29. Mo Rui Xiang

472 50 0
                                    

ChuXi berjalan menuju gazebo nya, ia memerlukan udara segar untuk meredakan flu nya.

"Gongzhu!" Teriak seorang gadis yang tiba-tiba muncul dibelakangnya.

"Bagaimana Mi Lu?"

"Aku baru mendapatkan kabar bagus Gongzhu. Di istana Mo ada satu sumber air panas, letaknya cukup jauh di ujung barat istana. Kudengar jika musim semi hingga musim gugur tak ada yang akan kesana karena airnya cukup panas."

"Bagus Mi Lu, jadi dimana tempatnya?"

"Nanti di sebelah barat aula agung akan ada dua bangunan besar, setelah dua bangunan besar itu akan ada rumah kecil bertuliskan 'Re Shui Yu' itu adalah tempatnya. Tapi aku hanya dapat melihat dari tebing sebrang yang terhubung dengan pemandian air panas terbesar di Mo, namun yang mulia Hua Chen tak akan mengijinkan mu keluar dari istana."

"Baiklah terimakasih MiLu sebaiknya kau kembali, Kepala dayang Li sudah mencarimu dari tadi."

"Benarkah? Matilah aku."MiLu berlari kembali menghadap kepala dayang Li. ChuXi hanya tersenyum, kemudian segera pergi menuju pemandian air panas yang dimaksud Mi Lu. MiLu adalah salah satu dayang yang dekat dengannya, bahkan mereka sering mengobrol saat kepala dayang Li tak mengawasi mereka.

=======
ChuXi melihat kolam air panas dihadapannya, aroma segar tercium hingga membuat rasa pusing di kepala ChuXi mereda. ChuXi membuka jubahnya dan langsung masuk kedalam kolam, ia memilih untuk menyandarkan kepalanya di tepi tebing hingga tubuhnya kembali relax. Tak terasa ia masuk kedalam mimpi siangnya, namun mimpi itu tiba-tiba tenggelam saat ia mendengar suara pintu yang dibuka dengan kasar. ChuXi tak berkutik, ia hanya tetap diam melihat seorang pria membuka pakaiannya dan masuk kedalam kolam.

"MiLu bilang tak ada yang kemari saat musim seperti ini."gumam ChuXi menutupi wajahnya dan merangkak mengendap menuju tepi kolam.

"Hei tunggu." ChuXi membatu saat pria itu membuka suaranya.

"Aku, aku tak melihat apapun. Aku akan pergi, maaf mengganggumu."

"Tunggu dulu!" Pria itu menarik tangan ChuXi untuk berdiri, namun karena spontan mereka malah tercebur bersama kedalam kolam. ChuXi diam tak bergeming saat melihat pria itu dengan santai menyangga tubuhnya sehingga kepalanya tak masuk kedalam air. Mereka saling menatap dalam diam, hingga ChuXi tersadar setelah pria itu menyelipkan rambut ChuXi kebelakang telinga.

"Maaf.. maaf.." pria itu masih menggenggam tangan ChuXi.

"Aku bahkan tak mengizinkanmu untuk bergerak sekarang." ChuXi duduk di dalam kolam bersama pria itu.

"Tunggu kau pria yang memberikan jubah kepadaku kan?"

"Jadi kau mengingatku? Setelah saling mengingat bagaimana jika kita saling mengenal. Aku belum pernah melihatmu di istana sebelumnya."

"Ah... Aku Wei Chu Xi, kaisar Feng memintaku untuk memastikan putra mahkota siap naik tahta dan menjadi kaisar selanjutnya."

"Apa kaisar berniat membuangmu?"

"Sepertinya begitu... Lalu siapa kau?"

"Mo Rui Xiang, pangeran pertama. Aku baru kembali dari perang perdamaian melawan Rusia di perbatasan."

"Kakak kaisar?"

"Kau ingin ku ajari sesuatu? Aku mendapatkannya dari tentara Rusia."

"Sesuatu?"

"Lihatlah." Rui Xiang membuat air muncrat dengan memompanya menggunakan kepalan tangan. ChuXi hanya diam melihatnya senang berhasil membuat air yang tinggi, pandangan ChuXi berpindah ke tubuh penuh luka gores itu.

"Apakah sakit?"

"Hah?" Rui Xiang melihat arah pandangan ChuXi, dan paham.

"Kau pasti merasa sakit, karena memperjuangkan sesuatu namun orang lain yang dibanggakan."

"Itulah peran panglima perang."

"Aku bukan panglima perang, tapi aku juga merasakan semua itu. Bahkan aku sudah berulang kali hampir mati demi orang yang sebenarnya ingin ku bunuh dengan tanganku sendiri."

"Kau punya dendam yang cukup berat. Ku sarankan sebaiknya kau berhenti memikirkan semua ini dan mulailah menikmati hidupmu. Karena semua percuma saja, jika dendam mu terbalaskan tapi kau juga akan mati setelahnya."

"Aku tak peduli dengan kematian ku, aku hanya ingin mereka merasakan penderitaan yang sama."

"ChuXi, dengarkan aku baik-baik. Jika hatimu dipenuhi dengan dendam, dan otakmu terus berfikir cara membalaskan dendam. Wajahmu akan semakin jelek."

"Rui gege, jangan bercanda dengan ku."

"Setelah kejadian kemarin kau baik-baik saja?"

"Aku terserang flu ringan. Dan kau bagaimana rasanya menabrak dayang?"

"Aku sudah meminta maaf padanya. Aku juga mengalami flu ringan, tapi sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya."

"Ooh iya, bagaimana kau tau aku ada di dalam danau?"

"Aku mendengar suara air namun aku berada di ujung terjauh dari posisimu. Aku langsung berlari dan masuk ke air untuk menolongmu. Namun kau seperti ditarik ke dasar danau, aku bahkan hampir kehabisan nafas."

"Tapi kau memberikan aku nafas, mengapa kau tak menggunakan sisa nafas itu?"

"Sudahlah jangan dibahas. Lagi pula kita sama-sama selamat kan."

"Atau jangan-jangan kau memang sengaja."

"Ahh sudah airnya sudah menjadi dingin."

"Hei tunggu jangan kabur. Jawab pertanyaan ku!" ChuXi melihat air kolam yang masih mengepulkan uap itu. ChuXi mengejar Rui Xiang untuk meminta penjelasan.

"Aku akan mengantarmu ke kediamanmu. Ini pakai jubahmu."ChuXi yang menyadari pakaiannya basah langsung menutup jubahnya.

"Jawab dulu pertanyaanku. Kau sengaja melakukannya?"

"......"

"Hei jawab aku!"

"........"

"Aish sudahlah." Mereka berjalan beriringan dengan pakaian basah menuju kediaman ChuXi.

"Cepat ganti pakaianmu, lalu minum air jahe."

"Terimakasih, kau berhati-hatilah." ChuXi menatap punggung Rui Xiang.

"ChuXi kau basah lagi?"

"Ehehe, aku akan berganti pakaian sekarang." ChuXi berlari menuju kamarnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi akhir-akhir ini. Mengapa ChuXi sering sekali pulang basah kuyup?" Rong Zhi menatap kosong ke arah Chu Xi.

==========

Malam Minggu Nih
Hewoo semuanya...

Jangan lupa vote dan comment ya...








































Yoon Hilda
(Authornim)

Princess of Wei Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang