47. Intimacy.

18.3K 1.1K 15
                                    

His Revenge update!
Sebelum membaca wajib vote!

Warning, guys🔞🔞

________

Part 47 - Intimacy (Keintiman)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 47 - Intimacy (Keintiman).

Suara derap langkah kaki berhasil menghentikan pembicaraan hangat antara Irina dan Bibi Alice

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara derap langkah kaki berhasil menghentikan pembicaraan hangat antara Irina dan Bibi Alice. Kedua wanita berbeda usia itu menoleh dan mendapatkan Fransisco dengan setelah jasnya berjalan menuju mereka.

Bibi Alice segera bangkit berdiri dan mengambil nampan di sisi kursi santai yang ia duduki. Kepala wanita paruh baya itu menunduk hormat, "Tuan Fransisco," Sapa nya.

Fransisco tersenyum tipis menatap wajah paruh baya Bibi Alice. Pria itu beralih menatap Irina dan tangannya terangkat mengusap rambut Irina yang masih setengah basah.

"Terima kasih, Bibi." Ucap Irina.

"Sama-sama, Irina." Wanita paruh baya itu menatap Fransisco, "Mari, Tuan Fransisco,"

Fransisco mengangguk sekilas.

Setelah Bibi Alice meninggalkan mereka berdua.

Dengan sigap Fransisco meraih handuk kecil di kepala kursi, kemudian mengeringkan rambut Irina dengan telaten.

Irina tersenyum mendapatkan perhatian kecil Fransisco yang mampu membuat hatinya menghangat.

"Kenapa tidak segera di keringkan?" Fransisco bertanya sambil terus mengusap rambut Irina dengan handuk.

Irina menengadah, wanita itu menggelengkan kepalanya. "Aku baru saja selesai berenang, Frans. Belum lama,"

Fransisco berdecak tidak suka. "Sama saja. Udaranya sangat dingin, Irina. Bagaimana jika kau sakit?"

"Mhmm," Irina memejamkan matanya sambil menikmati usapan Fransisco di rambutnya. "Maafkan aku."

Fransisco menghela nafas kemudian mengecup bibir Irina singkat. "Tidak perlu meminta maaf." Pria itu meletakkan handuk yang basah di atas kursi santai. "Jangan di ulangi lagi." Titah Fransisco.

His Revenge [End]Where stories live. Discover now