20. Irina's Bloody Cry.

25.5K 1.4K 79
                                    

Update!

Jangan lupa vote, guys😘

Jangan lupa vote, guys😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bibi..." Lirih Irina saat Bibi Alice memasuki kamarnya. "Bibi, tolong selamatkan anakku. Aku mohon, Bi.."

"Nona.." Bibi Alice merengkuh tubuh ringkih Irina sambil menangis pilu. Dadanya sakit melihat kondisi Irina dengan darah mengalir di pahanya.

"Bibi, aku mohon. Anakku.." Isak tangis Irina semakin kuat sambil tangannya terus mengelus perutnya.

"Maafkan saya, Nona.."

Irina dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Aku mohon. Selamatkan anakku."

Perhatian kedua wanita berbeda usia itu teralihkan saat pintu baja kembali terbuka, menampilkan sosok yang paling Irina hindari, Fransisco Lonzo.

"Irina..." Fransisco berdecak sambil menggelengkan kepalanya.

Irina menangis sambil bergeser terseok-seok, tangannya memegang kaki Fransisco dengan erat. "Aku mohon kepadamu. Selamatkan anakku." Irina tidak peduli apapun yang akan pria itu lakukan kepadanya, yang terpenting buah hatinya selamat.

Fransisco menaikkan sebelah alisnya, menatap Irina dengan enteng. "Apa yang harus di selamatkan? Anak itu?"

Irina menatap Fransisco dengan air mata yang tidak berhenti mengalir. Bukan hanya fisiknya yang sakit, tetapi hatinya jauh lebih tergores. Anak itu? Tidakkah Fransisco tahu bahwa bayi yang tengah ia kandung adalah bagian dari darah dagingnya juga?

Fransisco tertawa sambil menangkup rahang Irina. "Seharusnya 'bayi' sialan itu tidak pernah tumbuh di dalam rahimmu!"

Irina menggelengkan kepala, "This is your baby too!" Gertaknya dengan keras.

"My baby?" Dengan tidak berperasaan Fransisco menghempaskan rahang Irina, "Never!"

Tangisan Irina semakin pecah, matanya memandang Bibi Alice yang berdiri di dekat pintu. Menangis dan memandangnya dengan perasaan bersalah.

Sampai disini Irina paham apa yang terjadi. Sangat paham!

Dengan tekad yang kuat Irina kembali memegang kaki Fransisco, kemudian apa yang wanita itu mampu lakukan membuat Bibi Alice melebarkan matanya. Begitupun dengan Fransisco.

Irina mencium kedua kaki Fransisco.

"I beg you, Fransisco. Save my baby."

Setelah itu Irina kehilangan kesadarannya.

_____

Irina mengerjapkan matanya, saat matanya terbuka sempurna hal pertama yang ia lihat adalah seorang pria paruh baya dengan pakaian dokternya.

"Selamat malam, Miss Pavlo." Sapa pria itu sambil tersenyum.

Irina membalas senyuman itu, matanya melirik tangan kanannya yang terdapat infus.

His Revenge [End]Where stories live. Discover now