32. Wang Zi

725 37 2
                                    

Saat cahaya matahari muncul ChuXi masih duduk di halaman kediamannya, ia terus memikirkan Hong Yao. Bagaimana keadaannya sekarang? Bagaimana jika ia semakin parah melihat mayat YuRan?

"ChuXi kau sudah pulih?"

"Rui gege tahan! Berhenti di sana, kumohon jangan mendekatiku sekarang. Aku... Aku tak bisa bertemu denganmu sementara."

"Ada apa ChuXi?"

"Tetap disana, bicaralah dari sana."

"Baiklah, bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik-baik saja, sebenarnya banyak yang ingin ku tanyakan padamu. Tapi tunggu hingga aku sudah benar-benar pulih."

"Baiklah, sebaiknya kau beristirahat. Kau bisa mencari ku kapanpun kau mau." ChuXi tersenyum kecut menatap Rui Xiang pergi menjauh.

=======
Entah apa yang membawa ChuXi kemari, kini ia berdiri dan menatap pintu besar sudah lebih dari 30 menit ia disana. Ia dibuat kaget saat seorang pelayan keluar dengan pakaiannya yang cukup berantakan, pelayan itu langsung menunduk hormat pada ChuXi. Kedudukan ChuXi di Mo bagaikan lebih tinggi dari permaisuri, bahkan ia bisa mengontrol kaisar.

"Tunggu!" Pelayan itu melotot sempurna menghentikan langkahnya kemudian berbalik dan bersujud.

"Ampuni hamba ChuXi gongzhu, hamba telah lancang menggoda yang mulia kaisar. Ampuni nyawa hamba gongzhu."

"Benarkan pakaianmu sebelum keluar dari sini, jangan membuat gosip diluar sana. Jika aku mendengar soal malam ini, aku akan memotong lidahmu! Sekarang pergilah!" Pelayan itu bangkit lalu pergi merapikan pakaiannya kemudian kembali ke tempatnya.

"ChuXi gongzhu, yang mulia sedang beristirahat di dalam se..."

"Kau mengusirku setelah aku berdiri lama disini?"

"Maafkan hamba yang lancang gongzhu." ChuXi langsung masuk menuju tempat tidur Hua Chen.

"Kau sudah selesai bersenang-senang yang mulia?" ChuXi masuk dengan tatapan lembutnya, membuat Hua Chen membenahkan jubahnya yang masih memperlihatkan tubuh depannya yang sempurna.

"ChuXi meimei sejak kapan kau disana?"

"Cukup lama, tepatnya sebelum kau memulai kesenanganmu."

"Mengapa kau tak masuk saja?"

"Pengawalmu melarangku."

"Dimana pengawal sialan itu, aku akan menghukumnya."

"Aku sudah lama menunggu untuk berbicara denganmu tapi kau akan pergi?" Hua Chen mengurungkan niatnya, kemudian membawa ChuXi duduk di meja kerjanya.

"Hua Chen gege, aku ingin menyampaikan pesan dari Feng gege. Sebenarnya aku kemari untuk menjalankan perintah dari Wei, aku harus mendampingi putra mahkota hingga naik tahta. Aku ingin meminta persetujuanmu, bahwa kau akan menyerahkan tanggung jawab menjaga dan mendidik putra mahkota kepadaku."

"Kau akan merawat putra Jiayu?"

"Ini juga demi Mo dan Wei, Feng gege tak sepenuhnya percaya kepada Jiayu. Dilihat dari sejarah perbuatan buruknya, Feng gege takut itu akan menurun kepada putra mahkota."

"Apa kau yakin bahwa Jiayu mengandung seorang putra?"

"Jika dipelajari dengan cara leluhurku, dia sedang mengandung seorang putra."

"Baiklah aku akan menyerahkan tanggung jawabnya itu kepadamu."

"Kalau begitu bisa kau memberi teken pada surat ini?"

"Apa kau sangat ingin menjaga putraku?" Hua Chen tanpa pikir panjang langsung menteken surat itu.

"Putramu adalah keponakanku gege, aku akan sangat menyayanginya."

"Ini kau simpan dengan baik."

