6. JiaYu Birthday

2.6K 254 1
                                    

"Kau tak apa?"

"A.. Aku tak apa." tubuh mereka yang tak berjarak membuat ChuXi gerogi. Pria itu menjauh dari ChuXi dan mendekati GuLan.

"Hei apa yang kau lakukan, melempari nona ini dengan buah ha??"

GuLan hanya mendengus lalu kembali kedalam rumahnya.

"Tunggu, disana... Meimeinya, meimeinya sudah meninggal dan disimpan di dalam sana bahkan dia menyuapinya buah persik."

"Benarkah?" Pria itu memastikan dengan melihat dari pintu masuk yang tak berpintu. Bau menyengat kotoran dan bangkai tercium jelas.

"Bantu mereka cepat bantu mereka." Rengek ChuXi.

"Sabarlah, prajurit!!" Dua orang datang menyibak keramaian dan membawa keluar mayat gadis muda itu, dan mengurus pemakamannya. Setelah pemakaman ChuXi membawa GuLan dan menitipkannya pada Paman penjual buah itu.

"Tuan terimakasih sudah membantu pemakaman gadis itu."

"Tak apa, apapun kan kulakukan jika kau yang minta."

"Heum??" ChuXi memicingkan matanya melihat lebih dalam ke mata pria itu.

"Kau pria berkuda itu kan?"

"Kita bertemu lagi putri Jia Yu."

"Ahh sudahlah. Bagaimana kau bisa mengenaliku?"

"Aura Biru mu selalu bercahaya tuan putri."

"Benarkah, apa kau mendapatkan undangan pesta ulang tahun putri Jia Yu?"

"Tentu saja, aku adalah pangeran paling tampan. Kau pasti sangat terpesona."

"Ahh sudahlah, aku harus kembali gege ku pasti sudah selesai di kamarnya. Sampai jumpa..." Saat akan berjalan, ChuXi kembali mendekat kearah pangeran itu.

"Kau belum memberi tau namamu tuan."

"Kau penasaran dengan namaku? Mo Hua Chen adalah namaku."

"Akhh.."Sebuah ingatan kembali terlintas dalam benaknya. ChuXi terduduk ditanah menahan kepalanya.

"Putri Jia kau baik-baik saja?"

"Kau bukankah calon suami putri ChuXi?"

"Aku sudah membatalkannya, dan kaisar Hong setuju. Karena putri ChuXi sudah lama hilang dan kekaisaran Mo sudah bangkit."

"Meimei.." saat itu juga dua pria muncul dan mendekati ChuXi, Hua Chen kaget betapa hebatnya gadis dihadapannya hingga dua kultivator hebat tingkat paling atas tunduk kepadanya. Sudah di putuskan Hua Chen akan mendapatkan putri Jia dihadapannya itu.

"Gege... Aku baik-baik saja."

"Siapa kau?" Heping maju namun dadanya di tahan oleh ChuXi.

"Aku tak apa, aku hanya mendapat potongan ingatanku."

"Sebaiknya kita kembali meimei."

"Kami kembali tuan, sampai jumpa." mereka bertiga hilang ditelan keramaian pasar.

"Gege sepertinya kau tertarik dengannya, apa perlu ku bantu mendapatkan informasi tentangnya?"

"Tidak perlu, aku sudah tau siapa dia" Hua Chen memberi isyarat untuk kembali ke kediaman. Hua Chen menghadap kaisar dan meminta untuk menikah dengan putri Jia Yu. Sedangkan ayahnya langsung mengirim utusan untuk menyampaikan lamaran mereka. Kondisi kekaisaran Wei yang semakin terpuruk menjadikan kaisar Hong mengiyakan lamaran yang ditujukan untuk adiknya, sedangkan Jia Yu yang sudah mendengar tentang ketampanan dan kehebatan putra mahkota Mo langsung bergembira. Tepat di hari ulang tahun putri Jia Yu, istana Wei sangat ramai akan kehadiran seluruh tamu undangan. Jia Yu yang masih menyiapkan diri terus tersenyum cerah, hanfu emasnya begitu mengkilap dengan di bubuhi cadar sutra yang kontras dengan kulit putihnya. Ia benar benar sangat cantik, saat ia memasuki aula tempat acara itu digelar dengan anggun membuat para pangeran terpesona, dan sudah jelas putra mahkota Mo Hua Chen tersenyum cerah melihat calon pengantinnya.

Postur tubuh mereka yang sama dan kulit putih itu membuat Hua Chen tak menyadari perbedaan antara Jia Yu dan ChuXi.

"Hari ini saya mengundang kalian datang untuk menghadiri acara ulang tahun Putri Wei Jia Yu meimei kesayangan saya. Jadi silahkan menikmati acara hari ini." Kaisar Hong membuka acara dengan senyum cerahnya.

"Selamat malam putri Jia Yu, ingat dengan saya? Mo Hua Chen."

"Salam putra mahkota Mo, saya putri Jia Yu mwnyambut anda. Selamat menikmati pesta ini pangeran."

"Terimakasih putri Jia Yu, saya akan dengan senang hati menikmati pesta ini." Tanpa disadari sedari tadi 3 orang sedang mengawasi mereka dengan senyum liciknya.

"Meimei... Sebenarnya apa tujuanmu?"

"Putra Mahkota Mo sebelumnya di jodohkan denganku dan dia membatalkannya saat aku hilang dan kekaisaran Wei terpuruk, dan sudah beberapa kali aku bertemu dengannya. Aku mengaku bahwa namaku Jia Yu, jadi dia akan melamar Jia Yu dan menikah dengannya. Setelah itu aku akan mulai membalaskan dendam ku."

"Itu baru meimeiku." Heping mengusap kepala ChuXi.

"Ooh iya, apa markas baik-baik saja?"

"Kurasa baik-baik saja. Karena tak ada yang bisa menemukan markas kita."

"Buahku sudah habis, aku ingin kembali ke kamar FengXi gege." ChuXi kembali berteleportasi ke kamar kakaknya.

>>>>
Hingga satu minggu berlalu FengXi mulai membaik sejak semalam ia sudah sadar dan kembali beristirahat.

"FengXi gege... Bangun lah aku sangat bosan sekarang." ChuXi masuk dengan menghentak-hentakkan kakinya. Sedangkan sang empunya mulai terbangun dari tidur.

"ChuXi meimei.. Hentikan langkah kasarmu itu."

"Hah.. Gege, gege sudah sadar?" ChuXi berhambur memeluk kakaknya.

"ChuXi sudah, gege tak dapat bernafas."

"Wah FengXi gege, aku sangat merindukan mu. Tunggu kau harus minum ramuan terakhirmu." ChuXi mengeluarkan sebuah botol porselen berisi beberapa pil yang sudah di ekstrak bersama Yuchen dan Heping.

"Terimakasih meimei, sejak kapan kau jadi sangat ceria seperti ini?"

"Gege aku sudah bukan ChuXi yang kau kenal dulu. Dengarkan aku, setelah upaya pelenyapan itu aku melatih tubuhku di bantu oleh Yuchen gege dan Heping gege. Mereka juga yang mengobati gege."

"ChuXi, gege senang kau menemukan jati dirimu. Gege akan selalu melindungi mu."

"Besok adalah hari pernikahan JiaYu dan putra mahkota Mo. Gege harus sembuh dan merebut tahta gege kembali."

"Tentu meimei, tapi kenapa disini tidak ada orang sama sekali?"

"Aku memasang segel agar tak ada yang berminat untuk datang kemari."

"Meimei, perkembangan ilmu mu sangat pesat. Gege sangat bangga padamu."

"Aku sudah bertekad gege, aku akan membalaskan dendam untuk orang yang sudah merusak kebahagiaan keluarga kita. Gege harus menemui ibunda sekarang, ibunda harus tau rencana kita gege."

"Tidak ChuXi, ibunda sudah terpengaruh iblis, sehingga beliau sangat membenci kita bahkan ayah juga." Sorot mata ChuXi langsung menggelap mata ungu pekatnya semakin nyalang bersinar.

"ChuXi, kau tak apa?"

"Keluarga selir itu, aku akan membalas mereka." ChuXi memendam dendamnya dan kembali normal.

>>>>>

Hello.... Pingin buruan kelarin ceritanya.. Otak udah meronta ganti cerita.

Enjoy the story guys.. 💓💓

Princess of Wei Where stories live. Discover now