TWM 33

198 28 0
                                    

Oke kita lanjut lagi

Happy Reading...

Sinar matahari yang menyilaukan membuat sebuah mata yang tertutup perlahan terbuka, mata sembap itu terbuka dan mengalihkan pandangannya ke berbagai arah.

Akhirnya ia tersadar bahwa masih berada di kamar Xia Lin atau bisa di bilang itu adalah kamarnya sendiri, Anxin ketiduran dan sekarang ia mulai khawatir jangan sampai ada yang mencarinya.

Dengan cepat ia berdiri berusaha meninggalkan tempat ini tanpa di lihat oleh siapapun, Anxin berjalan mengendap-ngendap dan tanpa sengaja mata mendapatai Kaisar Ryu tengah bersantai dengan tangannya yang sedang bermain dengan kuas.

Sampai detik ini Anxin belum pernah bertegur sapa dengan Kaisar semenjak kejadian pedang itu, sekarang Anxin tahu apa yang harus ia lakukan karena pedang itu adalah miliknya jadi bukan hal yang sulit untuk mendapatkannya kembali.

Anxin berjalan mendekati Kaisar namun tetap berupaya agar tak menimbulkan perhatian dan ia pun sampai dengan selamat di rombongan pelayan Kaisar.

Tak selang beberapa lama Huo Hu dan Pangeran Yun datang dengan senyuman, mereka tampak bahagia
"Ada apa yang mulia anda memanggil kami" ucap Huo Hu yang sudah duduk di hadapan Kaisar.

"Bukankah kalian ingin mengadakan jamuan untuk kehamilanmu." Ditengah percakapan itu Anxin juga berusaha untuk menguping.

"Benar yang mulia, tapi ada yang menggangguku" ucap Pangeran Yun.

"Apa?" Jawab kaisar ketus.

"Ada apa dengan anda yang mulia? Kau tampak tidak dalam keadaan baik-baik saja!"

Kaisar Ryu menghela nafasnya "karena kehamilan istrimu ini, seluruh tetua dan pejabat tinggi istana memintaku untuk segera membuat ratu hamil!"

"Ah aku juga mendengar kabar itu, ku akui ayah mertua anda cukup handal membuat semua orang mendukungnya..."

"...tapi menurutku kau punya masalah yang lain" sambung Pangeran Yun.

Alis Kaisar Ryu terangkat sebelah. "...katakan ada dengan kalian berdua? tidak biasanya saling berdiam dan berjauhan seperti ini" ucap Pangeran Yun sambil mengalihkan pandangan ke Anxin.

Anxin yang sedari tadi menguping langsung berusaha menormalkan arah pandangannya, Kaisar Ryu mengikuti arah pandangan Pangeran Yun dan
Mendapati Anxin, Dalam hatinya ia bertanya kapan ia ada disini.

"Tidak ada apa-apa!" Jawab Kaisar Ryu dingin. Mendengar nada bicara Kaisar Ryu, membuat Anxin kesal.

Persiapan jamuan akan dilakukan dalam waktu beberapa hari, selain itu Huo Hu juga meminta izin agar Anxin ikut bersamanya mempersiapkan jamuannya.

Setelah pembicaraan yang cukup panjang akhirnya Pangeran Yun dan Huo Hu pergi, sedangkan Anxin karena sedang kesal dengan Kaisar Ia memutuskan pergi menyusul Huo Hu dari arah lain.

Anxin berjalan dengan menggerutu kesal dengan Kaisar Yang tidak kunjung mau mengajaknya berbaikan setidaknya.

Anxin sudah sampai ditempat Huo Hu, tampak beberapa pelayan tengah sibuk membersihkan beberapa barang yang Anxin yakini adalah hadia kehamilan Huo Hu.

"Kau sudah sampai?" Tanya seseorang dari belakangnya yang ternyata adalah Huo Hu.

"Sebenarnya ada apa diantara kalian smpai terjadi perang dingin?"

"Yang mulia sebenarnya tujuanku ingin ikut denganmu aku ingin meminta izin keluar istana sedangkan anda sangat mengerti dengan Kaisar ia tidak mungkin mengizinkanku keluar dengan suasana hari yang seperti itu, sebenarnya ada sesuatu yang harus aku lakukan dan ini penting un..."

"Pergilah!"

"Benarkah? Maksudku adalah..."

"Benar, pergilah aku paham tapi kau tidak boleh lama mengerti!" Anxin mengangguk dengan sangat gembira, dengan sedikit membungkuk Anxin memohon izin untuk pergi.

