TWM 6

3.4K 262 3
                                    

Maaf updatenya laaammaaaa banget! Dan maafkan juga atas typo, contohnya; di part 1 disitu dijelaskan kalau ibu tiri Weng Zi ngak punya anak, sedangkan part 5 disitu malah punya kakak tiri si Weng Zi maafin yahh jadi yang bener adalah di punya kakak tiri.

Oke langsung aja yahh baca lanjutannya!!

Happy Reading...

Lagi! Weng Zi berjalan bersama Hwang Hao, semakin hari mereka semakin akrab dan dekat tapi ada satu hal yang mengganjal dalam pikiran Weng Zi, Selama kenal Weng Zi, dia tidak pernah menceritakan tentang dirinya.

"Bagaimana dengan luka anda?" Tanya Weng Zi memecah keheningan.

"Sudah sembuh!" Weng Zi sedikit bingung mendengar jawaban Hwang Hao yang terbilang singkat dan padat, dia pun selalu melamun dan terdiam.

"Apa anda ada masalah?"

Perhatian Hwang Hao teralih sepenuhnya menatap Weng Zi, "tidak" jawab Hwang Hao singkat.

"Eh tidak mungkin ceritakan padaku!" Tangan Weng Zi beralih merangkul pundak Hwang Hao, namun itu terlihat aneh.

Tubuh Hwang Hao menunduk ditambah dengan kaki Weng Zi yang menjinjit karena tidak kesampaian.

"Kenapa kau begitu pendek?" Mendengar perkataan Hwang Hao sontak membuat Weng Zi melepas rangkulannya dan memukul kecil lengan Hwang Hao yang kekar.

"Kau menghinaku!"

"Tidak! Itu kenyataan" Hwang Hao tertawa memperlihatkan deretan giginya yang rapi dengan sebuah lesung di pipi kanannya, menambah kadar ketampanannya di tambah dengan tubuhnya yang teramat tinggi, dan kekar.

"Tolong...tolong...a'ah"

Hwang Hao dan Weng Zi saling menatap, saling mengaitkan pikiran mereka, dengan sedikit anggukan mereka menuju arah suara tersebut.

Tampa menunggu aba-aba mereka langsung masuk dalam pertarungan membuat kelompok perampok itu terkaget.

Mereka cukup banyak, kini Hwang Hao dan Weng Zi dikelilingi para perampok itu, dengan kerja sama yang baik antara mereka para perampok itu perlahan mulai terbantai.

"Jumlah mereka sangat banyak!"

"Kau benar" jawan Hwang Hao singkat.

"Terima kasih tuan, terima kasih telah menyelamatkan kami!" Seseorang maju menghadap Hwang Hao yang diduga adalah kepala dari rombongan itu.

###___

Hari sudah malam, Weng Zi dan Hwang Hao memilih menginap di sebuah pondok kosong, pondok itu terletak di dekat desa kecil.

Sebenarnya tadi mereka sudah dalam perjalanan pulang tapi karena harus berhadapan dengan para perampok lagi waktu mereka jadi tersita banyak.

"Istaratlah! Sudah malam" ucap Hwang Hao yang tengah sibuk menyalakan api.

"Anda juga harus istirahat" potong Weng Zi.

"Kau duluan!" Pintah Hwang Hao.

"Tidak anda duluan aku belum mengantuk, lagian kenapa harus saya duluan yang.." tiba-tiba tangan Hwang Hao menutupi mulut Weng Zi.

"Hussstttt, ada sesorang" bisik Hwang Hao, mendengar hal itu membuat kewaspadaan Weng Zi meningkat.

Tidak lama kemudian muncullah sekelompok orang yang menyerang jumlah mereka banyak, Hwang Hao sudah lebih dulu maju berniat menyerang melawan.

"Tunggu!" Suara yang menggelegar dan sangat besar keluar dari mulut Weng Zi, membuat semua pergerakan terhenti.

"Mereka bukan orang jahat!"

"Apa maksudmu?" Tanya Hwang Hao bingung.

"Lihat penampilan mereka, mereka warga desa yang kelaparan" pandangan Hwang Hao beralih memperhatikan setiap orang yang ada dihadapannya.

Akhirnya Hwang Hao kembali menyarungi pedangnya setelah melihat mereka yang hanya terdiri dari pria tua renta yang sangat kurus.

Weng Zi memberanikan diri mendekati mereka berniat mengajak mereka berbicara baik-baik.

"Tenang! kami bukan orang jahat" Weng Zi berusaha menenangkan mereka dan sepertinya itu berhasil.

"Kalau begitu kami minta maaf! Kami telah salah paham, ini terjadi karena desa kami selalu mengalami pencurian pada malam hari, jadi kami terpaksa berjaga" jelas seorang yang merupakan kepala daei kelompok ini.

Setelah berbincang-bincang dengan para penduduk, akhirnya Hwang Hao dan Weng Zi dipersilahkan untuk memasuki desa dan menerima pelayanan yang layak disana.

"Saya kepala desa disini! Sekali lagi kami minta maaf atas kesalah pahaman yang terjadi"

"Tidak apa-apa tuan, tapi bisakah anda menceritakan keadaan desa!" Karena rasa penasaran dengan situasi desa ini Hwang Hao memberanikan diri untuk bertanya.

"Disini sering terjadi perampokan pada malam hari, walaupun tidak setiap malam tapi ini cukup meresahkan warga, ditambah dengan hasil panen yang kurang menambah tingkat kesensaraan kami".

Weng Zi dan hwang Hao hanya saling bertatapan, dalam pikiran mereka berisikan banyak pertanyaan.

"Izinkan kami membantu desa" mata Weng Zi terbelalak mendengar Hwang Hao, ia tidak menyangka Hwang Hao sampai berpikir ke sana.

"Tentu kami sangat senang jika ada yang ingin membantu kami!" Kepala desa tampak begitu senang mendengar tawaran dari Hwang Hao, lain halnya dengan Weng Zi yang masih kaget.

"Tapi kami juga membutuhkan bantuan kalian semua!"

"Tentu kami siap membantu anda, kalau begitu tinggallah disini untuk beberapa hari" tawar Kepala desa.

"Bolehkah" ucap Hwang Hao memastikan.

"Tentu saja!"

Setelah berbicara cukup panjang lebar dengan dengan Hwang Hao dan Weng Zi akhirnya kepala desa kembali meninggalkan Weng Zi dan Hwang Hao.

"Apa maksud anda menginap disini, bagaimana anda membuat keputusan secara sepihak" akhirnya dari sekian lama Weng Zi pun mengeluarkan suaranya.

"Maaf, tapi aku harap kau bersedia membantuku kalau pun kau keberatan kau boleh pulang" raut wajah Hwang Hao berubah serius membuat Weng Zi sedikit ketakutan.

"Bu...kan begitu tapi apa tidak papa!" Dengan takut-takut Weng Zi menjawab.

"Tidak, anggap saja ini terakhir kau membantuku!"

"Ya, apa maksud anda?"

"Dengar ini adalah terakhir aku menjalan tugas ini, aku akan kembali pada kehidupanku yang sesungguhnya" jelas Hwang Hao singkat.

"Jadi anda akan pergi setelah ini" Hwang Hao mengangguk dengan mantap.

"Kalau begitu jika anda pergi anda tidak akan menemuiku lagi!"

"Entahlah! Tapi aku pastikan kita akan bertemu lagi" kedua tangan Hwang Hao beralih memegang pundak Weng Zi berusaha meyakinkannya.

********

Ngak tau kenapa menurut author ini ngak'je banget, tapi mau diapalah readers, hanya itu yang terpikir oleh otak author ini.

Jangan lupa tinggalkan dukungan kalian dengan memberi vote or comments!!

Terima Kasih

The Winners Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang