TWM 19

935 65 7
                                    

Author kembali lagi...ini update pertama di bulan ramadhan semoga kalian suka

Heppy reading...

Tibalah di hari yang paling-paling ditunggu, pernikahan dari Pangeran Yun dan Huo Hu, semua keluarga besar kerajaan berkumpul untuk menyaksikan dan merasakan keindahan yang terpancar dari raut wajah keduanya.

Seperti biasa pesta akan di gelar selama berhari-hari. Setiap malam diisi dengan hiburan, makan dan minuman serta gelak tawa bahagia dari para pejabat yang sesuka cita.

Lalu apa yang dilakukan Xia Lin dan kaisar? Tidak perlu bertanya. Mengetahui kepribadian kaisar pasti sudah dapat di tebak.

Kaisar tengah berusaha menarik perhatian dari ratu Xia yang sedari tadi sibuk dengan Huo Hu. Sebenarnya Xia Lin tahu apa yang diinginkan kaisar tapi ia ingin sedikit mengerjainya.

"Yang mulia! Lihat kaisar dari tadi beliau terus memandangimu...ekhm" tegur Huo Hu, sambil berdehem.

Mata Xia Lin mengikuti pandangan Huo Hu "tidak papa, sekali-kali aku ingi terbebas dari belenggunya" jawab xia lin tertawa kecil.

"Ah...pasti sulit untukmu, tapi aku penasaran dengan wanita yang di sana itu! Sedari tadi ia memandang kaisar"

Mendengar hal itu xia lin kembali memalingkan pandangannya "ohh dia putri perdana menteri, sepertinya dia memang tertarik dengan kaisar"

Mendengar perkataan xia lin sontak membuat Huo hu kaget. "Anda tidak cemburu?"

"Mungkin, tapi aku sudah mengenal kaisar...dia hanya akan memandangku" jawab xia lin dengan mantap, Lalu keduanya kembali larut dengan suasana pesta.

###___

"Ratu!!" Sontak saja panggilan itu membuat xia lin berbalik.

"Yang mulia! ada apa? Kenapa anda meninggalkan perjamuan?" Tanya xia lin dengan muka lembut dan damai.

"Tidak! Hanya saja aku merasa ingin terus melihat mu, tidak ingin melepaskan mu...jangan tinggalkan aku!!"

"Kenapa tiba-tiba anda mengatakan hal seperti itu yang mulia...

Anda tenang saja, hamba akan terus bersama yang mulia...hamba berjanji!"

"Ingat janjimu itu!" Xia lin membalas dengan anggukan diiringi senyuman.

"Saya akan kembali ke kamar dengan para pelayan, anda kembalilah ke perayaan. Seorang kaisar tidak boleh meninggalkan tamu kerajaan!"

"Baiklah, hati-hati!" Sebelum beranjak kaisar memeluk xia lin diikuti dengan kecupan hangat di keningnya, membuat senyuman indah kembali terpancar di wajah cantik ratunya.

Sebenarnya sedari tadi kaisar terus saja merasakan kegelisahan, entah apa yang membuatnya gelisah, namun hal itu dapat terbaca oleh xia lin.

Tubuh sang kaisar telah menghilang dari pandangan xia lin, hingga ia juga mulai melangkahkan kakinya menuju ke kediamannya dengan di ekori oleh beberapa pelayan.

Suasana disini cukup gelap dan juga sepi, mengingat semua orang tengah bergembira di pesta pernikahan pangeran, hanya ada satu dua penjaga.

Sebelum xia lin masuk ke kamarnya ia sudah di kagetkan dengan teriakan dayangnya yg di ikuti dengan tebasan pedang yg menyemburkan darah.

"Ahh..."

"Hancurkan tempat ini" pintah salah seorang dari mereka yang seperti pemimpin penyerang ini.

Yang dilihat xia lin adalah beberapa kumpulan pria besar bertopeng dengan menggunakan pakaian serba hitam, xia lin kaget! perasaannya bercampur aduk, tidak tau apa yang harus ia lakukan air matanya sudah tidak bisa terbendung.

"Yang mulia!! Anda harus segera pergi" salah seorang dayang menghampiri xia lin dengan terus  menangis

"Bagaimana caranya? Tempat ini dikepung"

"Ada, kita bisa bertukar pakaian yang mulia!"

