TWM 3

4.4K 302 5
                                    

Buat alur cerita ini, author sebenarnya masih rada bingung lanjut apa ngak soalnya alur sama jalan cerita belum jelas banget.....

Tapi author usahain dehh, kalau pun kalian pada minta!! karena author merasa percuma jika kalian ngak terlalu responn...

Happy Reading...

Sseetttttt

Secara bersamaan anak panah mengenai sasaran tepat pada titik terkecilnya, disisi lainnya dua orang tengah berdiri dengan busur yang masih mereka pegang.

"Lumayan!" Gumam Hwang Hao.

"Anda juga dan sepertinya cara bermain anda lebih rapi dari yang saya duga" ucap Weng Zi memuji.

"Besok saya akan kembali dan jika saya butuh bantuanmu saya akan datang kesini dan saya juga memberitahu guru Tyan tentang rencana kita" jelas Hwang Hao yang mulai merapikan senjata.

Weng Zi menggangkuk paham sampai pandangannya melihat So Shan yang tengah berlari ke arahnya, yapi entah apa langkah wanita itu tiba-tiba terhenti, tampak wajahnya kaget saat melihat siapa yang bersama sahabatnya.

Dengan langkah yang mulai berirama dan sopan So Shan mendekati Weng Zi.

"Weng Zi ayah mencarimu!" Weng Zi sedikit bingung dengan tingkah So Shan yang sejatinya sangat cerewet dan ceroboh kini berbicara begitu singkat dan tenang.

"Dimana?" Tanya Weng Zi bersemangat.

"Ruangannya" bingung kini benar-benar mengusai wajah Weng Zi, pikiran berkelana dengan sikap So Shan, apa benar ini dirinya?

Tampa banyak tanya lagi Weng Zi memilih pergi meninggalkan So Shan bersama dengan Hwang Hao, baru So Shan ingin berbalik namun tangannya sudah dicekal oleh Hwang Hao.

"Kakak tolong maafkan aku, jangan beritahukan kepada ayah kalau aku ke Istana" Hwang Hao tersenyum kecut sampai akhirnya ia melepas tangan So Shan.

"Kenapa kau membantu Huo Hu?" Tanya Hwang Hao dingin.

"Karena dia begitu ingin berdua dengan anda, dia sangat menyukai anda" ucap So Shan dengan takut-takut.

Hwang Hao menarik nafas berat, wanita didepannya ini benar-benar membuatnya hampir marah saat diistana.

"So Shan.....apa kau tidak pernah memikirkan perasaan Yun?" Seketika So Shan mendongak menatap wajah Hwang Hao.

"Maksud kakak?" Tanya So Shan setengah bingung.

"Apa kau tidak pernah melihat cinta pada tatapan Yun saat melihat Huo Hu, tapi kau wanita nakal yang selalu menyusahkan malah membuatnya harus menahan sakit"

"Dan dengar jangan lakukan hal itu lagi aku tidak pernah menyukai Huo Hu, dia hanya teman bagiku. Dan jika kau ingin menjadi seorang pakar cinta sebaiknya kau bantu Yun agar mendapatkan Huo Hu. Mengerti!" So Shan langsung mengangguk dengan cepat.

"So apa kau sangat dekat dengan Weng Zi?"

"Sangat! Aku bahkan tau semua tentang dia, karena kami sudah berteman sejak lama" jawab So Shan semangat "apa yang ingin kakak tau tentang dia kakak bisa tanyakan padaku" sambungnya.

"Kalau begitu bisa kau cerita semua tentang dia"

"Tentu! Yang mulia"

###___

Akhirnya hari ini Hwang Hao berangkat dengan kuda yang telah dapatkan dari paman Tyan Ying, bukan hal baik jika calon kaisar terlalu lama berada diluar istana.

Waktu yang diperlukan untuk sampai di Istana tidak terlalu, bahkan jika berangkat pagi maka petangnya dia akan sampai di Istana.

Laju kudanya melambat saat ia melewati gerbang dengan tulisan penginapan Hong, yang artinya ini adalah rumah dari Weng Zi.

Hwang Hao tau hal ini dari So Shan dan juga Paman Tyan Ying, ia sudah menanyakan semua tentang Weng Zi,,,,semuanya!

Cukup lama ia berkuda hingga akhirnya Hwang Hao sudah sampai didepan gerbang utama Istana, pintu dibuka lebar dan ia masuk tanpa harus turun dari kudanya.

Jika diluar dia adalah Hwang Hao maka di Istana dia adalah Pangeran Ryu, calon kaisar kerajaan Ming.

Langkah pangeran Ryu mengarah ke kamarnya, gambaran kamar Pangeran Ryu!.. hanya satu yang mewakili yaitu "indah".

Nuansa kamar ini adalah warna merah darah yang sangat terang dipadukan dengan warna emas dan hitam menambah kesah mewah kamar calon kaisar ini.

Pangeran Ryu mulai melucuti pakaiannya dan hanya menyisakan celana yang menutupi bagian bawahnya.

Gambaran tubuh pangeran Ryu! Tubuhnya begitu kekar ada beberapa kotak kecil diperutnya, warna kulitnya putih tapi bukan putih pucat, ditubuhnya juga ada beberapa luka kecil yang menambah kesan menggoda.

"Kau sudah pulang!" Suara dari balik tirai membuat Pangeran Ryu memekik kaget.

"Ahh...kau mengagetkanku, sejak kapan kau disitu?" Tangan Pangeran Ryu menyilang menutupi dada dan perutnya.

"Dari tadi, kau tau selama kau pergi akulah yang selalu menempati kamar ini" jelas pangeran Yun.

Mata Pangeran Ryu melebar saat mengetahui bahwa kembarnya tapi beda wajah menempati kamarnya.

"Lancang, kenapa kau masuk ke kamarku tampa izin"

Pangeran Yun maju mendudukkan diri di tempat tidur Pangeran Ryu "karena aku harus membantumu untuk menutupi kegilaanmu yang selalu keluar istana tampa sepengetahuan ayah dan ibu"

"Jadi apa mereka tau?"

"Tidak! Kau tenang saja sebagai balasan kau harus ceritakan apa yang kau dapatkan kali ini"

"Tidak ada yang istimewa, tapi kau tau aku bertemu seseorang yang sangat menarik" satu alis Pangeran Yun terangkat, bingung mendengar perkataan kakaknya itu.

"Wanita atau pria?" Tanya pangeran Yun memastikan.

"Dua-duanya" jawab Pangeran Ryu dengan senyum.

*******
Bagaimana bagian ini readers???

Jangan lupa vote and comment yahh!! Salurin semua pendapat kalian tentang cerita ini...

Terima kasih

The Winners Of MeWhere stories live. Discover now