8. Selamat Jalan

2.4K 210 0
                                    

"ChuXi meimei, tenangkan hatimu." Amarah ChuXi seketika mereda mendengar suara Yuchen, sedangkan dampaknya sampai ke dunia manusia dimana tercipta kilat besar yang mengerikan.

"Yuchen, keluarga RyuYu benar-benar bosan hidup."

"Sudah tenangkan hatimu, amarahmu berdampak ke dunia manusia."

"Tapi mereka sangat semena-mena gege."

"ChuXi sudahlah, kalian kembali lah. Urus semua harta kita itu. Jalankan restoran mereka juga." beberapa pemuda itu pergi meninggalkan ruangan.

"Arghh.. Gege.. Aku aku merasakan ada sesuatu yang aneh di ruang dimensi ku." ChuXi menekan dadanya.

"Masuklah keruang dimensimu dulu." ChuXi masuk kedalam ruang dimensinya dan langsung berlutut menahan dadanya yang sakit.

"Salam tuan..."

"Si.. Siapa kalian? Datang dari mana kalian?"

"Kami adalah hewan spiritual milik kedua orang tuamu, hamba Harimau putih permaisuri Lang Xi."

"Dan hamba Burung Elang Kaisar Chu Zen"

"Bagaimana kalian bisa masuk kemari?"

"Kami akan terus di turunkan kepada keturunan pemilik terdahulu, Kaisar dan Permaisuri sudah tiada dan kami akan mengabdikan diri kepada anda tuan putri."

"Tunggu, bantu aku menghilangkan rasa sakit ini."

"Kita harus mengikat kontrak tuan putri." ChuXi menyentuh kepala mereka berdua dan mengikat kontrak dengan mereka, seketika itu rasa sakit nya hilang.

"Huft.. Jadi Kaisar dan Permaisuri sudah tiada?"

"Benar tuan, dan mereka di racuni oleh Selir RyuYu dan Putranya."

"Hah.. Sudah kuduga, mereka pasti akan bergerak cepat membalas semua ini, baiklah aku akan kembali kalian tetaplah disini."

"Sesuai perintah anda nona."

"Sebentar, aku akan memberikan kalian nama BaoLang dan BaoZen. Untuk mengingat kedua orang tuaku."

>>>>
Disini semua anggota kekaisaran sedang berkabung. Kaisar FengXi tak henti menangisi kedua orangtuanya yang sedang di kremasi. Dari kejauhan, seorang gadis berhanfu hitam berjalan dengan tenang menuju tempat kremasi. Wajahnya sembab terus berlinang air mata di langkah tenangnya.

"FengXi gege... Hiks.."

"ChuXi, kau darimana saja? Gege mengkhawatirkan mu."

"Maafkan aku gege, aku sering menghilang tanpa kabar membuat gege bersedih." Hong Yu dan selir RyuYu menatap mereka berdua dengan benci, Hong Yu mengeluarkan belati tajam yang ia siapkan sebelumnya. Hua Chen yang melihat itu segera berlari mencegah Hong Yu menikam pujaan hati nya.

"ChuXi awas!!" Hua Chen menghalau serangan Hong Yu, namun siapa sangka. ChuXi malah menarik Hua Chen dan menyerang Hong Yu dengan kekuatannya. Membuat Hong Yu terpental hingga pagar di tempat kremasi, saat Selir Ryu Yu ingin maju kakinya sudah di hisap oleh pasir di bawahnya hingga lututnya.

"Jangan ganggu upacara terakhir kedua orangtua ku!" Amarahnya mereda setelah melihat Yuchen dan Heping yang membuat Selir Ryu Yu di hisap oleh pasir, Jia Yu berlutut menahan ibunya agar tak terhisap semakin dalam. Sedangkan Hua Chen berdiri di belakang ChuXi menatap gadis itu penuh puja.

Setelah proses kremasi selesai ChuXi dan FengXi meninggalkan tempat kremasi membawa dua guci berisi abu kremasi yang akan di lanjutkan acara selanjutnya.

