25. Im Sorry

608 71 1
                                    

Genap 7 hari ChuXi terbaring di kediamannya. Ia tak menyadari racun yang disiapkan untuknya, ia membuka matanya dan melihat kamarnya dipenuhi obat-obatan dan seorang tabib yang sedang membuat sup obat untuknya. Ia duduk melihat hujan di luar kamarnya, ia kembali mengingat Lin Mei dan langsung berusaha memanggil Yuchen.

"ChuXi Gongzhu, apa anda merasakan sakit?" Tabib mendekat dengan sup obatnya.

"Aku baik-baik saja. Terimakasih sudah merawatku."

"Sebaiknya anda beristirahat kembali Gongzhu, hamba harus pergi mengambil obat baru untuk anda." ChuXi hanya tersenyum menatap tabib itu begitu senang menatap ChuXi yang sudah bangun.

"ChuXi Meimei!" Liu bersaudara muncul dihadapannya.

"Bagaimana? Lin Mei?"

"Maafkan kami ChuXi, kami sama sekali tak bisa menemukannya."

"Orang yang menculiknya dan yang memberikan racun padaku pasti orang yang sama."

"Benar, bagaimana kondisimu meimei?"

"Aku baik-baik saja, aku sudah mengeluarkan seluruh racun itu. Ini racun yang sangat kuat bahkan aku sendiri membutuhkan waktu 5 hari untuk mengurasnya, dan memulihkan diri."

"Aku akan menghancurkan siapapun yang berani menyakiti Lin Mei." Liu bersaudara pergi saat mendengar suara langkah tergesa-gesa.

"ChuXi Meimei!!"

"Feng Gege."

"Kau baik-baik saja?"

"Aku sudah kembali sehat Gege."

"Sebaiknya kau beristirahat."

"Gege, bagaimana dengan Lin Mei?"

"Dia... Dia sudah di temukan."

"Dimana dia sekarang gege?"

"Dia ada di penjara. Besok dia akan di hukum mati karena sudah berani meracunimu Meimei."

"Apa? Tak mungkin gege, Lin Mei tak mungkin melakukannya. Dia sudah bersumpah setia kepadaku."

"ChuXi dengarkan gege, dia sudah terbukti bersalah. Dia akan di hukum sesuai peraturan pemerintahan."

"Gege aku mohon jangan melakukannya."

"Maafkan gege ChuXi." FengXi kembali menotok ChuXi agar ia kembali beristirahat, ia mengusap bekas air mata di pipi ChuXi.

========
Siang di hari berikutnya ChuXi terbangun dan langsung teringat pada Lin Mei, bahkan ia tak menghiraukan panggilan tabib ia berlari keluar dari kediamannya.

"ChuXi Gongzhu!" Teriakan FengXi terdengar keras saat melihat ChuXi terkena cambuk karena memeluk tubuh Lin Mei.

"Lin Mei bangunlah Lin Mei! Bicaralah kepadaku!"

"ChuXi Gongzhu, maafkan aku. Aku harus melakukannya demi keselamatan adikku." Lin Mei yang sudah kehabisan banyak tenaga terbata mengucapkan kalimat itu.

"Lin Mei katakan siapa yang berani mengancammu!"

"Maafkan hamba Gongzhu."

"Katakan siapa yang berani mengancammu Lin Mei. Aku akan menghabisinya sekarang!"

"Maafkan hamba Gongzhu, tolong selamatkan adikku."kata maaf terus keluar dari mulut Lin Mei, namun mata dan tangannya terus menunjuk ke arah pria yang sedang duduk dengan angkuhnya.

"HongYu!!"desis ChuXi menatap HongYu sekilas.

"Balaskan dendamku dan anakku Gongzhu.." ChuXi melotot tak percaya menatap Lin Mei, ia tak mengetahui bahwa Lin Mei tengah hamil.

"Lin Mei tidak! Lin Mei!! Bangunlah Lin Mei! Lin Mei!" Suara tangisan ChuXi diiringi suara derap langkah orang yang pergi meninggalkan tempat mereka.

"Gongzhu kami harus membawa mayat pelayan ini pergi." Dua pengawal berdiri di hadapan ChuXi.

"HongYu! Lihat saja hidupmu dan adikmu tak akan menyentuh sebuah ketenangan." FengXi sudah pergi dari singgasananya, ia tak dapat melihat wajah adiknya setelah semua ini.

=======
Petir besar menyambar dengan hebat, seakan ujungnya saja bisa membelah bumi menjadi dua. Langit pekat menyelimuti markas utama Heishi, langkah kaki kasar dan penuh dendam berdiri tepat di gerbang markas. Pengawal membatu tak bisa menghalangi amarah itu.

"Mo Rong Zhi!!" Gadis berhanfu sutra putih namun bersimbah darah masuk kedalam markas, bibirnya terus menyebut nama Mo Rong Zhi. Seketika Mo Rong Zhi dan dua pria muncul menghadangnya di pintu bangunan utama.

"Wei ChuXi?!"Rong Zhi berlari dan melihat keadaan ChuXi dengan seksama. ChuXi limbung dan berlutut di tanah, Rong Zhi mendekapnya dan meminta penjelasan.

"Rong gege... Hiks..." Air mata kesedihan dan air mata dendam tercampur dengan darah Lin Mei mengalir membasahi hanfu putih milik Rong Zhi.

"Sstttt.... Ada apa meimei, katakan padaku. Siapa yang berani mengganggumu?!" Cukup lama ChuXi menangis dalam dekapan Rong Zhi.

"Rong gege, bantu aku. Balaskan dendam kepada mereka yang bersalah dan tetap angkuh." ChuXi mencengkeram lengan Rong Zhi.

"Dendam mu adalah dendamku. Katakan padaku siapa yang berani mengganggumu?!"

"Mereka ada di kekaisaran Mo! Aku ingin menghancurkan Wei dan Mo!"

"Apa? Dua wilayah bodoh itu yang berani menyakitimu?! Kita akan membuat mereka hancur meimei." Tekad di mata Rong Zhi sangat lekat, ia akan menghancurkan dua kekaisaran itu demi ChuXi.

=======
Sepekan setelah kematian Lin Mei, langit mendung terus menyelimuti Wei dan Mo. Bahkan para ahli nujum dibuat heran, para pelancong yang biasanya menikmati keindahan Wei dan Mo kini sudah kembali ke negeri mereka sendiri. Sedangkan ChuXi masih tak bergeming dari makam Lin Mei, ia berpikir bagaimana bisa Lin Mei mengkhianatinya juga siapa ayah dari bayi yang di kandung Lin Mei.

"ChuXi Meimei."

"Yuchen gege, apa kau sudah baikan?"

"Aku sudah lebih baik. Sebaiknya kita jangan terus berkabung seperti ini, banyak tugas yang harus kita selesaikan."

"Benar gege, aku harus mencari Lian Mei."

"Aku sudah tau keberadaannya."

"Benarkah? Dimana dia sekarang?"

"Dia ada di Harem. Lian Mei adalah kepala dayang kesayangan kaisar FengXi."

"Apa?! Bagaimana bisa. Jangan bilang Feng gege terlibat dalam kematian Lin Mei."

===========
Hewooo lagi semuanya...

Thanks buat semua support nya....

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komentar....




























-Yoon Hilda-
(Authornim)

Princess of Wei Where stories live. Discover now