TWM 32

206 34 4
                                    

Happy Reading...

Cha Chin membuka matanya secara perlahan berusaha mengumpulkan kesadarannya. Sekarang ini ia mendapati tubuhnya duduk disebuah kursi dan tegah diikat.

Tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan dua sosok pria tampan dan gagah, siapa lagi kalau bukan Kaisar Ryu dan Zhen. Mereka datang dengan pakaian biasa jadi Cha Chin tidak tau kalau yang ada dihadapannya ini adalah raja.

Cha Chin berusaha memberontak membuka ikatannya. "Lepaskan saya, kenapa anda menculik saya?" Tanya dengan frustasi dan hampir menangis.

Zhen sempat merasa kasihan dengan wanita ini, ia berjanji pada dirinya jika urusannya dengan perempuan ini sudah beres ia akan melepaskannya.

"Dia yang kau katakan?" Tanya Kaisar Ryu.

Zhen menggangguk "benar dia adalah wanita dari desa, dia yang hamba ceritakan"

Kaisar Ryu memdekati Cha Chin dengan wajah datarnya "katakan apa yang kau ketahui!"

"Apa yang aku tau? Kenapa aku harus mengatakan sesuatu...aku benar-benar tidak tau apa-apa tuan" ucap Cha Chin sudah tidak bisa menahan tangisnya.

"Katakan siapa yang kau maksud dengan orang yang ditemukan terluka itu"

Cha Chin masih bersikeras untuk diam, "aku tidak tau apa-apa, aku bersumpah!"

Kaisar Ryu yang mulai geram dan tidak sabaran langsung menarik pedang Zhen dan menempatkannya di leher Cha Chin, membuat Cha Chin semakin ketakutan.

"Katakan atau nyawamu melayang!" Ucap Kaisar Ryu dengan wajah dinginnya.

"Tidak mau, aku tau kau orang jahatkan kau ingin melukai mereka benarkan!"

Alis kaisar berkerut ia berpikir darimana wanita ini kalau dia jahat atau baik.

"Bagaimana kau tahu kalau aku jahat? Cepat katakan" bentak Kaisar Ryu.

"...asal kau tau aku bisa menggila jika kau tidak mengatakannya sekarang, aku bisa membunuhmu dan menghancurkan semua yang ada di desamu" mendengar itu Cha Chin semakin ketakutan.

"Saya pikir sekarang ini bukan waktu yang tepat, sebaiknya kita jangan menekannya!" Kaisar Ryu tampak berpikir dengan ucapan Zhen.

"Baik ku beri waktu kau untuk berpikir jangan sampai kesabarannku habis" ucap Kaisar Ryu penuh penekanan, kemudian berlalu meninggalkan Zhen dan Cha Chin.

###___

Kaisar Ryu memasuki ruangannya, ia berniat mengambil sesuatu namun anehnya benda itu tidak ada, kemudian Kaisar Ryu memanggil Anxin.

"Ada apa anda mamanggil saya yang mulia!"

"Dimana kau menyimpan pedangku"

"Pedang yang kemarin hamba simpan dimeja anda!"

"Tidak ada aku sudah mencarinya!" Ucap Kaisar Ryu.

Anxin mulai gelisah sambil menuju meja kaisar dan benar saja pedang itu tidak ada padahal jelas-jelas ia menyimpannya disini.

"Hamba yakin menyimpannya disini!"

"Tapi itu tidak ada Anxin"

"Tapi yang mulia"

"Cukup...! kau harus menemukannya itu pedang yang sangat berharga, sampai kau menemukannya baru kau bisa menumuiku" Kaisar Ryu meninggalkan ruangannya dengan perasaan kesal dan Anxin dapat menyadari itu. Ia benar-benar bingung ia yakin pedang itu ia simpan disini.

Setelah kejadian itu Anxin jadi murung ia heran sepenting apa pedang itu sampai kaisar marah padanya, dan Anxin yakin Kaisar benar-benar marah buktinya Kaisar tidak pernah memanggilnya bahkan melihatnya pun tidak.

Anxin mulai berdecak kesal, rasanya sakit saat kaisar mencampakannya. Anxin harus mencari tahu tentang pedang itu, kenapa harus hilang disaat seperti ini dan Anxin memutuskan untuk menemui Huo Hu.

Diperjalanan Anxin bertemu dengan Zhen, "kau ingin menemui raja?" Tanya Anxin.