"Lin Mei, siapkan air hangat untuk mandi."

"Baik nona." ChuXi menatap kosong danau buatan di depannya, walaupun ia tak mengetahui kenangan bersama kedua orangtuanya namun perasaan yang diberikan oleh pemilik tubuh itu benar benar merasa kehilangan. ChuXi kembali meneteskan airmata, ia benar-benar ingin menangis sekarang. Ia menunduk terduduk ditanah menangis tersedu-sedu merasakan hatinya teriris belati tajam. Tiba-tiba seseorang merangkulnya memberikan kekuatan kepada ChuXi, tanpa mengetahui siapa yang memeluknya ia bersandar di dada pria itu dan menangis semakin kencang, tak lama tangisnya mereda.

"ChuXi!!" teriak seseorang dari kejauhan. Dia adalah Jia Yu yang berjalan tergesa-gesa menuju kearahnya. Pria yang tadi memeluknya menarik nya kebelakang, ia menjadikan tubuhnya tameng.

"Hua Chen?" desis ChuXi tak percaya.

"Matilah kau ChuXi!! Dasar jalang!! Beraninya kau merebut suamiku!!"

"Hei!! Diamlah jangan berani menunjuk dan mengatai ChuXi seperti itu!! Atau kau akan langsung ku antar keneraka."

"Tuan HuaChen kau adalah suamiku."

"Sejak awal aku ingin menikah dengan ChuXi bukan dirimu, aku menyesal membatalkan perjodohanku dengannya. Jika kau berani menyakitinya maka jangan harap hidupmu akan bahagia."

"Kau!! Awas saja kau!!" Jia Yu berjalan pergi menghentak-hentakkan kakinya.

"Putri ChuXi kau tak apa?"

"Emm terimakasih putra mahkota, maaf membuat anda bertengkar dengan istri anda."

"Bukan.. Bukan salahmu, sejak awal seharusnya kau yang menjadi istriku. Namun dengan bodohnya aku menikah ii Jia Yu."

"Hamba yang minta maaf yang mulia, karena hamba yang membuat anda salah orang. Hamba mengaku bernama Jia Yu, karena hamba iri dengan kecantikan putri Jia Yu."

"Tidak.. Kau jauh lebih cantik dari dia. Jangan pernah iri padanya lagi. Kau adalah yang terbaik ChuXi."

"Maaf tuan, nona air mandi sudah disiapkan." Lin Mei langsung pergi.

"Terimakasih tuan, tapi maaf tidak baik jika kita terlalu dekat."

"ChuXi, walaupun yang ku nikahi bukan kau namun sekarang aku adalah kakak iparmu. Kau bisa meminta bantuan apapun padaku."

"Baiklah gege. Aku ingin menenangkan pikiranku. Sebaiknya kau bujuk istrimu dulu."

"Baiklah sampai jumpa lagi."

"Sampai jumpa gege." ChuXi memastikan Hua Chen pergi lalu ia masuk ke ruang mandinya.

"Lin Mei, maaf banyak merepotkanmu."

"Bahkan akhir-akhir ini nona tak pernah meminta bantuan apapun. Saya merasa kehilangan kepercayaan nona."

"Tidak Lin Mei kau tetap orang kepercayaanku. Sepertinya rencanaku berjalan dengan lancar, aku harus merelaxkan tubuhku agar dapat melanjutkan rencana ini. Beri aku aroma mawar Lin Mei."

"Baik nona, saya akan membantu apapun yang nona butuhkan."

"Terimakasih Lin Mei." ChuXi melanjutkan ritual mandinya, dengan senyuman jahat mulai merancang rencana selanjutnya.

=============

Hello, temen-temen yang mampir jangan lupa vote dan komentar.
Jangan lupa mampir terus, bantu share biar tambah semangat.














-Yoon Hilda-
(Authornim)

Princess of Wei Donde viven las historias. Descúbrelo ahora