05. Hubungan Antara Kau dan Aku

232K 5.4K 70
                                    


Happy Reading

ᴿᵉᵛⁱˢᵉᵈ ⱽᵉʳˢⁱᵒⁿ

×××

ARKA :

Gadis culun ini terus menolak panggilan telepon dariku. Padahal aku ingin memberikan sedikit kabar dari kehilanganku selama ini. Pastinya dia khawatir bukan aku menghilang tanpa kabar sebelum pernikahan kita.

Akhirnya aku mengiriminya pesan walaupun hanya di baca saja olehnya. Gadis culun itu lama-lama menyebalkan. Awas saja besok aku akan membalasnya. Aku lempar handphoneku ke sembarang arah namun dengan sigap Renzy-temanku menangkapnya.

"Woy, bro jangan buang-buang handphone mulu. Udah lima kali ya, lo ganti handphone selama seminggu ini!" tegur Renzy.

"Bodoh amat. Duit gue nggak akan habis kalau cuma beli handphone," jawabku ketus. Renzy sudah paham bagaimana sifatku. Dia meletakkan handphoneku diatas meja dengan aman. Lalu tak lama kemudian ada notifikasi balasan pesan dari gadis culun yang akan aku nikahi besok.

Aku segera mengambil handphoneku kembali. Ada sedikit rasa lega handphoneku masih baik-baik saja. Andaikan handphone ini sudah rusak aku tidak bisa membaca pesan dari Dara.

__________

Dara 🌻 :
Maaf, aku kira tadi nomor orang jahil.
Selamat malam. Sampai jumpa besok.

_________

Cih! Sudah aku duga gadis itu akan membosankan. Seharusnya dia mengirimiku foto bugilnya atau apapun itu dari tubuhnya. Padahal aku calon suaminya. Gadis culun itu benar-benar polos. Dia terlihat begitu kaku. Bagaimana aku bisa menerima sebagai istriku dulu. Dia terlalu jinak bagi diriku yang buas.

Aku tidak berniat membalas pesannya. Suasana hatiku sangat buruk. Aku tidak ingin memperburuknya dengan menanggapi Dara.

"Lo beneran mau nikah?"

Untuk kesekian kalinya, Renzy menanyaiku hal yang sama. Memang kenapa jika aku serius untuk menikah. Lagi pula aku menikah karena perintah Daddy. Pernikahan ini sudah diatur sejak 7 tahun lalu. Gila memang.

Perusahaan papa Dara-Dion terancam bangkrut. Disaat itulah Daddy datang ke Dion menawarkan bantuan, dengan syarat menikahkan anak gadisnya denganku.

"Arka?! Lo dengerin gue nggak sih," tegur Renzy mulai kesal.

Aku menghembuskan nafas berat. "Mau gimana lagi. Gue bakal nikah besok. Jadi malam ini terakhir kali gue bebas cicip sana sini."

Para penari berpakaian terbuka mulai menari. Bukan. Mereka bisa disebut tampak telanjang menari didepanku. Malam ini adalah malam terakhir aku melajang. Tak bisa kalau dilewatkan tanpa pesta lajang. Tidak banyak yang aku undang. Hanya teman-teman terdekat saja, termasuk si Renzy.

Para penari itu menari dengan begitu erotis. Salah satu dari mereka mendekat kearah ku. Kusesap vodka sedikit demi sedikit sembari mengamati tariannya yang semakin liar didepanku. Bermaksud menggodaku untuk memuaskannya malam ini.

Aku lambaikan tanganku kepadanya. Mengisyaratkan untuk mendekat kepadaku. Penari itu dengan senang langsung duduk mengangkang dipangkuanku. Sedikit menggoyang-goyangkan pantatnya diatas tubuhku. Berusaha untuk menggodaku. Tangannya berusaha untuk mencari-cari sesuatu milikku dibawah celanaku.

"Siapa namamu?" tanyaku.

"Brenda, Tuan," ucapnya centil dengan nada menggoda. Kurasa malam ini bisa digunakan untuk bermain main sebentar.

"Berdiri!" perintahku kepada Brenda.

Aku tepuk pundak Renzy dan beranjak berdiri dari tempat dudukku. "Gue bungkus dulu. Jangan lupa bayar semua minuman teman-teman. Besok gue ganti duit lo."

"Eh, beneran lo?!" pekik Renzy kaget.

"Iya gue ganti duit lo besok. Tenang aja," ucapku santai.

"Bukan itu maksud gue. Gila lo ya, Arka! Lo besok nikah malah bungkus cewek!"

Tanpa mendengarkan balasan Renzy aku langsung menarik tangan Brenda dengan kasar. Mengajaknya untuk naik ke lantai atas. Dimana sudah disediakan kamar VVIP bagi siapa saja yang ingin memuaskan nafsunya. Termasuk diriku.

×××

DARA :

"Gila emang Manuel Ferrera! Selalu bergairah gue," celetuk Lisa saat kita nonton bareng video-video dari situs XNXX.

"Mangkanya gue koleksi semua film-film dia," tanggapku sambil terus memperhatikan videonya.

Tiba-tiba Lisa menutup layar laptopnya dan menatapku tajam. "Eh, mana boleh lo lihat porno! Besok lo mau nikah tahu!

"Emang apa hubungannya? Mama sama papa gue udah tidur dari tadi. Lagian kita pakai earphone. Nggak akan kedengaran. Lo tenang aja," ucapku menenangkan Lisa.

"Kayak kurang etis gitu nggak, sih. Masa' Lo mau nikah pagi, malemnya lihat video porno. Kayak seharusnya lo mau nikah banyakin doa, malah maksiat," terang Lisa.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal dan mengangguk paham. Betul juga. Besok aku mau nikah bukannya banyakin berdoa malah nonton video porno. Setelah itu aku matikan laptopku dan bersiap-siap untuk tidur.

"Lis, aku nggak bisa tidur. Besok gimana, ya?" tanyaku kepada Lisa yang tidur disampingku. Tapi tidak ada respon darinya. Saat aku cek, Lisa sudah tertidur pulas lebih dulu. Tidur membelakangiku.

Sepertinya aku nggak bisa tidur malam ini. Aku terus terbayang-bayang wajah Pak Martino. Bukan, seharusnya aku panggil dia Arka. Tapi agak canggung mengingat dia lebih tua dariku.

Ngomong-ngomong malam ini Pak Martino lagi ngapain, ya?

Dia bisa tidur nggak, ya?

Kok tadi dia nggak bales pesan aku?

Aku nggak bisa tidur memikirkan bagaimana pernikahanku besok.

To Be Continued

MY PASSIONATE IT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang