28. Shuang Yu Ran

516 51 2
                                    

ChuXi menggerakan matanya mencoba beradaptasi dengan cahaya, cahaya yang sangat terang dan segalanya berwarna putih. Ia tak dapat melihat apapun kecuali cahaya putih.

"Apa aku sudah mati?" Batinnya mengingat hal yang terjadi terakhir kali.

"Tubuhnya semakin melemah, kemungkinan untuk pulih sangat kecil. Kepalanya terbentur batu dengan keras membuat sebagian besar otaknya mengalami kerusakan." Suara seorang pria dengan suara khas miliknya, yang dikenal Yu Ran sebagai dokter pribadinya.

"Shuang Yu Ran?" Batin Yu Ran menyadari dia sekarang adalah Yu Ran bukan ChuXi yang hebat.

"Kondisi Shuang Yu Ran dikabarkan belum membaik pasca kejadian ia di dorong oleh sutradara Zi Lan tempo hari. Pihak kepolisian dan rumah sakit menolak memberikan tanggapan mengenai perkembangan kasus ini. Fans Shuang Yu Ran semakin menggila menuntut hukuman berat bagi sutradara Zi Lan." Yu Ran mendengarkan berita di televisi dan kaget pasal kondisinya yang memburuk.

"Lalu apa ChuXi mati? FengXi, Rong Zhi, Yuchen, Heping, Hua Chen. Si jelek Jia Yu?" Yu Ran merasakan sesak yang menusuk saat mengingat orang-orang yang ia temui di Wei dan Mo, saat itu juga ia mendengar suara melengking alat deteksi jantungnya. Hawa dingin menyelimuti tubuhnya, cahaya putih berubah menjadi hitam dan kembali muncul semburat warna oranye lembut.

Yu Ran membuka matanya, dilihatnya cahaya senja dihadapannya. Juga seseorang dengan hanfu emas yang mewah berdiri membelakanginya. Yu Ran duduk dan melihat hanfu ungu muda yang masih sedikit basah.

"Siapa kau?" Wanita itu berbalik dan menatap Yu Ran lembut.

"Kau sudah bangun? Dengarkan aku Yu Ran, sekarang kau seutuhnya adalah ChuXi. Kau tak perlu lagi membalaskan dendamku pada mereka, hiduplah dengan bahagia. Shuang Yu Ran sudah tiada, jadi sekarang kau adalah ChuXi seutuhnya. Tolong bawa tubuhku dengan baik, sebelumnya terimakasih sudah mau membantuku."

"Tunggu, kau? ChuXi?"

"Benar aku lah pemilik raga yang kau tempati."

"Apa kau ingin aku berhenti untuk membalas dendam?"

"Benar aku sadar karena dendamku aku tak bisa bertemu dengan ibunda, setelah melupakan dendamku kini ibunda menjemputku untuk kembali. Jaga dirimu baik-baik ChuXi Gongzhu." Penglihatan Yu Ran kembali di penuhi cahaya putih yang membuatnya memejamkan mata, namun kini ia tak mampu untuk bernafas lagi.

Ia kembali membuka matanya dan melihat seseorang sedang berenang kearahnya. Ia mendongak untuk melihat permukaan air, namun disana sangat gelap seakan ia hampir mencapai dasar danau. Pria itu terus berenang sekuat tenaganya, ia mengulurkan tangannya berusaha meraih tubuh ChuXi yang semakin tenggelam.

"Aku bisa berenang bukan?" Yu Ran berusaha bergerak, namun ia malah semakin tenggelam.

"Jangan-jangan ChuXi tak bisa berenang?" Yu Ran pasrah karena ia benar-benar kehabisan nafas, saat itu juga pria itu berhasil meraih tubuh ChuXi. Lalu menariknya mendekat dan memberikan udara kedalam mulut ChuXi melalui mulutnya. Kemudian segera membawa ChuXi naik ke permukaan danau, saat sampai di atas ChuXi segera mencari udara sebanyak mungkin. Tubuhnya di topang tangan pria tadi agar bisa berdiri di atas lumpur dasar danau itu. Hingga ChuXi bernafas normal dan ia menatap mata pria yang menyelamatkannya itu.

"Ya!! Apa yang kau lakukan!" ChuXi memukul dada pria itu.

"Aku menyelamatkanmu."

"Kau menciumku!! Berani-beraninya kau!"

"Hei aku hanya menyalurkan udara, tak bermaksud menciummu. Jangan bilang kau berfikir aku menciummu." ChuXi malu bahkan pipinya memerah dengan sempurna. Ia membanting tangannya kemudian berusaha berjalan keluar dari danau.

"Kau! Jangan pernah muncul lagi di hadapanku!"

"Hei! Tunggu aku." ChuXi berjalan cepat sambil menutupi tubuhnya yang basah. Namun dengan cepat ada jubah yang bertengger di bahunya.

"Kau lagi!"

"Tubuhmu terlihat jelas. Hati-hati dalam perjalananmu." Pria itu berjalan mundur dengan cepat namun ia malah menabrak seorang dayang yang sedang membawa keranjang yang penuh dengan bunga.

"Maaf...maaf..."pria itu meminta maaf kemudian berlari pergi. ChuXi hanya tersenyum menatap pria konyol itu, ia berjalan kembali ke kediamannya.

"ChuXi apa yang terjadi?" Rong Zhi menghampiri ChuXi yang basah kuyup.

"Ku ceritakan nanti, aku harus berganti pakaian sekarang." Rong Zhi membawa ChuXi ke kediamannya, dan menunggunya berganti pakaian dibantu pelayannya.

"Kau sudah selesai?" Pintu di buka oleh para pelayan.

"Terimakasih atas bantuannya." Para pelayan itu hanya menunduk dan tersenyum.

"Ikuti aku." Rong Zhi mengikuti ChuXi ke gazebonya.

"Jadi apa yang terjadi?"

"Tadi saat aku pergi ke tepi danau dan berdiri di dermaga seseorang memukulku dari belakang lalu mendorongku ke danau. Aku tak melihat wajahnya tapi aku sangat hafal suara tawanya. Setelah hampir mati seseorang membantuku kemudian pergi."

"Siapa yang membantumu?"

"Aku tak tau, aku baru melihatnya tadi."

"Kau baru melihatnya? Aneh sekali, jika dia anggota kerajaan dia akan selalu muncul di perayaan apapun."

"Sudahlah Gege, aku tak mau ambil pusing. Semoga aku tak bertemu dengannya lagi, cukup menjengkelkan."

"Tapi kau baik-baik saja?"

"Sepertinya tidak, aku merasa dingin sejak tadi. Hidungku juga gatal dan sedikit pusing. Mungkin aku terkena flu ringan."

"Benarkah? Ingin ku panggilkan tabib?"

"Tidak perlu, aku akan segera membaik." Rong Zhi mengusap rambut ChuXi dengan lembut, sambil terus melihat hidung merahnya. ChuXi hanya terus tertawa dengan lelucon yang ia buat sendiri.

=======

Long time no see...
Author yang menjengkelkan kembali...










































-Yoon Hilda-
Authornim

Princess of Wei Where stories live. Discover now