18. Mari Bercinta

25.6K 770 50
                                    

[ ᵀʰⁱˢ ᵖᵃʳᵗ ᶜᵒⁿᵗᵃⁱⁿˢ ᵃᵈᵘˡᵗ ˢᶜᵉⁿᵉˢ 🔞 ]
Happy Reading

ᴿᵉᵛⁱˢᵉᵈ ⱽᵉʳˢⁱᵒⁿ

×××

ARKA :

Terlihat dari kejauhan Dara jalan bersama Lisa--temannya sembari tertawa. Entahlah apa yang mereka tertawakan, aku tidak peduli. Aku senang bisa melihat Dara telah bisa tersenyum selepas ini. Setelah sekian lama dia mengobati rasa takut dan traumanya. Syukurlah Dara perlahan-lahan sudah mulai kembali seperti dulu.

Sekarang aku harus melindunginya dari Furi yang masih berkeliaran bebas disekitar kita. Cukup sulit untuk menemukan tepat persembunyiannya. Semenjak berhasil kabur, aku tidak mendengar lagi kabar tentangnya. Semua orang yang aku kerahkan untuk mencari Furi tidak bisa menemukannya. Furi hilang bagaikan ditelan bumi. Aku takut Furi sudah merencanakan hal yang lebih gila dari sebelumnya. Mengganggu ketenangan kehidupan rumah tanggaku dengan Dara.

"Arka, kau baik-baik saja 'kan?" tanya Dara yang tiba-tiba sudah berada didalam mobil. Dia menggenggam tanganku erat. Aku terlalu fokus memikirkan hilangnya Furi hingga tidak sadar Dara sudah ada di sampingku.

"Arka... Apa yang kau pikirkan?" tanyanya lagi.

Aku menggeleng pelan. "Tidak ada apa-apa. Hanya beberapa pekerjaan harus segera aku selesaikan sebelum kita pergi liburan."

Maaf, Dara. Aku tidak bisa memberitahu kebenaran bahwa Furi masih bebas berkeliaran diluar sana. Aku tidak ingin melihatmu merasa khawatir. Sebisa mungkin aku akan menjagamu tetap aman.

"Benarkah? Kita akan liburan?!" Dara terlihat sangat senang. Meremas tanganku tidak percaya aku benar-benar mengabulkan keinginannya untuk pergi liburan.

"Iya, sayang."

"Aku kira kau lupa soal liburan kita," ucap Dara.

"Mana bisa aku melupakan keinginan istriku tersayang."

"Oh, so sweet banget. Kapan kita pergi?" tanya Dara.

"Emm... Setelah kau ujian akhir semester tentunya," jawabku.

Dara langsung memelukku erat. Berterima kasih kepadaku. Mencium pipi dan bibirku berulang-ulang. Mengungkapkan perasaan bahagianya.

"Terima kasih, Arka. Aku mencintaimu," pungkasnya.

Aku tersenyum membalasnya. Aku cium bibirnya setelah itu melajukan mobilku pulang ke rumah. Selama diperjalanan Dara terlihat sangat senang. Dia bahkan telah merencanakan apa saja yang ingin dia bawa. Kemana kita akan pergi selama liburan.

Melihatnya begitu bahagia, membuatku ikut bahagia. Cara membuat Dara bahagia sangat mudah. Dia tidak meminta hartaku. Dia hanya meminta waktu bersamaku. Bahkan selama ini, aku tidak pernah mendengar Dara meminta uang kepadaku. Selalu aku yang memberikan uang kepadanya terlebih dahulu. Kadang Dara malah meminta uang jajan kepada mamanya. Padahal dia tahu bahwa suaminya sangat kaya raya. Dia bisa meminta apapun yang dia mau. Tapi Dara sangat berbeda dari semua wanita yang pernah aku kencani. Dan aku merasa sangat beruntung.

Aku pinta Dara untuk membuka dasbor mobil. Ada sesuatu yang seharusnya aku berikan kepadanya sejak dahulu. Karena Dara tidak pernah meminta uang untuk belanja kepadaku, aku jadi tidak pernah berpikiran untuk memberinya black card.

"Arka, kartu apa ini?" tanya Dara tidak percaya.

"Gunakanlah sesuka hatimu. Jangan pernah malu lagi untuk meminta uang kepadaku. Uangku, uangmu juga. Aku bekerja siang sampai malam untuk membahagiakanmu," jawabku melirik kearahnya sesekali karena aku harus fokus menyetir mobil.

MY PASSIONATE IT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang