12. I do for a baby

1.6K 147 0
                                    

"ChuXi aku ingin kau terus menjadi meimei kecilku yang cantik."

"Apa Jia Yu jiejie kurang cantik?"

"Dia sangat jauh dari mu."

"Itu karena Jia Yu jiejie tak tau bahwa rahasia kecantikanku ada pada buah persik, dan senyuman."

"Bukan nya di setiap pesta selalu ada buah persik?"

"Jiejie tak suka buah persik, ia lebih suka buah apel. Gege apa kau sudah melakukan malam pernikahan?"

"Belum ada apa kau ingin menjadi permaisuri ku?"

"Tidak, gege aku akan sedih jika jiejie tak segera memberikan calon putra mahkota."

"Sudah kau ini masih kecil jangan memikirkan yang tidak-tidak." Hua Chen menutup mata ChuXi, membuat ChuXi memberontak. Dan akan berlari namun tangan kiri ChuXi ditarik oleh Hua Chen untuk menahannya agar tak berlari.

"Arghh..." Luka di tangan ChuXi kembali menganga membuat darah merembes ke kain perban yang dia gunakan.

"Maafkan aku ChuXi, ini kesalahanku."

"Tak apa gege, shh.. Aku akan membersihkannya nanti sekalian mandi." ChuXi menahan tangan kirinya agar tak terus mengalirkan darah. ChuXi berjalan kembali ke kamarnya.

"Shen Ji gege!"

"ChuXi."

"Ada apa? Kenapa kau melihat kedalam kediamanku?"

"Tidak apa-apa, aku sedang berjaga. Kau baru kembali?"

"Eng.. Kalau begitu aku masuk dulu ge. Sampai jumpa." ChuXi masuk kedalam dan mencoba mencari Lin Mei.

"Lin Mei?" ChuXi berkeliling dan mendapati Lin Mei yang tertidur.

"Ssshhh.. Sudahlah aku tidur saja." ChuXi langsung tidur tanpa membersihkan darahnya.

>>>>

"ChuXi Gongzhu bangunlah."

"Lin Mei, nanti saja lima menit lagi."

"Lima menit?"

"Sebentar lagi Lin Mei."

"Tapi kau harus bertemu dengan kaisar hari ini ChuXi."

"Ahh kaisar? Biarkan saja, badanku sangat lelah berurusan dengan wanita gila itu kemarin."

"Tapi..." ucapan Lin Mei terhenti dengan kedatangan seseorang, Lin Mei langsung pergi dari kamar Chu Xi.

"Gongzhu, kaisar Mo menunggumu sekarang." ChuXi mendengar suara seseorang yang asing ia langsung bangun dan menatap pria itu.

"Siapa kau?!"

"Ini aku Meimei..."

"Yu Chen gege!" ChuXi mendekati Yu Chen setelah ia berubah wujud.

"Kaisar Mo menunggumu, bersiaplah memainkan peranmu ChuXi."

"Baik Gege." ChuXi segera bersiap dengan hanfu kuning cerahnya. Ia segera menuju ruang makan untuk menghadiri jamuan makan siang.

"ChuXi Gongzhu menghadap yang mulai kaisar."

"Sungguh kejutan ChuXi Gongzhu berkenan hadir di istana kekaisaran Mo, aku sudah mendengar banyak hal tentang mu. Duduklah!" ChuXi dipersilahkan duduk di samping yang mulia Kaisar.

"Tentang hamba? Tentang hamba yang seorang sampah negeri?"

"Bukan, soal kecantikanmu yang menjatuhkan negeri. Hingga putraku bahkan bisa tergila-gila padamu. Dimana Putra Mahkota Hua Chen?"

"Tapi yang mulia kaisar..." Baru ChuXi akan menjelaskan sesuatu sebuah suara menginterupsi mereka.

"Salam ayah, hamba menghadap bersama permaisuri."

"Putra Mahkota Hua Chen?! Bagaimana kau bisa membiarkan ChuXi Gongzhu menghadap sendirian."

"Maafkan hamba ayah, hamba harus menunggu permaisuri bersiap."

"Maafkan hamba membuat ayahanda menunggu."

"Kalian duduklah, kita mulai makan siang hari ini." Makan siang hanya di hadiri kaisar, dua ratu, tuan putri ChuXi, Shen Ji, Hua Chen, Jia Yu, dan Lily.
_________
Kaisar memanggil Hua Chen dan ChuXi untuk menghadap di aula utama.

"Salam ayah, Putra Mahkota Hua Chen dan ChuXi Gongzhu menghadap."

"Putraku, sebenarnya apa yang terjadi?"

"Maafkan hamba ayah, hamba telah menelantarkan perjodohan dengan ChuXi Meimei. Lalu menikah dengan jiejienya."

"Bukankah sudah ku bilang kau hanya boleh menikah dengan putri ratu LangXi."

"Tapi ayah sejujurnya aku hanya terpikat pada pesona ChuXi meimei, tapi dia sendiri yang menjebakku."

"Siapa yang menjebakmu?"

"Maaf yang mulia, hamba sempat mengaku bernama Jia Yu kepada putra mahkota. Karena hamba baru kembali dari kematian, jika orang diluar istana tau siapa hamba itu akan mengancam nyawa hamba."

"Jadi kau tertipu dengan tipuan kecil ChuXi gongzhu? Hua Chen, apa yang kau andalkan untuk mengharapkan ChuXi gongzhu ada di pangkuanmu?" Hua Chen hanya diam tak berkutik.

"Yang mulia, tak perlu keras seperti itu. Kita tetap saudara, Feng Xi Gege juga menyayangi Jia Yu."

"Terimakasih ChuXi gongzhu, anda memang sangat mirip dengan mendiang ratu LangXi."

"Ibunda yang mengajarkan kesopanan kepada hamba yang mulia. Untuk kedepannya perjanjian akan tetap dilaksanakan seperti rencana sebelumnya. Saya permisi undur diri yang mulia."

"Baiklah tuan putri, silahkan Hua Chen tetap kawal tuan putri dengan baik!"

"Sesuai perintah ayah." Hua Chen dan ChuXi keluar dari aula dengan wajah dingin mereka. Saat mereka melewati danau ChuXi menghentikan langkahnya, membuat Hua Chen berbalik menatapnya.

"Ada apa ChuXi?"

"Gege, apa kau bersedih?"

"Tidak, ada apa memangnya?"

"Kau terus diam dari tadi."

"Maafkan aku ChuXi, aku hanya kembali menyesali pernikahanku."

"Untuk apa Putra Mahkota Hua Chen menyesali nya?"

"ChuXi yang ingin ku miliki adalah dirimu, bukan Jia Yu."

"Hua Chen gege!! Jangan membuatku menjadi meimei yang jahat."

"Tidak ChuXi, kau bukan Meimei yang jahat."

"Kumohon kembalilah ke kamar Jia Yu jiejie sekarang, dia menunggumu." ChuXi meraih tangan Hua Chen dengan lembut.

"Sudahlah ChuXi, jangan memaksaku untuk baik kepada Jia Yu." Hua Chen menyingkirkan tangan ChuXi dan berjalan mendahuluinya.

========

Hewoo.... Makasih yang udah stay, dan nungguin cerita ini. Slow update karena banyak part di tengah-tengah yang hilang. Jadi harus rewrite dan beberapa ada yang ganti alur.

Pokoknya thank you banget....

Jangan lupa tinggalkan jejak kenangan vote dan komentar nya





















Yoon Hilda
(Authornim)

Princess of Wei Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang