TWM 8

3.2K 240 1
                                    

Author back lagi, maaf yahh readers lama

happy Reading...

Malam semakin larut dan aktivitas warga semakin berkurang, namun tidak dengan Weng Zi yang masih duduk sendiri, rasanya begitu sepi saat Hwang Hao tidak ada.

Tapi kesadaran dan khayalannya terpatahkan saat mendengar suara berisik ditambah dengan cahaya redup, dengan tetap waspada Weng Zi mendekat tentu saja dengan pedang di tangannya.

Weng Zi masih saja memperhatikan beberapa pria yang tengah sibuk mengacak-ngacak gudang penyimpanan, jumlahnya sekitar lima orang.

Rasa ragu untuk mendekat timbul saat Weng Zi mempartimbangkan kemungkinan kemenangannya, tapi sepertinya takdir berkata lain, mata salah satu pria disana berhasil melihatnya.

"Siapa disana?" Pria itu berteriak.

"Hahaha lucu sekali, bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu! Siapa kalian, ahh aku lupa kelompok pencuri!!" Decak Weng Zi meremehkan, mau bagaimana pun dia sudah tidak bisa menghindar jadi sekalian saja.

"Bunuh dia!"

Terjadilah pertarungan sengit antara Weng Zi dan beberapa pria itu, namun apalah daya sepertinya takdir tidak memihak pada Weng Zi satu tebasan berhasil mengenai punggung Weng Zi yang membuatnya tumbang.

Salah satu dari pria itu memeriksa nadi Weng Zi memastikan apa dia masih hidup atau sudah mati "bagaimana?" Tanya pria yang lainnya.

"Dia masih hidup!"

"Harus kita apakan dia?"

"Kita tidak mungkin membiarkannya disini, bisa saja dia selamat apa lagi di telah melihat rupa kita!"

"Kita buang dia dan bersihkan semua jejak jangan sampai ada yang tau, laksanakan!"

"Siap!" Setelah menerima perintah dua pria mengangkat tubuh Weng Zi, membopongnya menjauh dari pemukiman.

Sampai lah mereka disebuah tepi jurang yang cukup dalam dan yang pasti sangat gelap, dengan satu kali anggukan tubuh Weng Zi dijatuhkan ke dalam jurang dengan harapan dia akan mati.

###___

"Dengan ini aku kaisar Hwang Liu menyerahkan tahta dan kekaisar kepada putra mahkota Pangeran Hwang Ryu" suara kaisar Hwang begitu menggema diiringi dengan meriahnya tepuk tangan disertai dengan pujaan dari para penghuni Istana.

Kaisar Hwang memberikan sebuah gulungan kertas kepada Pangeran Ryu dilanjutkan dengan Pangeran Ryu yang menduduki singgasana kekaisar.

Semua orang tampak begitu bahagia, tapi tidak dengan Pangeran Ryu yang tampak menyembunyikan rasa khawatir dalam raut wajahnya.

Setelah semua kegembiraan ini berakhir Pangeran Ryu dengan cepat bergegas menuju kamarnya, entah kenapa ia merasa begitu bimbang dan resah.

Baru beberapa langkah yang ia ambil, tubuhnya sudah di tahan oleh tangan ayahnya, dan disisi lain munculah ratu Hao dan Pangeran Yun.

"Kau belum diperbolehkan kemana-kemana Ryu!" Ucap Raja Hwang serius, bahkan Pangeran Ryu tidak pernah merasakan aura ayahnya yang seperti ini.

"Ayahmu benar, kau adalah raja baru banyak yang mrngincarmu terlebih sudah jadi aturan kerajaan!" Sambung Ratu Hao.

Pangeran Ryu hanya mampu terdiam menahan dirinya agar tidak memberontak, tampak kini raja dan ratu menduduki sebuah kursi yang berada di kamar Pangeran Ryu disusul dengan pangeran Yun yang masih diam.

"Langsung saja kaisar, kami semua berada di hadapanmu untuk membicarakan tentang pencalonan ratu nanti!" Mata Pangeran Ryu berubah yang tadinya bingung entah apa berubah menjadi serius.

"Aku sudah memilih calonku! Dan kuharap kalian menerima keputusanku" raja dan ratu hanya melempar tatapan dan diakhiri dengan anggukan.

"Baiklah semua keputusan ada padamu kami hanya akan membantumu!" Setelah cukup lama menjelaskan pada ayah dan ibunya tentang siapa wanita itu akhirnya mereka kembali ke kediamannya, meninggakan Pangeran Ryu dan Yun berdua.

"Bisa kau membantuku!''

"Apa? Kalau aku sanggup maka aku akan membantumu!" Jawab Pangeran Yun.

"Aku ingin kau keluar Istana, masuklah ke penginapan Hong sebagai seorang tamu dan aku ingin kau menyelidiki seseorang" jelas Pangeran Ryu.

"Siapa?"

"Dia bermana Weng Zi! jika tidak ada yang mengenal Weng Zi, maka kau harus menyebut Xia Lin!"

###___

"Ahh..." suara ringisan dari Weng Zi menandakan bahwa ia telah sadar dari pingsannya selama hampir 2 minggu.

Rasa nyeri menguasai tubuhnya teritama di bagian punggung dan kepala, tangannya pun terasa lemas kaku dan tidak bertenaga.

"Anda sudah sadar!" Mata Weng Zi langsung mencari asal suara itu, ternyata berasal dari sosok wanita muda yang sedang berdiri diambang pintu, dengan sebuah nampan dengan berbagai isi.

Wanita itu segera menghampiri Weng Zi menghentikan kegiatannya yang ingin bangun, "anda belum boleh banyak bergerak banyak, tubuh anda banyak masih sangat lemah!"

"Ini di mana?" Tanya Weng Zi yang masih meneliti tempat ini.

"Anda di rumahku, saat saya dan ayah saya ke hutan untuk mencari tanaman herbal, kami menemukan tubuh anda, kami pikir anda sudah mati tapi saat diperiksa nadi anda  masih ada namun sangat lemah! Jadi kami membawa anda kesini untuk diobati" jelas wanita itu dengan ramah.

"Terima kasih telah menyelamatkanku, kau boleh tau siapa namamu?"

"Nama saya Niu Ying!'' Jawab wanita yang Niu Ying itu.

"Bagaimana kau berada disana dengan luka seperti itu?" Tanya Niu Ying yang heran melihat Weng Zi yang begitu tahan dan kuat.

"Panjang, tunggu! Sudah Berapa lama aku ada disini?" Weng Zi baru menyadari jika banyak yang telah ia lewatkan.

"Mungkin sekitar dua Minggu!" Jawab Niu Ying tenang, namun tidak dengan Weng Zi yang tampak kaget.

"Kenapa?"

"aku harus segera pergi!" Seru Weng Zi.

"Apa? Tapi luka anda masih belum pulih, tubuh anda juga masih lemah!" Ucap Niu Ying yang tidak menyangka dengan apa yang baru saja Weng Zi katakan.

"Kumohon Niu Ying bantu aku!"

********
Hah oke readers part ini selesai dan maaf serta terima kasih ngak henti-hentinya aku ucapin buat kalian yang udah setia nunggu cerita ini dan maaf buat peng-update tan cerita ini yang lama, karena keadaan author emang lagi ngak sehat banget!!!

Jangan lupa vote anda comments it's story see you next part and!!

Terima Kasih.

The Winners Of MeWhere stories live. Discover now