71. Ini Pertanda Apa?

33.1K 2.6K 157
                                    

HAPPY READING 💙•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY READING 💙


Aarav menatap Kanaya yang sedang tertidur pulas di brankar kamar inap VIP nya.

Sejak kemarin Kanaya sudah masuk ke rumah sakit di karenakan Aarav yang terus memaksa perempuan itu.

Aarav bilang, ia tidak mau mengambil resiko ada kepanikan saat Kanaya hendak melahirkan padahal posisi mereka masih di rumah sehingga akan terjadi hal hal yang tidak di inginkan.

Jadilah Kanaya berakhir di rumah sakit.

Usia kandungan nya sudah memasuki bulan ke 9 dan HPL Kanaya adalah 2 hari lagi.

Bahkan sejak kemarin saat hari pertama Kanaya masuk rumah sakit Aarav sudah siap siaga menjaga dan mendampingi Kanaya.

Ia tidak pernah meninggalkan Kanaya barang sedetikpun, Aarav akan selalu berada di samping Kanaya.

Memberikan semangat dan dukungan untuk istri tercinta.

"Aarav..." Saking fokusnya Aarav menatap wajah Kanaya yang terlelap ia sampai tidak menyadari jika ada bunda yang memasuki kamar rawat inap Kanaya.

"Aarav" Bunda kembali memanggil, kali ini disertai tepukan ringan di punggung Aarav.

"Eh bun" Aarav dengan segera berdiri dan mencium tangan bunda.

"Udah shalat nak? Kalau belum shalat dulu ya, biar bunda yang jagain Naya"

"Kalau gitu Aarav tinggal sebentar ya bun, titip Kanaya"

"Iya, pasti!"

Dengan segera Aarav melangkahkan kakinya keluar dari kamar rawat Kanaya.

Ia kemudian melangkahkan kakinya ke mushola yang ada di rumah sakit guna melaksanakan shalat dhuhur sekaligus berdoa meminta keselamatan dan kelancaran untuk persalinan Kanaya nanti.

Selesai beribadah Aarav langsung melangkahkan kakinya dengan cepat.

Bukan kamar rawat inap Kanaya yang lelaki itu tuju, melainkan ruangan lain.

Ceklek

Aarav membuka pintu bercat putih lengkap dengan tulisan dr. Calista Putri, Sp.OG, M.Kes tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Dan di ruangan itu terlihatlah 2 manusia berbeda kelamin sedang menyantap makan siang mereka.

"Kurang asem ye lu rav! Masuk asal masuk aja, kalau gue lagi iya iya gimana?!" Sembur Ken saat melihat ketidaksopanan Aarav.

"Kenapa Sakya?" Kini giliran Tata yang mengeluarkan suaranya, ia tau Aarav tidak akan bertindak setidak sopan itu jika tidak ada hal mendesak yang menganggu pikirannya, lelaki itu pasti memiliki alasan di balik sikapnya.

Aarav menarik kursi untuknya duduk, jadi sekarang ia duduk tepat di hadapan Tata.

Sedangkan Ken, ia duduk di kursi yang berada di ujung meja.

𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂Where stories live. Discover now