TWM 28

200 30 2
                                    

Lanjut lanjut lanjut

Happy Reading...

Tabib telah selesai memeriksa keaadan Anxin, katanya Anxin mengalami tekanan kuat, kepalanya dipaksa untuk berpikir yang diluar kemampuannya sehingga mengakibatkan rasa sakit di kepalanya.

Anxin masih belum sadar dan Kaisar Ryu masih setia duduk di ruangan itu menantikan Anxin tersadar, bukan berlebihan tapi entah mengapa ia tak sanggup melihat Anxin kesakitan.

Ia tahu bahwa sekarang dirinya dan Anxin menjadi perbincangan semua orang di luar sana, dan ia merasa tidak perduli akan hal itu sekarang ia hanya perduli dengan Anxin.

Sebuah gerakan kecil dari Anxin membuat Kaisar Ryu langsung menghampirinya, kaisar Ryu duduk di samping Anxin menyaksikan matanya yang perlahan mulai terbuka.

Pandangan Anxin langsung mendapati Kaisar Ryu dan disitulah Kaisar Ryu langsung terpesona, ia terbuai dengan sorotan mata Anxin, sorotan mata yang selama ini teramat ia rindukan.

Perlahan Kaisar Ryu mendekat wajahnya semakin dekat dan semakin dekat, Anxin yang menyadari hal itu berusaha menghindar namun kalah cepat dan ia harus merelakan bibirnya di cium oleh Kaisar Ryu.

Anxin hanya diam Kaisar Ryu menciumnya dengan penuh emosi, dan Anxin dapat merasakan itu. tangan Anxin naik menopang dada Kaisar Ryu bukan sebuah dorongan melaikan hanya sebuah sentuhan dan hal itu membuat Kaisar Ryu menghentikan aksinya.

Kesadaran mereka mulai kembali dan Kaisar Ryu tanpa kata-kata langsung berdiri meninggalkan Anxin dengan perasaannya yang tak kalah terkejut.

"Ada apa dengan kaisar" gumam Anxin sambil bangun dari posisi tidurnya, disaat bersamaan tangannya naik menyentuh bibirnya, ia menyadari apa yang baru terjadi.

Sedangkan diluar sana Kaisar Ryu masih merenungi apa yang baru saja ia lakukan, ia tak bisa menahan dirinya.

###___

Setelah keadaannya sudah pulih Anxin kembali bekerja sebagaimana mestinya, seperti pagi ini Anxin kembali bertugas mengganti pakaian Kaisar Ryu.

Tapi perasaan Anxin kali ini berbeda ia masih terbayang akan kejadian itu, Begitu pun Kaisar Ryu.

Anxin memasuki kamar kaisar Ryu dan disana kaisar Ryu juga sudah bangun, karena sudah paham tujuan Anxin, Kaisar Ryu menghampiri Anxin berdiri dengan posisi tegak dan tegas.

Pemandangan ini membuat pikiran Anxin melayang entah kemana "apa yang kau pikirkan?" Perkataan Kaisar Ryu menyadarkan Anxin dari pikirannya.

"Tidak ada yang mulia" ucap Anxin dengan cepat tapi gugupnya pun mengikut.

Kaisar Ryu tersenyum tipis menyaksikan hal itu, setelah semua pakaian dikenakan kaisar tibalah di bagian Anxin harus memasang tusuk rambut Kaisar, kaisar yang peka akan tubuh Anxin yang pendek akhirnya mengalah ia menundukkan kepalanya namun akibatnya wajah mereka kembali berdekatan.

Anxin dapat merasakan janntungnya yang berdebar, sekuat tenaga Anxin berupaya menyembunyikan perasaan malunya.

Belum selesai adegan tatap menatap itu Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan Ratu Liu Ying, dengan senyumnya yang menggoda.

Sadar akan situasi Anxin memilih untuk keluar, sepanjang langkahnya keluar Anxin merasa bahwa mata ratu terus memandangnya, "berhenti!" dan benar saja saat melewati Ratu langkahnya harus dihentikan.

Ratu berpaling menatap Anxin memperhatikan dengan teliti dan memang benar kata orang wajah Anxin dan Xia Lin sangatlah mirip.

"Ada apa yang mulia" ucap Anxin berusaha sopan.

The Winners Of MeWhere stories live. Discover now