19. Full Of Love

18.1K 638 29
                                    

[ ᵀʰⁱˢ ᵖᵃʳᵗ ᶜᵒⁿᵗᵃⁱⁿˢ ᵃᵈᵘˡᵗ ˢᶜᵉⁿᵉˢ 🔞 ]
Happy Reading

ᴿᵉᵛⁱˢᵉᵈ ⱽᵉʳˢⁱᵒⁿ

×××

ARKA :

"Mommy tidak pernah melarang kalian untuk bercinta. Silakan lakukan sepuas-puasnya. Tapi perlu diingat, Dara masih sekolah. Lebih baik jangan buat Dara hamil. Mengerti, Arka?!" tegur Mom kepadaku.

Sial, Mom tidak tahu aku hari ini dua kali keluar didalam. Salah satunya karena ulahnya juga mengagetkanku. Semoga saja Dara tidak hamil.

Aku tekuk lengan kemejaku. Mengangguk mengerti apa semua perkataan Mom. Lebih baik aku tidak perlu membantahnya daripada masalahnya menjadi semakin besar. Mom sering sekali membesar-besarkan masalah.

"Iya, Mom. Aku tahu. Sekarang lebih baik Mom pulang saja. Dad pasti sudah menunggu Mom," ucapku baik-baik.

"Loh-loh mau mengusir Mom?!" sungut Mom.

"Bukan seperti itu. Ah, terserah Mom saja." Aku jadi merasa sangat haus setelah mendengar siraman rohani dari Mom. Mom memang selalu cerewet. Untung saja Dara tidak seperti Mom.

"Itu anak, ya. Dibilangin ngelawan mulu. Dara sabar-sabar ya sama Arka. Anaknya memang begitu dari dulu," kesal Mom.

"Iya, Mom, aku paham kok. Arka baik banget sama Dara. Mom nggak perlu merasa khawatir," ucap Dara meyakinkan Mom.

Mom menebah dadanya lega. "Syukurlah, Arka berubah jadi lebih baik setelah sama kamu. Dia tidak main wanita dibelakang kamu, 'kan?"

Dara menggeleng pelan. Melirik kepadaku sebentar dan menatap kembali Mom. "Sepertinya tidak. Aku percaya sama Arka."

"Dulu waktu masih muda, Arka itu anaknya nakal, tidak bisa diatur, dan sering ganti-ganti pacar. Ada saja perempuan yang setiap malam dibawa pulang. Aduh, Mom pusing setiap hari marah-marah sama Arka."

Sial! Apakah Mom berniat ingin menghancurkan pernikahanku dengan Dara. Kenapa harus membahas masa laluku. Seperti tidak ada bahan pembicaraan yang lain.

Aku urungkan niatku untuk pergi ke dapur. Rasa hausku hilang seketika. Sekarang yang lebih penting adalah mempertahankan keharmonisan rumah tanggaku dengan Dara.

"Tumben sekali Mom main ke rumah. Ada apa, Mom?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan tentang masa laluku yang kacau.

"Oh, iya sampai lupa. Mom kesini mau kasih kalian tiket liburan ke Bangkok. Sebenarnya tiket liburan ini untuk Dad dan Mom. Tapi karena Dad dan Mom sudah tua, tidak bisa berpergian jauh. Lebih baik kalian saja yang pergi. Bagaimana? Setuju?"

Tentu saja setuju. Pas sekali dengan rencana liburanku dan Dara. Dara langsung mengangguk setuju lalu memeluk Mom dengan erat. Berterima kasih telah baik dengannya selama ini. Rasanya damai melihat Mom dan Dara berpelukan dengan penuh kasih sayang.

Tidak lama kemudian Mom pamit pulang karena Dad sudah menelepon. Sudah rindu katanya. Mom dan Dad memang sudah tua tapi gairah percintaan mereka serasa seperti anak muda.Tak apalah, Mom segera pergi saja. Mengganggu aktifitasku dengan Dara.

MY PASSIONATE IT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang