10. Prajurit Wanita

1.8K 157 2
                                    

"Sudahlah, mereka saja yang tak melihat jalan."

"Maafkan aku.. Aku benar-benar minta maaf, maaf tidak membantu kalian." suara ChuXi semakin mengecil karena Hua Chen menariknya menjauh.

"Gege.. Kau ini. Lepaskan aku!" ChuXi membanting tangannya. Berlari menjauh, namun ia bertemu pangeran ke 3 Shen Ji.

"Salam pangeran."

"Salam, kau bukankah ChuXi?"

"Benar pangeran... Siapa namamu pangeran?"

"Pangeran ketiga Shen Ji"

"Shen Ji gege..."

"Heum?? Tak biasa orang baru memanggilku gege."

"Ge, ayo kita lari. Hua Chen gege pasti akan kesini." ChuXi menarik Shen Ji saat melihat Hua Chen menatap mereka dari jauh. Hingga mereka sampai di tempat latihan para prajurit.

"Salam pangeran, kita akan memulai latihan hari ini."

"ChuXi aku harus berlatih... "

"Wah.. Aku akan ikut denganmu ge." ChuXi yang masih kagum dengan lapangan latihan langsung melewati gerbang dan melihat para prajurit yang berlatih. Shen Ji mengikuti arah pandang ChuXi yang melihat para prajurit yang bertelanjang dada berlatih pedang dan keringat mengucur deras di tubuh mereka.

"Kau puas melihatnya meimei kecil?" Shen Ji berbisik dan menutup mata ChuXi dengan tangannya.

"Belum gege, aku ingin melihatnya lagi." berontak ChuXi tanpa tau arah pikiran Shen Ji. ChuXi berlari menuju tempat senjata.

"Hei nona anda ini siapa?"

"Paman boleh aku meminjam busur panah ini?"

"Kau ini siapa!"

"Biarkan dia menggunakannya."

"Baik pangeran, silahkan nona." prajurit itu langsung tunduk memberi hormat.

"Kau bisa menggunakan busur panah?"

"Tentu saja, aku paling hebat menggunakan busur panah."

"Benarkah?"

"Huh kau meremehkan ku? Kita beradu siapa yang kalah harus menuruti satu permintaan pemenang." ChuXi mengulurkan tangannya.

"Setuju." Shen Ji menjabat tangan ChuXi dan mengambil busur panah yang sama. Para prajurit menyingkir dan menjadikan pertandingan ini tontonan.

"Pertandingan pertama, memanah sasaran yang ada di ujung sana." Teriak seseorang prajurit, dan Shen Ji langsung melesatkan panahnya tepat mengenai tengah sasaran, membuat riuh tepuk tangan terdengar jelas. ChuXi langsung menarik busurnya dan anak panahnya menancap di tempat yang sama membelah anak panah Shen Ji. Membuat ChuXi tersenyum dan melihat ke arah Shen Ji yang kusut.

"Pertandingan kedua berkuda sambil memanah 5 kendi yang di goyangkan." pertandingan kedua tetap di menangkan oleh ChuXi dan membuat Shen Ji semakin kusut, namun dalam hatinya ia sangat kagum pada ChuXi yang hebat.

"Pertandingan terakhir memanah buah semangka yang sudah di beri tanda." 3 buah semangka yang digantung langsung diputar membuat tanda yang di buat tidak terlalu jelas, namun bukan ChuXi jika tak memenangkan pertandingan.

"Yeeey..." saat ChuXi melompat kegirangan tiba-tiba beberapa anak panah datang menghujani lapangan itu dari luar benteng. ChuXi langsung melihat ke arah datangnya anak panah, para prajurit yang berhamburan mempersiapkan diri.

"Tetap berjaga-jaga." teriak Shen Ji saat anak panah tak lagi menghujani lapangan itu. ChuXi menajamkan penglihatannya.

"Shen Ji gege. Bawa semua prajurit mu berlindung di bawah bayangan benteng. Jangan sampai bayangan mereka terlihat sedikit pun."

"ChuXi ada apa?"

"Cepat!"tekan ChuXi langsung di turuti Shen Ji. Saat semua orang sudah berlindung, bayangan tubuh ChuXi langsung di serap masuk kedalam ruang dimensi. Tiba-tiba terlihat tubuh seseorang yang terlempar masuk.

"Lili!!" teriak Shen Ji beranjak mendekati adiknya yang bersimbah darah. Namun ChuXi menahan Shen Ji dengan segelnya.

"ChuXi!!"

"Siapa kau?"

"Aku orang yang akan menghabisi mu."

"Menghabisiku? Kau perlu 300 tahun untuk itu."

"ChuXi dia meimeiku, dia tak akan melukai siapapun. Dia sangat lembut ChuXi." Teriakan Shen Ji langsung mendapat tatapan nanar dari Lili.

"Pergi dari tubuh gadis itu. Atau bahkan neraka tak akan menerimamu!"

"Siapa kau berani menasihatiku!" ChuXi mengeluarkan smirknya dan langsung berlari menyambar tubuh Lili dan menghilang berteleportasi menuju markas sekte.

"Kau!! Siapa kau sebenarnya!"

"Serahkan raga itu sekarang atau kau tak akan bisa hidup ataupun mati."

"Meimei.." Yuchen dan Heping datang saat merasa ada keributan.

"Meimei? Liu bersaudara? Sangat mengejutkan, ternyata kalian masih hidup."

"Yan Yang! Keluar lah!" teriak Heping.

"Yan Yang?"

"Kalian masih mengenaliku ternyata." Sesosok wanita beraura kuning keluar dari tubuh Lili, membuat raganya terjatuh ketanah.

"Lili!" Pertempuran tak terelakkan, Heping langsung menyerang Yan Yang, mereka beradu kekuatan di udara.

"ChuXi, aku akan membantu Lili. Mereka tak akan mudah menyerah. Mereka akan terus beradu kekuatan."

"Sebenarnya siapa gadis itu ge?"

"Dia adalah Liu Yan Yang, sepupu kami. Perseteruan mereka terjadi karena kedua orang tua mereka selalu meninggikan anak masing-masing."

"Jadi kalian adalah saudara?"

"Ya Liu bersaudara adalah kami bertiga. Ayo kita bawa Lili ke ruang pengobatan."

"Wah ku kira dia sangat berbahaya."

"Bagaimana lagi, mereka selalu kekanak-kanakan. Dulu Heping menjadi tetua karena aku mengalah saat pertarungan untuk menentukan tetua. Jadilah saat dia terlepas dari tanggung jawab seperti itu."

"Umm aku merasakan hal yang sama, dia terlihat seperti suka bercanda."

==========

Hello temen-temen thanks buat yang udah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak kenangan, vote dan komentar.











-Yoon Hilda-
(Authornim)


Princess of Wei Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang