TWM 31

232 26 2
                                    

Happy Reading...

Berita kehamilan Huo Hu sudah tersebar di seluruh penjuru negeri banya yang bergembira dan karenanya banyak gosip dan kabar yang beredar mereka mulai resah dan khawatir mengenai Kaisar mereka yang sampai sekarang belum juga memiliki keturunan.

Banyak yang mulai menyoroti Kaisar Ryu, dorongan dan dorongan terus berdatangan dari segala kubuh termasuk dari perdana mentri yang merupakan ayah mertuanya. Bahkan Kaisar Hwang dan Ratu Hao Zi juga sudah mulai turun tangan.

Hal itu membuat kaisar Ryu semakin gusar, karena sampai kapanpun ia tak akan bisa melakukannya dengan Liu Ying.

"Lakukan itu yang mulia!" Tegas seorang wanita yang sedang duduk berhadapan dengan Kaisar Ryu, dia adalah Hao Zi beberapa pelayan juga ada ditempat ini termasuk Anxin. Anxin mendengar dengan teliti apa yang mereka bahas.

"Aku tidak bisa ibu!"

"Sampai kapan anda ingin seperti ini, semua orang mulai menyorotimu, kau adalah seorang Kaisar jangan egois ini demi kerajaan, kerajaan ini membutuhkan Pewaris...kita butuh putra mahkota Yang mulia"

"Hatiku masih belum bisa menerimanya ibu" lirih Kaisar Ryu.

"Ku mohon jangan paksa diriku" Hao Zi tidak bisa berkata-kata, sebenarnya ia juga merasa kasihan dengan putranya ini.

"Aku akan pergi dan ku harap anda memikirkan dengan baik yang mulia bukan sebagai seorang pria melainkan seorang raja!" Kalimat penutup Ratu Hao Zi cukup menampar hati Kaisar Ryu membuatnya berpikir apa benar dia egois.

Ratu Hao Zi pergi meninggalkan kamar dan tak selang beberapa lama munculah Zhen.
"Yang mulia hamba ingin membicarakan sesuatu!" Ucap Zhen kemudian beralih menatap Anxin.

Seakan paham maksud Zhen, kaisar Ryu memerintahkan Anxin keluar dari kamarnya.

"Apa?"

"Hamba menemukan petunjuk! Anda ingat tentang bukit yang pernah hamba ceritakan, ternyata di kaki bukit itu ada sebuah desa kecil, daerah itu perkampungan kumuh yang penduduknya berjumlah sedikit."

"Dan hambe menemukan didesa itu pernah ditemukan seorang perempuan dan pria yang terluka, mereka juga mengatakan bahwa keduannya masih hidup sampai sekarang!" Kaisar Ryu mendengar itu dengan serius.

"Jadi maksudmu adalah..."

"Benar yang mulia, ada kemungkinan bahwa perempuan yang ditemukan itu adalah pelayan mendiang Ratu yang hilang itu."

"Jika hal itu benar maka kita bisa menemukan siapa dalang dari penyerangan itu!"

"Benar yang mulia!" Tegas Zhen.

"Baik lanjutkan penyelidikan ini dan ingat jangan sampai ada yang tau" Zhen mengangguk dan kemudian undur diri meninggalkan Kaisar Ryu.

Tangan Kaisar Ryu mengepal mengingat kembali malam itu, bagaimana ia menemukan wanitanya sudah tak bernyawa. Itu membuat sakit kembali menyelimuti hatinya.

###___

"Yang mulia mengenia perkataan hamba beberapa hari lalu, tolong maafkan kelancanganku" ucap Anxin yang sedang berjalan selangkah di belakang kaisar Ryu.

"Aku paham, kau benar aku hanya bingung dengan perasaanku." Wajah Anxin menatap kaget Kaisar Ryu, mata mereka saling bertemu dan kembali Anxin dibuat terpesona. Anxin sama sekali tidak menjawab, kalau dipikir lagi ia pun juga bingung dengan perasaannya apa dia menyukai Kaisar Ryu.

"Mau bertarung?" Ucap Kaisar Ryu tiba-tiba.

"Saya dan anda?" Tanya Anxin memastikan, langsung sijawab dengan anggukan oleh Kaisar Ryu.

The Winners Of MeWhere stories live. Discover now