01. Si Gadis

318K 6.1K 195
                                    

Happy Reading

ᴿᵉᵛⁱˢᵉᵈ ⱽᵉʳˢⁱᵒⁿ

×××

7 tahun kemudian
Jakarta, 18 April 2018

DARA :

Gila! Aku keringetan. Padahal diluar sedang turun hujan dengan deras. Wajahku menegang. Aku gigit bibir bawahku sembari mencoba meresapi film yang aku lihat saat ini. Aku peluk guling erat-erat sambil sesekali menutup mata saat ada adegan yang sangat syur. Padahal semuanya adegan yang ada di film ini sangat mesum. Tidak ada gunanya juga aku menutup mata sesekali.

Sekarang aku sedang menonton film blue kiriman dari Lisa. Sumpah! Ini mah panas banget. Lisa selalu punya film-film blue keluaran terbaru. Entahlah dia dapetnya dari mana. Dan tak lupa juga dia bagi-bagi dosanya ke aku.

"Asem banget, Lisa. Aku kira video apaan. Ternyata film blue! Dia 'kan udah tahu aku berusaha tobat dalam minggu ini," gerutuku sambil menutup layar laptop cepat dan segera berlari kecil ke kamar mandi. Sejak tadi aku sudah menahan rasa untuk buang air kecil karena ingin menyelesaikan filmnya dulu. Kalau cari dosa nggak usah setengah-setengah. Betul, tidak?

Setelah mengosongkan kantung kemih, akhirnya aku merasa lega. Segera aku buka handphone dan menghubungi Lisa. Dia pasti menunggu pesan dariku tentang bagaimana kesanku setelah menonton film biru yang baru saja dia kirimkan kepadaku.

Lisa 💃 :
Gimana? Gimana?
Udah nonton belum?
Cepetan bales!

Dara 🌻 :
Udah dong.
Lumayanlah.

Lisa 💃 :
Lumayan gimana?
Yang jelas dong. Gue masih punya banyak stok film terbaru Jhonny Sins!

Dara 🌻 :
Iya lumayan nambah dosa.
Udahlah kurang-kurangin lihat begituan. Gue nggak pengen halu mulu, sekali-kali cari apa yang asli wkwkwk

Lisa 💃 :
Nah itu!
Andaikan emak gue ngebolehin gue deket-deket cowok. Udah pasti gue libas semua cowok di sekolah.

Dara 🌻 :
Iya-iya.
Udah jangan ngarep 🤭
Dilibas Calista and the geng kita bakal kalah. Dah ya aku mau tidur dulu. Bentar lagi papa bakal patroli.

Lisa 💃 :
Iya sana tidur!
Besok jangan sampai telat! tim band lo tampil pertama kali!

Dara 🌻 :
Siap mbak OSIS! 👍

Segera aku matikan handpone supaya tak ada yang mengganggu tidurku dan tidak lupa lampu kamar sebelum tidur. Kemudian aku rapikan kasur dan masuk kedalam selimut. Menutupi selimut sebatas leherku. Berpura-pura sudah tidur sampai Papa masuk ke dalam kamar untuk mengecek keadaanku.

"Satu ... Dua ... Tiga ...." dalam hati aku menghitung derap langkah Papa yang semakin mendekat ke kamarku. Dan tepat hitungan ke tiga Papa membuka pintu kamarku untuk mengecek apakah aku sudah tidur atau belum. Tidak lupa Papa mengecek kotak obatku di atas meja belajar sudah diminum atau belum sebelum beranjak tidur.

Bodohnya aku lupa minum obat malam ini karena terlalu fokus menonton film biru yang dikirimkan Lisa kepadaku tadi. Papa menyalakan lampu kamar dan duduk disampingku. Menggoyangkan tubuhku pelan agar bangun.

MY PASSIONATE IT'S YOUWhere stories live. Discover now