"Apa?"

"Yang mulia mereka mengincar anda!!" Dengan bergegas dayang itu mulai melepaskan satu persatu hiasan rambut, dan juga pakaian xia lin ditukar dengan pakaiannya yang merupakan pakaian seorang dayang.

Bergegas Xia Lin meninggalkan kamarnya secara diam-diam, walau ada rasa tak tega meninggalkan dayangnya sendirian dengan rasa takut.

Air matanya terus mengalir, ia tak tahu dengan perasaannya, ia takut, marah dan sedih.

Belum jauh ia melangkah beberapa dari pria hitam itu melihatnya dan mulai mengejarnya.

"Hai"

Xia Lin semakin kaget dan bingung harus kemana dia, tanpa berpikir ia terus lari dan berlari. Menuruti kemana kaki itu membawanya.

Pria itu masih setia mengikuti Xia Lin sampai keluar istana, bahkan sampai di sebuah hutan lebat nan gelap.

Xia Lin semakin bingung dan semakin takut, ia hanya berusaha menguatkan dirinya sendiri. Air mata yang mengalir bercampur dengan rasa takut membuatnya semakin menggila, Sesekali ia mengingat wajah sang kaisar yang tengah tersenyum bahagia, penuh kedamaian dan penuh cinta, pria yang telah memenuhi hatinya dan hidupnya.

Sialnya langkah Xia Lin harus terhenti saat kakinya telah sampai di bibir sebuah jurang yang dibawahnya mengalir air yang cukup deras.

"Kau tidak akan bisa kabur lagi"

Xia lin kaget bukan main, dua sosok pria besar tegah berdiri di belakangnya dengan sebuah pedang yang berlumuran darah.

"Apa mau kalian" teriak Xia Lin dengan kasar

"Hahahhaha mau kami" meraka saling memandang kemudian mulai tersenyum.

"Nyawa mu"

Mata Xia Lin membulat, ia semakin takut dan gemetaran, "ohh tuhan tolong aku..."

"Kalian tidak akan bisa menangkap ku!" Xia Lin berucap dengan sisa keberaniannya.

"Hahahha kau pikir bisa selamat dari kami"

Drngan tekat dan juga mengumpulkan keberanian akhirnya  Xia Lin melompat ke arah jurang, menyerahkan diri sepenuhnya kepada angin dan juga takdir.

Entah kemana angin ini akan membawanya...

"Dia melompat!" Teriak salah satu dari pria bertopeng itu.

"Bagus, itu artinya kita tidak perlu mengotori tangan kita untuk menyingkirkannya, lagian dia hanya seorang dayang"

Mereka mengeluarkan senyum liciknya, namun senyum itu tidak bertahan lama tak kalah sebuah anak panah melesat ke salah satu lengan pria itu.

Kaget dan marah tentu mereka rasakan.

"Siapa kau?"

Dibantu dengan cahaya bulan, Kemudian muncul lah sosok pria yang sangat mereka kenali.

"Apa yang anda lakukan tuan?" Tanyanya bingung.

Sosok yang dipanggil tuan itu kemudian hanya tersenyum "aku hanya sedang membersihkan jejak pemburuan ku"

Mendengar hal itu membuat kedua pria itu kaget, sialnya baru ingin melawan ia sudah diberi hadiah sebuah tebasan yang mengakibatkan tubuhnya tumbang di atas tanah.

"Tolong ampuni saya tuan, jangan lakukan itu" pintah sosok pria bertopeng itu sambil terus memegang tangannya yang kesakitan akibat anak panah.

Namun sepertinya sudah terlambat karena, dalam waktu beberapa detik tubuhnya sudah melayang di udara bersamaan dengan perih dan sakit di dada karena sayatan pedang.

Tubuhnya terjatuh ke jurang...

********

Mohon maaf yahh semua alurnya ngk jelas, otak lagi buntu2nya, tapi rindu pengen nulisnya

Sebelum kaliam out jangan lupa tinggalkan jejak, dengan menekan bintang dan meracuniku di kolom comment

Terima kasih

The Winners Of MeWhere stories live. Discover now