5. Keluarga Laknat

2.8K 236 1
                                    

"Lin Mei!!" ChuXi berlutut merangkul Lin Mei.

"Lama tak jumpa meimei..." suara bariton menginterupsi ChuXi untuk bangkit dari posisinya.

"Ho.. Hong Yu gege..."

"Cih mulut kotormu itu tak pantas menyebut namaku dengan sebutan gege." Hong Yu menendang punggung ChuXi dengan keras.

"Nona..." Lin Mei tertatih ingin membantu ChuXi.

"Begini kah sopan santunmu kepada kaisar setelah menghilang berbulan bulan? Apa orang tuamu tak memberikan didikan kepadamu. Ahh maksudku ibumu yang tua itu. Kalau ayah sudah pasti ia tak akan menganggap anak tak berguna sepertimu."

"Sudahlah gege, itu akan membuang waktu. Lebih baik kita kembali mempersiapkan pesta ulang tahunku. Aku tak mau ada yang terlewat gege." rengek Jia Yu.

"Baiklah meimei, mari kita pergi meninggalkan si buruk rupa ini."

"Ooh iya di pesta ulang tahunku awalnya aku tak ingin mengundang mu, tapi sepertinya asyik menjadikanmu lelucon buruk rupa."

Jia Yu dan Hong Yu pergi meninggalkan kediaman kaisar, ChuXi membantu Lin Mei berdiri dan mengobati lukanya. ChuXi memasang segel di kediaman FengXi lagi. Namun kini ChuXi memberi perasaan dimana mereka yang akan datang kemari akan kehilangan niatnya. Mereka duduk di tempat yang sama dengan tempat nya mengeluarkan racun dari tubuh FengXi.

"Nona tak perlu mengobati nubi, biar nanti nubi yang mengobati diri nubi sendiri."

"Sudah diamlah, ini bukan luka biasa. Mereka memasukan parasit kedalam tubuhmu." ChuXi mulai menggunakan tenaga dalamnya mengeluarkan parasit itu. Hingga keluarlah hampir lebih dari 7 parasit yang sudah merusak tubuh Lin Mei cukup dalam, hingga Lin Mei jatuh pingsan.

"Sepertinya hanya gege yang bisa mengobati kalian." ChuXi memejamkan matanya lalu memanggil Yuchen dan Heping.

"Salam tetua, ada perintah apa untuk kami."

"Ge, jangan seperti ini lagi."

"Ada apa meimei, kau merindukan kami?" Heping mengusap puncak kepala ChuXi.

"Mereka terkena racun dan parasit, aku tak tau cara mengobati nya. Aku hanya bisa mengeluarkan racun dan parasitnya saja."

"Wah kalau dilihat mereka cukup parah diserang, tapi tak separah dirimu. Jadi kurasa sehari dapat mengembalikan tubuh mereka. Kami akan mencoba." Yuchen memberikan perkiraannya.

"Terimakasih gege, kalian menginginkan makanan apa? Akan ku sajikan."

"Buah persik." Jawab mereka bersamaan.

"Baiklah.. Sampai Jumpa."

"Sejak kapan dia belajar menghilang?"

"Mungkin dia masuk kedalam ruang dimensinya." Heping berpikir positif.

"Sudah ayo kita mulai mengobati mereka." Yuchen dan Heping mulai menyalurkan tenaga dalamnya.

ChuXi mengganti pakaiannya didalam ruang dimensi, dan berteleportasi menuju luar gerbang istana. Saat ia sampai di pasar kemarin, banyak orang berbisik keras bahwa fisik Jia Yu yang sangat cantik.  ChuXi sedikit meringis, jangan-jangan semua orang berfikir dia kemarin adalah Jia Yu. Sampai di ujung pasar ChuXi langsung menuju penjual buah yang sangat ramai.

"Ayo.. Ayo.. Buahnya ini sangat segar dan manis. Saya sendiri yang memetiknya pagi ini." Pedagang itu terus mengoceh padahal pembelinya sangat ramai. ChuXi tersenyum menatapnya.

"Hai paman, ini aku. Bagaimana bermurah hati mendatangkan rezeki bukan?"

"Nona penyihir, anda datang lagi. Kemarilah ambil lah ambil semua buah yang kau inginkan."

"Aku bukan penyihir paman, beri aku sekeranjang buah persik terbaik paman."

"Ooh tenang, walaupun ini sudah dipesan keluarga kerajaan aku tak kan sungkan memberikannya padamu. Ini bawalah, tak usah membayar nona penyihir."

"Benarkah? Terimakasih paman."

"Aku yang berterimakasih, karena mu kiosku jadi sangat ramai. Bahkan keluarga kerajaan memesan 10 karung buah manggis dan persik untuk acara ulang tahun putri Jia besok."

"Selamat paman, kau akan sangat lelah mulai sekarang."

"Tak apa jika itu bisa membuatku kaya."

"Kalau begitu aku permisi dulu paman, sampai jumpa." ChuXi berjalan kebelakang pasar dan mendapati seorang anak kecil sedang memanjat pohon untuk mencari buah.

"Hei kemarilah, nanti kau jatuh."

"Sebentar jiejie, aku harus mencari buah persik untuk meimeiku."

"Aku akan memberikan mu buah persik kemarilah turun." Setelah anak itu turun ChuXi memberikan separuh keranjang buah persik itu dan anak itu sangat senang  hingga melompat lompat.

"Aku ChuXi, siapa namamu?"

"Gu Lan."

"Mengapa kau hingga memanjat pohon untuk mencari buah?"

"Meimeiku sedang marah, dia tak mengajakku berbicara akhir-akhir ini. Dia bahkan tak mau mandi, dia sangat bau." Dalam hatinya ChuXi merasakan kejanggalan.

"Boleh jiejie berkunjung kerumahmu?"

"Tentu saja boleh, aku akan mengenalkan jiejie cantik kepada meimeiku." mereka berjalan bersama menuju rumah anak itu, banyak mata yang memandang mereka aneh, ChuXi pun merasa risih.

"Hei nona jangan dekat-dekat dengannya. Dia itu pria gila!!" teriak seorang warga.

"Apa gadis itu juga gila?"

"Membuntuti si pria gila."

Saat sampai di rumah kumuh milik Pria itu, ChuXi menatap seorang gadis kecil berambut panjang dengan kulit pucat bagai tak memiliki darah. Saat ChuXi menyentuh nadi gadis itu ia langsung kaget dan hampir menjerit.

"Bagaimana ini bisa terjadi.."

"Ada apa nona, apa Meimeiku mau mengajakmu bicara.. "

"Gu Lan dengarkan aku meimeimu sudah meninggal dia sudah menuju surga."

"Astaga nona, kau ini sama saja dengan mereka. Kalian itu hanya ingin memisahkan ku dengan meimeiku. Pergilah nona pergilah." GuLan melempari ChuXi dengan buah persik tadi membuat ChuXi berlari keluar dan hampir terjatuh saat buah persik itu hampir mengenainya, ChuXi memejamkan matanya mencoba mencari rasa sakit terkena buah persik. Saat dirasa tak sakit ia membuka matanya, ternyata seseorang yang menopangnya agar tidak jatuh, dia juga menangkap buah persik itu dengan tangan kosong.

>>>>>
Lets get it....

Next chapter slow update bgt... Soalnya lg bikin cerita baru di akun baru. Udah terlanjur di publish nggak enak kalo mau pindah akun. Nama akunnya YoonHilDa_ jangan lupa mampir ke akun yang satunya....

Enjoy the story.

Princess of Wei Where stories live. Discover now