gelisah dan resah.

Ia kembali melirik jam yang menempel di dinding, sudah menunjukkan pukul dua malam. Ia menghela nafas untuk menetralisir kekhawatiran yang merasuki hatinya.

Kenapa Fransisco belum kembali? Seharusnya pria itu kini sedang tidur bersamanya di dalam satu selimut yang sama. Seperti beberapa minggu terakhir ini.

"Nona," Irina menoleh pada Bibi Alice yang baru saja datang. Wanita itu memberikan segelas teh hangat untuknya.

"Anda harus istirahat. Pikirkan kesehatan anda dan juga baby," Bibi Alice membenarkan letak selimut yang membalut tubuh Irina saat wanita itu meneguk tehnya.

Irina meletakkan gelas teh di atas meja di hadapannya. Ia menggeleng pelan dengan raut wajah lesu, "Tidak bisa, Bibi. Aku tidak tenang," Tangan Irina mengusap dadanya yang resah.

"Dimana Fransisco sebenarnya?" Lirih Irina. Wanita itu mengusap perutnya dengan lembut, seolah menenangkan calon buah hatinya. "Aku tidak tenang sebelum aku melihatnya dalam keadaan yang baik-baik saja."

Bibi Alice mengusap lengan Irina. Jujur saja ia juga khawatir. Tetapi ia mencoba tenang, sudah sering Fransisco pulang larut malam dan pria itu baik-baik saja.

"Tenangkan diri anda, Nona."

Hanya kata-kata itu yang bisa Bibi Alice lontarkan untuk menenangkan Irina. Ia tidak mau wanita hamil itu memiliki rasa khawatir yang berlebih dan mengakibatkan hal negatif untuk kandungannya.

"Lebih baik Non---,"

"Bibi, apakah itu Fransisco?" Irina menyibak selimutnya saat mendengar suara deru mobil di halaman depan mansion.

His Revenge [End]Where stories live. Discover now