###___

Dengan perasaan senang Anxin buru-buru kembali ke kamarnya namun seseorang yang ada di hadapannya membuatnya berhenti, dia adalah An Shing dengan senyumnya.

Anxin segera mendekatinya sedangkan An Shing terus tersenyum dan

Plakk

Tamparan yang cukup keras berhasil mendarat di pipi An Shing, tatapan mereka kembali bertemu mata Anxin sudah berkaca-kaca air matanya mulai keluar setetes demi setetes dan disinilah An Shing menyadari bahwa ingatan Anxin sudah kembali.

Lokasi berpindah di kamar Anxin, kamar yang disiapkan untuk para pelayan disini Anxin tidak tidur sendiri ia ditemani beberapa pelayang yang juga bertugas di kediaman Kaisar Ryu.

An Shing dan Anxin sedang duduk saling berhadapan dengan Anxin yang masih tampak marah.

"Kau tau saat ingatanku kembali, aku sangat ingin membunuhmu!" An Shing tak bereaksi ia hanya terdiam memperhatikan Anxin yang sedang menahan amarahnya.

"Katakan padaku apa tujuanmu? Dan kenapa kau menyelamatku?" Anxin beralih menatap An Shing dengan air matanya yang sudah tak terbendung.

Melihat itu An Shing sangat kasihan dan merasa bersalah, ia sangat menyesal mengapa ia ikut melakukan hal itu dahulu.

"Belas dendam" ucap An Shing yang sudah menggunakan gaya bicara formal.

"Setelah kejadian itu mereka datang dan membunuh semua teman-temanku, termasuk mereka yang ada di benteng. Saat aku kembali aku menyadari bahwa mereka benar-benar menghancurkan semuanya, semua yang berhubungan dengan kelompok kami mati"

"...jadi aku ingin menggunakan anda sebagai umpan untuk balas dendamku, tolong maafkan saya! Saya berjanji akan melakukan apapun yang anda perintahkan!" Ucap An Shing penuh lirih dan penyesalan.

"Hah, Kau pikir aku bisa mempercayaimu begitu saja, bagaimana akau tau...bagaimana jika kau masih berniat membunuhku dan hanya berpura-pura?"

"Tidak akan yang mulia! Selain itu sekarang ini hanya aku yang tersisa, hanya aku yang bisa membantu anda untuk mengungkapkan semua ini!"

Anxin paham akan hal itu, namun ia masih belum sanggup menerima kebenaran bahwa orang yang selama ini ia percayai adalah orang yang membuatnya harus berada di keadaan ini.

"Baik, aku akan mempercayaimu aku akan memaafkanmu tapi apa kau bisa menjamin kesetianmu padaku!"

"Tentu! Dengan segenap jiwa dan ragu, hamba berjanji akan melundungi anda dan setia disamping anda" ucap An Shing menggebu-gebu.

"Baiklah aku pegang janjimu jika sampai kau berkhianat aku bersumpah, aku akan membunuhmu"

"Jadi selanjutnya apa yang akan anda lakukan?" Tanya An Shing.

"Untuk sementara ini kita pulang, kita akan kembali sebelum perayaan dimulai! Kita akan menggunakan kesempatan ini untuk memikirkan rencana selajutnya dengan aman." Ucap Anxin tegas.

"Baik yang mulia!"

"Berhentilah bersikap sopan, aku tidak ingin orang curiga dengan sikapmu dan juga jangan sampai ayah dan ibu tahu jika ingatanku kembali, hal ini cukup kita berdua yang tau!" An Shing membalas dengan mengangguk.

Selanjutnya Anxin mulai berkemas, mempersiapkan keberangkatannya kembali kepada orang tua angkatnya. Ada banyak hal yang harus ia pikirkan dalam keadaan tenang dan damai tampa adanya perasaan kesal karena perintah dan keributan yang tak berguna.

Sebelum melangkah keluar, Anxin. Berbalik menatap Ruangan Kaisar Ryu yang tampak sepi, Anxin pergi tampa berpamitan dengan Kaisar Ryu, hati Anxin sedih namun otaknya teramat gengsi untuk mengalah.

"Ayo kita berangkat!" Ucap Anxin.

********
Oke cukup dulu yahh makasih buat kalian yang masih setia menunggu dan maaf yah kalau lama,

Jangan lupa vote dan comment yah

Terimakasih

The Winners Of MeWhere stories live. Discover now