"Terimakasih gege, dengan begini aku tak perlu keluar dari Mo lagi."

"Tunggu apa ini cara yang kau maksud?"

"Tentu saja gege, sekarang aku akan tinggal di Mo. Terimakasih gege." ChuXi memeluk Hua Chen namun ia melepaskannya setelah suara pintu dibuka dengan kasar.

"Dasar jalang sialan!! Berani-beraninya kau menggoda suamiku! Kau kemarilah!" Jiayu langsung di hadang oleh Hua Chen, membuat ChuXi menyelamatkan suratnya.

"Jiayu jiejie, kau salah paham. Aku hanya mengantarkan surat perjanjian dari Feng gege, aku memeluknya sebagai gegeku. Sebaiknya kau pergi mandi dengan air suci, pasalnya roh jahat telah menguasai pikiranmu, kau jadi terus mengatakan hal buruk sejak mengandung calon putra mahkota. Baiklah sebaiknya aku kembali ke kamar." ChuXi membungkuk lalu pergi dengan senyumannya, ia kembali ke kamar dan menyimpan surat itu di tempat yang tak mungkin di temukan siapapun. Dimana lagi kalau bukan di kamar rahasianya di markas sekte.
====================

"Selamat pagi Shen gege Rui gege."

"ChuXi? Kau ingin latihan?"

"Tidak aku hanya ingin menikmati pemandangan di hadapanku." ChuXi tersenyum menatap tubuh para prajurit muda yang berkeringat.

"Jaga matamu sebelum aku menusuknya dengan anak panah." Rui memutar tubuh ChuXi ke arahnya.

"Aku sudah terbiasa dengan semua ini gege, tenang lah ingin bertanding?" ChuXi berjalan menuju puluhan senjata di hadapannya.

"Kita lihat seberapa lihai dirimu!"

"Ehehe... Rui ge, jangan meremehkannya. ChuXi bahkan seimbang dengan ku."

"Seimbang? Apa kau bermimpi ge?" ChuXi menatap Shen Ji yang cengengesan, menyadari kemampuannya yang jauh di bawah ChuXi.

"Kau ingin beradu senjata denganku?"

"Panah....... Dengan mata tertutup." Rui menatap ChuXi dengan senyumannya. Hari itu dihabiskan dengan adu panah antara ChuXi dan Rui Xiang, dengan hasil Rui Xiang yang kalah ia tak menyangka kemampuan ChuXi bahkan berada di atasnya.

==============
"ChuXi bagaimana kau bisa sehebat itu?"

"Aku punya guru yang melatihku."

"Siapa gurumu? Boleh ku tau?"

"Tidak, ohh Rui gege boleh ku tanyakan sesuatu?"

"Tanyakanlah."

"Apa hubunganmu dengan Rong Zhi gege sangat dekat?"

"Bisa dibilang begitu, aku selalu ada bersamanya."

"Gege, kau sudah menikah? Sepertinya aku tak pernah melihat istri mu."

"Belum."

"Sama sekali? Selir?"

"Guruku pernah mengatakan kepadaku bahwa kita tak membutuhkan banyak wanita untuk membuat kita bahagia, cukup seorang wanita hebat yang beruntung dapat menguasai hati kita. Karena wanita bukan untuk koleksi, sekedar mengikat mereka untuk waktu yang kita inginkan saja."

"Hehe... Gurumu pasti orang yang hebat, apa gurumu dari sebuah perguruan?"

"Aku tergabung dalam sekte."

"Sekte?"

"Sekte sutra dewa, sekte golongan putih." ChuXi melotot mendengarnya.

"Pantas saja."

"Pantas?"

"Tidak, aku bisa menduganya. Karena aura mu sangat pekat."

"Sepekat itu? ChuXi, aku ingin mengatakan sesuatu namun aku ragu."

"Katakan saja gege."

"Walaupun kita baru bertemu tak lama ini. Jujur saja, aku sangat tertarik denganmu..."

==========

Eeh yah....
Chu Xi anak baik anak cantik banyak yang sayang boleh lah ya...




































-Yoon Hilda-
Authornim

Princess of Wei Where stories live. Discover now