29. Completion

88.8K 3.7K 300
                                    

Happy Reading

ᴿᵉᵛⁱˢᵉᵈ ⱽᵉʳˢⁱᵒⁿ

Dua bulan yang lalu

ARKA:

Bodoh. Aku akui diriku memang sangat bodoh. Dengan mudahnya aku bisa masuk ke dalam perangkap yang dibuat oleh Furi. Furi berhasil kabur dan sekarang dia berusaha untuk membalasku. Dia sungguh licik memanfaatkan kelemahanku. Dara dan Mommy.

Tiba-tiba pesan anonim mengirimiku sebuah ancaman bahwa dia telah menculik mamaku. Terlampir pula foto Mommy sedang dibekap oleh beberapa pria bertubuh tinggi besar. Dia juga mengancam akan membunuh Mom jika aku tidak segera datang untuk menemuinya. Tentunya aku tidak semudah itu percaya. Itu bisa saja foto editan. Tapi hatiku menjadi tidak tenang.

Sial! Ini hanya foto editan tapi terlihat terlalu nyata. Tenang Arka, jangan gegabah. Aku mencoba untuk menelepon Dad, menanyakan keberadaan mama sebenarnya. Namun Dad tidak mengangkat telepon dariku. Berulang-ulang aku mencoba menghubungi Dad dan Mom. Sama sekali tidak ada jawaban.

Akhirnya aku telfon rumah, akhirnya dijawab oleh salah satu pembantu. Dia berkata sejak pagi Mom sudah pergi. Sementara Dad ada pekerjaan di luar kota sejak kemarin. Mungkinkah?

Pesan anonim itu terus mengirimiku pesan ancaman hingga aku merasa sangat emosi jika memang benar Mom di culik.

Cepat datang kesini! atau mama kesayanganmu ini akan kubunuh!

"Sial! Awas saja jika Mom terluka!" desisku penuh emosi. Tanpa pikir panjang, aku tinggalkan Dara sendirian. Walaupun dia tidak benar-benar sendirian, aku meminta salah satu penjagaku untuk mengawasinya dari jauh. Karena aku tahu Dara tidak suka dengan penjagaan yang ketat. Sangat berat bagiku untuk meninggalkan Dara sendirian, namun pikiranku telah kalut oleh Mom. Disisi lain aku juga tidak ingin Dara mengetahui bahwa Mom telah diculik, dia pasti akan sangat khawatir.

Entah mengapa saat itu aku mudah sekali tersulut emosi, tanpa memikirkan hal lain yang lebih terencana. Aku segera mendatangi lokasi sesuai kiriman dari pesan anonim itu. Baru saja aku turun dari mobil, ada benda keras yang menghantam kepalaku dari belakang. Semua pengawalku dihabisi oleh orang-orang sialan itu. Detik itu juga aku kehilangan kesadaranku. Sebelum aku kehilangan kesadaranku sepenuhnya, diujung lorong terlihat Furi tertawa penuh kemenangan.

Saat aku tersadar ternyata semua hanya tipu daya dari Furi. Foto yang dikirimkan Furi bukanlah Mom. Itu hanya sebuah foto editan untuk mengelabuhiku. Berarti benar dugaanku tadi. Damn, dia memang sungguh licik. Jika aku lebih berhati-hati setidaknya aku tidak akan terkurung ditempat persembunyian Furi.

***

"Sayangku... Tidakkah kau merasa lelah telah berada disini berminggu-minggu? Cukup akui saja aku lebih hebat darimu dan tanda tangan surat ini, sayang. Maka aku tidak akan melukaimu, justru aku akan menjadikanmu boneka kesayanganku," bisik Furi seraya mencengkram wajahku. Meludahiku dengan emosinya yang terpendam selama ini.

"Bagaimana Arka?! Cepat tanda tangan! Sampai kapan kau akan mengakui diriku dan berlutut kepadaku!" geram Furi yang terus menerus membuatku untuk berlutut didepannya, mengakui kehebatannya, dan memberikan semua kekayaanku kepadanya. Sampai mati pun aku tidak akan sudi.

"AKU AKAN MEMBALASMU ARKA! KAU TELAH MERENGGUT SEMUA MILIKKU! KINI AKU AKAN MERENGGUT SEMUA MILIKMU! TERMASUK GADIS JALANG ITU! CEPAT BERLUTUT KEPADAKU!" bentak Furi. Aku sama sekali tidak bergeming. Walaupun sudah berkali-kali diriku dipukul, ditampar, dan diludahi aku tidak akan mengakui kemenangannya. Aku justru tertawa dengan keras, membuat Furi semakin marah. Dia meminta orang suruhannya untuk memukuliku kembali. Entah sudah keberapa kali mereka memukulku. Rasanya tubuhku sudah sangat mati rasa oleh pukulan mereka.

MY PASSIONATE IT'S YOUWhere stories live. Discover now