24. Ada apa dengan diriku?

8.4K 414 23
                                    

[ ᵀʰⁱˢ ᵖᵃʳᵗ ᶜᵒⁿᵗᵃⁱⁿˢ ᵃᵈᵘˡᵗ ˢᶜᵉⁿᵉˢ 🔞 ]
Happy Reading

ᴿᵉᵛⁱˢᵉᵈ ⱽᵉʳˢⁱᵒⁿ

---

Mencari feel saat menulis di setiap part cukup sulit. Setelah apa yang terjadi di real life author. Maaf jika sudah menunggu terlalu lama. Dan mungkin banyak sekali kekurangan di part-part akhir cerita ini. Sebisa mungkin author akan menamatkan cerita ini. Walaupun mungkin butuh waktu lebih lama.

Selamat membaca ♥️

---

ARKA :

Dara bertepuk tangan pelan sambil meraih kantong plastik dari tangan bodyguardku. Wajahnya terlihat sangat senang dan bercahaya. Dara tersenyum kepada bodyguard lalu meninggalkanku pergi lari kecil ke dapur. Tanpa mengucapkan ‘terima kasih’, atau bahkan tersenyum kepadaku. Sialan. Jangan sampai Dara berpaling dariku.

"Apa ada yang perlu saya carikan lagi, Tuan?" tanya bodyguardku.

"Tidak! Kau di pecat!" jawabku.

"Hah? M-maaf... Tuan. Apakah saya telah melakukan kesalahan?"

"Aku tidak suka istriku tersenyum kepadamu. Pergi dari sini atau aku pukuli wajahmu!" murkaku lalu beranjak meninggalkannya. Aku merasa muak melihat wajahnya. Apalagi saat melihat Dara tersenyum begitu manis kepadanya.

Sial! Baru aku sadari setelah beberapa menit. Pertama kali ini aku memecat bodyguard karena masalah sepele. Bukan... Ini bukan masalah sepele. Dia tadi juga membalas senyuman dari Dara. Iya aku bisa memastikan hal itu. Kepalaku terasa pening ketika mengingatnya. Bodyguard tak tahu diuntung itu memang pantas dipecat.

Baiklah aku harus melihat apa yang dilakukan Dara di dapur sebelum beranjak tidur. Hampir semalaman aku tidak tidur. Badanku rasanya sangat lelah tapi ketika melihat Dara makan rujak buah dengan lahap rasa kantukku seketika hilang.

Aku hampiri Dara yang masih sibuk dengan makanannya. Tidak peduli dengan kedatanganku. Dia sepertinya masih marah kepadaku padahal keinginannya sudah kupenuhi.

"Masih marah? Kau sudah janji untuk tidak marah lagi jika aku turuti keuanganmu," ucapku pelan-pelan agar Dara tidak tersinggung lagi.

"Aku tidak pernah berjanji kepadamu, Arka."

Okay, baiklah lebih baik aku diam dan mengalah saja. Emosi Dara sering naik turun. Mungkin dia sedang masa menstruasi. Aku tidak perlu khawatir. Hampir semua wanita selalu marah-marah saat menstruasi. Mom dulu juga sering marah-marah tidak jelas sebelum mengalami masa menopause. Tapi jarang sekali Dara marah seperti ini. Sudahlah.

"Baiklah, aku pergi ke kamar dulu. Aku harus istirahat. Sejak kemarin aku belum tidur," pamitku.

"Iya. Pergi sana!" usirnya ketus sambil menyuapkan sesendok buah ke dalam mulutnya.

"Kau akan menyusulku ke kamar 'kan?" tanyaku memastikan.

"Aku tidak mengantuk," jawabnya. Aku mengangguk pelan dan pergi meninggalkannya sendiri di dapur. Dara masih ingin sendiri sepertinya. Tuhan kenapa kesabaranku sangat diuji akhir-akhir ini.

MY PASSIONATE IT'S YOUWhere stories live. Discover now