"Benar, ada apa?" Jawab Zhen.

"Aku dalam masalah! Aku menghilangkan pedang Kaisar" ucap Anxin dengan nada lesuh.

Satu alis Zhen terangkat kebingungan "pedang yang mana?"

"Pedang yang dipakainya terakhir kali, aku yakin aku menyimpannya di meja tapi tidak ada...dan kini kaisar marah besar padaku"

"Kau benar-benar dalam masalah! Pedang itu hanya ada 1, tidak ada yang bisa menyamainya kecuali kau membuatnya di tempat yang sama..."

"Pedang itu milik mendiang ratu dan yang ku tau pedang itu dibuat khusus untuknya!" Mendengar itu Anxin semakin menjadi khawatir.

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Satu-satunya cara adalah...kau harus menerima ini apa adanya, karena orang yang membuat pedang itu hanya mendiang ratulah yang tau!" Ucap Zhen sambil memegang pundang Anxin memberi kekuatan sebelum akhirnya berlalu meninggalkannya.

Anxin hanya mampu berjalan dengan lemas tak bertenaga dirinya sudah benar-benar putus asa, dia bahkan berpikir apa dia mati sja.

Sampai akhirnya sebuah ide terlintas dipikirannya saat sudut matanya mendapati gerbang besar yang ada di seberang tempatnya berjalan. Itu adalah istana mendiang ratu.

"Huff jika pedang itu milik ratu, dan hanya diketahui olehnya maka tempat utama untuk menemukan petunjuk adalah kediamannya..."

"Ya aku yakin akan menemukan sesuatu di dalam sana!" Dengan berani Anxin menuju ketempat itu tempat yang selalu tampak sepi dan memiliki aura yang sedikit menakutkan.

Tapi tidak masalah bagi Anxin selama ia bisa menemuka petunjuk pedang itu dan menyudahi kesalahpahamannya dengan Kaisar Ryu.

###___

Setelah berjalan beberapa menit kini tibalah Anxin di depan gerbang kediaman Xia Lin, mata Anxin memandang ke kanan dan ke kiri, memastikan keadaan aman.

Karena merasa sudah aman dengan cepat Anxin memasuki gerbang dan menutupnya kembali supaya tidak ada yang menyadari keberadaannya.

Sejujurnya Anxin benar-benar bingung apa hubungan dirinya dengan tempat ini mengapa setiap memasuki tempat ini selalu saja kepala menjadi berat dan banyak potongan kejadian yang muncul dikepalanya. Apa sebenarnya yang pernah terjadi disini dan Anxin yakin jawabannya ada didalam.

Dengan penuh keyakinan Anxin membuka pintu dan terlihatlah sebuah ruangan yang sangat indah, walau ruangan ini tak perpenghuni tapi Anxin akui disini cukup bersih, pasti ada pelayan yang membersihkannya.

Anxin melangkahkan kakinya mamasuki semakin dalam ruangan ini, dengan penuh keberanian serta berusaha menahan sakit kepalanya Anxin terus berjalan.

Kini kepingan kejadian demi kejadian datang bagai air yang mengalir deras, air mata Anxin sudah menetes dengan deras wajah Anxin pucat dan tampak berkeringat, hingga akhirnya langkah Anxin terhenti di pinggir tempat tidur yang biasa di pakai Xia Lin.

Cukup lama Anxin berdiri memperhatikan tempat tidur itu, tubuh Anxin berbalik matanya meneliti setiap sudut ruangan ini, air matanya terus mengalir kini ia sudah tak mampu menahan tangisnya. Anxin melai terisak ia menutup mulutnya berusaha untuk tak bersuara.

Hingga akhirnya lututnya sudah tak mampu menahan tubuhnya dan akhirnya ia tersungkur di lantai tangisnya pun sidah pecah sejadinya, ia terus mememgangi dadanya yang sesak sambil terus menangis.

"Maafkan saya yang mulia...hikks hikss"

"...Maafkan karena telah meninggalkan anda" gumam Anxin dengan tangisan yang semakin keras. Anxin merasa frustasi ia benar-benar tak tahu harus melakukan apa dengan semua ingatan barunya.

********
Udah dulu yahh, semoga kalian suka maaf yahh kalau misal alurnya tidak jelas gituu otakku lagi buntu

Jangan lupa tingalkan voment yah

Terimakasih

The Winners Of MeWhere stories live. Discover now