TWM 5

3.6K 259 6
                                    

Happy Reading...

Weng Zi dan Hwang Hao sedang berjalan berdua didalam hutan, meneliti dan memperhatikan sekeliling hutan.

"Untuk apa kita ke sini" tanya Weng Zi.

"Kita akan melalukana sesuatu" mendengar kata-kata Hwang Hao, membuat pikiran Weng Zi berkelana entah kemana.

"Me...lakukan ap...a?" Hwang Hao hanya tersenyum dan makin mempercepat langkahnya.

Secepat mungkin Weng Zi menyusul Hwang Hao dan berhenti saat mereka mendapati sekelompok orang dengan sebuah tandu.

"Ada apa?"

"Huuuusssffff" jari telunjuk Hwang Hao terarah pada mulut Weng Zi, tentu saja ini rasa berbeda pada diri Weng Zi.

"Tunggu saja!" Mata Hwang Hao masih sibuk memperhatikan sekitar, sampai akhirnya beberapa pria berbaju hitam dengan senjata tajam bermunculan dan menghalao mereka.

"Ya, kenapa kita masih di sini, ayo selamatkan mereka!" Weng Zi sudah setengah berdiri namun tangannya ditarik oleh Hwang Hao membuatnya kembali pada posisi semula.

"Jangan gegabah, kita tunggu dulu!"

Akhirnya pria berbaju hitam itu mulai menyerang dan terjadilah pertarungan antara mereka, dengan sedikit kode amggukan dari Hwang Hao akhirnya mereka maju dan ambil andil dalam pertarungan itu.

"Wahh, apa ini sekelompok pencuri" kalimat dari Hwang Hao itu membuat aksi mereka terhenti sejenak.

"Sungguh menyedihkan" Weng Zi berdecak menghina, membuat para perampok itu semakin geram.

"Serang mereka!" Mendengar perintah, akhirnya para gerombolan itu maju menyerang Hwang Hao Weng Zi.

Dentingan pedang beradu memecah keheningan didalam hutan, 14 melawan 2, jangan kira mereka akan kalah walau kalah dalam jumlah.

Dalam hitungan detik para perampok itu tumbang ada pula yang memilih lari karena sudah terluka.

"Tuan, terima kasih telah menyelamatkan kami!" Seorang wanita lumayan cantik menghampiri Weng Zi dan Hwang Hao sambil terus berterima kasih.

"Tidak nona, sudah kewajiban untuk saling membantu!" Ucap Hwang Hao membalas.

"Kami harus berangkat, sekali lagi terima kasih tuan!" Wanita cantik itu membungkuk hormat dan kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Cukup lama mata Weng Zi dan Hwang Hao mengikuti rombongan itu, sampai akhirnya mereka sudah tidak terlihat lagi.

"Ohh...luar biasa jadi ini tugas anda" Hwang Hao beralih menatap Weng Zi.

"Iya, banyak orang yang resah dengan para perampok gunung, jadi raja memberiku titah untuk memberantas mereka!" Weng Zi hanya mengangguk paham.

"Ayo!" Hwang Hao menuntun Weng Zi untuk kembali berjalan, kembali menelusuri sudut hutan.

"Ceritakan tentang dirimu!"

"Diriku?" Tanya Weng Zi memastikan, tampak anggukan Hwang Hao.

"Aku adalah anak dari seorang ayah yang merupakan pemilik dari penginapan Hong, anda pasti tau"

Alis Hwang Hao terangkat sambil sedikit berpikir "Penginapan Hong yang kau maksud adalah... penginapan besar yang-"

"Benar yang itu" potong Weng Zi dengan cepat.

"Ibuku meninggal saat aku masih kecil, kemudian ayahku menikah lagi dengan anak dari majikannya yang tak lain adalah pemilik penginapan, saat itu dia berstatus janda dengan satu anak"

"Jadi kau punya kakak tiri" Weng Zi mengangguk mantap.

###___

Hari sudah malam, Weng Zi baru saja tiba di kediamannya dengan menunggangi kuda, walaupun malam tapi masih banyak orang yang lalu lalang mengingat tempat ini adalah penginapan yang cukup ramai.

Karena sering keluar masuk penginapan Weng Zi cukup dikenal dikalangan para tamu, seorang pria tampak memperhatikan Weng Zi dari kejahuan.

"Kau pulang!" Weng Zi berbalik mencari asala suara itu yang ternyata berasal dari Lu Lay pria yang merupakan kakak tirinya.

"Akhir-akhir ini kau lebih banyak tinggal di perguruan dari pada dirumah... kau punya kekasih!" Mata Weng Zi membulat mendengar perkataan Lu Lay yang terkesan mengejek.

"Tidak! Aku tidak punya" jawab Weng Zi dengan cepat.

"Lalu kau jatuh cinta" tidak ada jawaban dari Weng Zi hanya ada tatapan yang sudah bisa diartikan oleh Lu Lay.

"Wahhh,, aku penasaran orang seperti apa yang telah membuat seorang Weng Zi ah bukan tapi Xia Lin jatuh cinta"

"Berhenti mengusik hidupku, lebih baik pikirkan dirimu yang terus saja gonta-gonti wanita tidak jelas, bisakah kau mencari satu orang wanita yang sungguh kau cintai!"

"Entahlah! Aku belum bisa menemukannya, apa ini alasanmu menilih jadi laki-"

"Hett, hentikan jangan bahas itu! Aku capek, mau masuk dulu selamat malam" ucap Weng Zi sebelum pergi meninggalkan Lu Lay yang tampak masih berkutip dengan pikirannya.

Dengan sangat lesu Weng Zi memasuki kamarnya, seperti biasa dia akan langsung mandi dan membersihkan diri.

Cukup lama waktu yang dihabiskan Weng Zi untuk mandi, sampai akhirnya ia keluar dan berhenti di depan sebuah cermin yang memperlihatkan wajah dan tubuhnya secara menyeluruh.

Sekarang ini dia bukanlah Weng Zi tapi Xia Lin dengan rambut yang digerai indah dan menggunakan pakaian tidur layaknya seorang wanita.

Weng Zi dan Xia Lin mereka sangatlah berbeda, walaupun mereka dalam satu tubuh tapi rupa mereka sangat berbeda.

Sedangkan di tempat lain seorang pria dengan pakaian rapih tengah berdiri di depan sebuah pintu yang lumayan besar.

Pintu itu dibuka dan menampakkan Raja Hwang dan Ratu Hao yang sedang duduk sambil berbincang-bincang.

"Hormat saya yang mulia!" Pangeran Ryu memberi hormat sebelum akhirnya dipersilahkan duduk oleh Hao Zi.

"Ada apa?" Suara tegas yang keluar dari mulut Raja Hwang yang masih seperti dulu selalu dengan mata dan tatapan tajamnya.

"Aku sudah siap yang mulia!"

********

Siap apa yahh, tunggu update selanjutnya yah readers dan maaf kalau lama banget....

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment sebelum kalian beranjak yahh...

Terima Kasih.

The Winners Of MeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz