27. Mo is my mine

736 65 3
                                    

"Selamat pagi Gongzhu." Sapa seorang kepala pelayan saat melihat ChuXi mulai terbangun dari tidurnya. ChuXi bangun kemudian menyingkap selimutnya.

"Air mandi sudah disiapkan gongzhu."

"Terimakasih, tumben sekali pelayan Mo datang kemari."

"Yang mulia kaisar memerintahkan kami untuk melayani Gongzhu."

"Jadi kau setia pada kaisar atau permaisuri?"

"Kami setia kepada yang mulia kaisar Gongzhu."

"Baiklah, apa hari ini acara untuk selir Ayun?"

"Benar Gongzhu. Yang mulia kaisar telah mengirimkan hanfu untuk Gongzhu kenakan."

"Baiklah bantu aku bersiap." Setelah siap dengan pakaiannya, ChuXi duduk di meja rias menatap wajahnya. Ia memoles riasan wajah agar terlihat cantik dan segar. Dengan hanfu berwarna biru muda ChuXi berjalan menuju aula acara, diikuti para pelayannya.

"ChuXi Meimei, kau sangat cantik." ChuXi bertemu dengan RongZhi yang berdiri bersandar di dinding.

"Kau menungguku Gege?"

"Tentu saja, ayo." ChuXi berjalan beriringan dengan RongZhi menuju tempat acara, acara di adakan di depan aula utama. Dengan banyak pertunjukan tari dan grup musik yang di undang. Mereka menikmati acara dengan santai, hingga kilatan pedang muncul dalam pertunjukan tari perang. Seharusnya tak ada pedang sungguhan dalam pertunjukan ini, ChuXi yang melihat arah tatapan penari itu langsung menggenggam pedang ShenJi di sampingnya. Bukan bermaksud mencuri ia hanya ingin meminjamnya.

"Rong gege.."

"Ada apa?"

"Bantu aku menahan orang yang berpakaian merah dan topeng tupai putih itu."

"Ada apa meimei."

"Bantu aku menahan dengan pedangmu."

"Baiklah aku akan fokus pada pria itu."

"Sekarang!!"

*Tring... Tring... Srrrrtttt..* ChuXi menghalangi pria yang sudah melukai Hua Chen, sedangkan RongZhi menghalangi pria yang di maksud ChuXi tadi. Namun masih ada tiga pria lagi yang membawa pedang dan berarah menyerang ChuXi.

"Liu ge!!!" Tak ada pilihan lain, ChuXi meminta bantuan Liu bersaudara. Hingga akhirnya mereka muncul dan pertarungan tak terelakan hingga tiga dari lima penyerang itu mati. Dua orang lainnya dibawa pengawal menuju pengadilan untuk diinterogasi.

"ChuXi Meimei!!!"

"Gege..Jiejie.. kalian baik-baik saja?"

"Khawatirkan dirimu dulu baru kami."

"Terimakasih sudah datang tepat waktu."

"Tumben kau memanggil kami hanya untuk melawan mereka."

"Sebenarnya." ChuXi memperlihatkan luka sayatan di punggungnya, ia sudah sempat terkena tebasan sebelum memanggil Liu bersaudara.

"ChuXi!!"

"Tenang saja tak begitu sakit. Yuchen gege bisa mengobatiku." Hua Chen dan ShenJi mendekat dan melihat luka ChuXi.

"Panggilkan tabib!!!" teriak Hua Chen langsung.

"ShenJi gege, terimakasih."

"Jadi?" ChuXi hanya tersenyum simpul menatap ke arah ShenJi.

"Biar kami bawa dia ke kediamannya." Rong Zhi langsung berlari menuju kediaman ChuXi, saat Yuchen menggendong ChuXi dan menghilang bersama Heping dan YanYang.

========
"Maafkan kami Wangzi. Tapi sebaiknya Wangzi kembali ke kediaman, agar proses penyembuhan meimeiku cepat selesai."

"Kalian harus memastikan dia segera sembuh!"

"Kami tidak akan membunuh tetua kami sendiri, ketua Heishi Mo Rong Zhi." Kalimat terakhir cukup untuk membuat RongZhi diam dan kembali ke kediamannya.

========
Keesokan harinya, ChuXi sudah pulih mereka hanya meninggalkan bekas lukanya. Agar tak ada orang yang curiga dan membuat ChuXi dalam bahaya.

"Terimakasih Gege, Jiejie.. kalian selalu ada disaat aku membutuhkan bantuan."

"Kau bukan hanya tetua di sekte, tapi kau adalah Meimei kami. Jadi sudah sepantasnya kami menjagamu dengan nyawa kami." ChuXi tersenyum, meskipun ChuXi sudah pulih namun mereka tetap menahan semua orang untuk masuk ke kediaman.

"Gege, apa ada kabar dari GuLan?"

"Kaisar Feng sudah menerima pesanmu. Meskipun sulit bagi GuLan untuk menyingkirkan Lian Mei."

"Jadi apa yang terjadi selanjutnya?"

"GuLan telah di umumkan sebagai keluarga kerajaan sehingga ia menempati kediamanmu sekarang. Dia sebentar lagi akan memasuki usia yang cukup untuk dilatih di sekte Meimei."

"Setelah usianya cukup, aku akan mengirim pesan kepada GuLan dan FengXi gege."

"Namun ku dengar dia menjadi sangat nakal setelah tinggal di istana. Namun dia hanya merusak luar kediamanmu ChuXi." Heping ikut menyampaikan berita yang ia terima.

"Aku sudah menemuinya sebelum dia di umumkan sebagai keluarga kerajaan. Dia hanya menuruti perintahku, tak kusangka dia setia dan cukup berguna sebelum waktunya."

"Jadi semua ini adalah bagian dari rencanamu?" ChuXi tersenyum, kemudian ia berdiri menatap halaman kediamannya yang sangat indah. Bahkan ChuXi memiliki gazebo indah di belakang kediamannya, sama seperti kediamannya di Wei.

"Tapi kita harus tau siapa yang mengirim pembunuh itu."

"Kita sudah terlanjur menyerahkan mereka ke pengadilan, jika tidak kita bisa membuka mulut mereka di markas." YanYang menyayangkan yang telah terjadi. ChuXi hanya diam menatap bunga-bunga yang bermekaran di halamannya.

========
Setelah satu minggu kediaman ChuXi di tutup, akhirnya ChuXi sendiri yang keluar dari kediamannya dengan hanfu ungu muda nya ia berjalan menyusuri lorong-lorong istana menuju danau buatan terbesar di istana Mo. Ia dengar danau itu sangat indah saat pergantian musim semi ke musim panas, bahkan para penghuni harem banyak yang datang untuk duduk menikmati pemandangan. Saat ia sampai di tepi danau yang cukup sepi ia berniat turun ke dermaga kecil untuk duduk, namun bukan ChuXi jika tak punya musuh. Tiba-tiba seseorang memukul lehernya dari belakang dan mendorongnya ke danau, ia mendengar jelas suara tawa khas dari orang yang memukulnya.

"Sekarang kita pergi, ia akan mati tenggelam." Wanita itu mengajak teman-temannya pergi dari dermaga kecil itu. Hingga di tepi lain JiaYu tersenyum melihat ChuXi yang mulai tenggelam, dan air danau yang mulai tenang.

===========

Hoammm...
Makin banyak musuh aja nih...
Jujur ini makin bikin otakku ngebul sih, tapi its Okey. But sorry kalo makin absurd ceritanya.






































Yoon Hilda
(Authornim)

Princess of Wei Where stories live. Discover now