30. Tebing Tinggi

443 48 3
                                    

"ChuXi Gongzhu, kau sudah membaik?"

"Ya terimakasih MiLu kau bekerja dengan baik."

"Tapi kau pulang kapan kemarin. Saat aku dan kepala dayang Li datang kau sudah tertidur pulas."

"Aku hanya terlalu lelah MiLu, sekarang aku sudah kembali sehat. Achuu..."

"Sepertinya tidak Gongzhu, kau masih sakit. Sebaiknya tidak menghadiri pesta penyambutan kakak kaisar."

"Tak apa, aku baik-baik saja." ChuXi akhirnya bersiap dengan hanfu jingga nya, ia segera datang ke aula bersama para pelayannya.

"Hari ini kita semua akan menyambut kedatangan kakakku Mo Rui Xiang yang baru kembali dari perang perdamaian di perbatasan."

"Terimakasih untuk sambutannya yang mulia kaisar, hamba merasa sangat terhormat."

"Jadi mari kita menikmati perjamuan ini dengan suka cita."

"Achoo...Achoo..." ChuXi dan Rui Xiang bersin bersamaan setelah mereka mengangkat cangkir teh.

"Rui gege kau sakit?" Lili bertanya dengan wajah khawatir.

"Aku baik-baik saja Lili."

"ChuXi kau baik-baik saja?"

"Hamba dalam keadaan baik yang mulia."

"Sebaiknya kalian berdua beristirahat, sepertinya kalian berdua sedang sakit." Rui Xiang dan ChuXi saling menatap, namun dengan segera ChuXi menatap ke arah lain.

"Hamba baik-baik saja yang mulia." ChuXi menatap Hua Chen dengan senyuman. Setelah acara penyambutan itu, ChuXi berjalan menuju danau yang menyebabkan dia flu seperti ini. Ia pergi sendirian, dan meminta pelayannya menunggu di kediamannya.

"Cih Mengapa kita selalu tak ada harganya selain pemuas nafsu yang mulia kaisar. Itu pun hanya dulu sebelum pernikahannya dengan permaisuri dan adiknya yang menyebalkan itu datang."

"Bahkan kaisar lebih sayang kepada Gongzhu itu daripada permaisuri. Sepertinya ada hal yang terjadi."

"Tak hanya itu, ShenJi wangzi dan Rong Zhi wangzi juga selalu ada di sekitarnya. Atau jangan-jangan Gongzhu itu merayu kaisar, atau bahkan mereka sudah melakukan......" Telinga ChuXi ditutup sebelum kalimat itu selesai, ia memutar tubuhnya melihat orang yang menutup telinganya.

"Tak perlu mendengarkan mereka, mereka hanya wanita murah penyebar gosip."

"Rui Xiang Wangzi?"

"Kau bisa memanggilku Gege seperti kau memanggil Wangzi lainnya."

"Apa aku seburuk itu dimata mereka?"

"Mereka jauh lebih buruk darimu, kau ingin melihat seisi istana?"

"Aku sudah sering berkeliling istana, yang paling indah hanya kediamanku."

"Aku akan membawamu melihat seisi istana dalam sekejap." Mereka berjalan bersama naik ke tebing di belakang istana, tebing yang tinggi menjulang membuat ChuXi cukup kelelahan. ChuXi sendiri merasa tubuhnya aneh semenjak tenggelam di danau kemarin, apalagi setiap ia bersama Rui Xiang tubuhnya terasa sedikit melemah.

"Tunggu sebentar wangzi, aku sangat lelah." ChuXi langsung jatuh ke tanah, duduk dan memukul pelan kakinya yang pegal.

"Kemarilah cepat! Kau akan menyukainya." ChuXi bangun dan melihat dibalik batu besar di ujung tebing. Setelah melihatnya bahkan matanya tak berkedip satu mili pun. Seisi istana Mo terlihat dari atas sana, juga hutan dan pemukiman penduduk yang terlihat ramai.

"Wah, wangzi bagaimana kau bisa menemukan tempat se indah ini."

"Sudah ku bilang panggil aku Gege seperti yang lainnya."

"Baiklah karena kau sudah membawaku ke tempat seindah ini. Aku juga akan memanggilmu gege, Rui gege."

"Satu hal yang kurang disini."

"Kurang?"

"Iya, matahari tenggelam di sisi barat nanti. Jika kau melihatnya kau akan tau bahwa dewa selalu tersenyum saat melihat kita berbuat baik."

"Rui gege, tapi kau tak akan membuatku bertahan disini hingga gelap kan?"

"Kau akan melewatkan hal paling indah di Mo."

"Tapi aku tak akan melewatkan makan malam ku hanya untuk melihat matahari."

"Melewatkan makan malam sekali tak akan membuatmu mati, lagipula tubuhmu itu sudah gendut."

"Hah gendut? Kau ini ada masalah apa? Tubuhku tak pernah mengganggumu, mengapa kau mengusiknya!" ChuXi pergi meninggalkan pinggir tebing untuk kembali ke kediamannya.

"Hei tunggu, kau jangan mudah marah seperti itu."

"......."

"Tunggu sebentar lagi, matahari akan tenggelam beberapa jam lagi."

"Tidak, aku akan kembali kemudian makan sebanyak mungkin agar tubuhku menjadi gemuk seperti yang kau katakan."

"Aku hanya menggoda mu saja. Sudah ayo kita kembali ke tebing, lihatlah matahari sudah berwarna jingga." ChuXi akhirnya di tarik dengan cepat oleh Rui Xiang menuju tebing.

"Rui gege, sinar jingga itu begitu cantik memantul ke dinding istana." ChuXi menatap mendung yang dihiasi warna jingga, mendung abu-abu yang berpadu dengan jingga yang tampak serasi.

"Benar sekali, jingga yang cantik." Rui Xiang menatap ChuXi yang sangat cantik dengan hanfu jingga nya. Cukup lama mereka duduk disana hingga hari mulai gelap, bukan gelap karena semakin malam. Namun malam itu di selimuti mendung yang cukup gelap, bahkan sesekali sudah terdengar suara petir.

=======
ChuXi dan Rui Xiang berjalan bersama menuruni bukit berbatu. Jubah abu-abu bersulam emas sudah bertengger manis di bahu ChuXi, Rui Xiang menatap ChuXi yang terus tersenyum dan mengoceh menceritakan tentang kehidupan gelapnya bersama JiaYu, HongYu dan Selir RyuYu.

==================================

Selamat malam minggu semuanya...
Yang besok libur jangan begadang.

Jaga kesehatan terus.

Jangan lupa vote dan comment.
Thank you semuanya






























Yoon Hilda
(Authornim)

Princess of Wei जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें