03.

35.7K 2.6K 62
                                    

Setelah makan malam selesai, Jeno memutuskan untuk bermain bola basket di taman samping rumah bersama dengan mang Agus yang kebetulan mempunyai waktu luang untuk bermain dengannya.

Jevandra dan Jeandra menonton dari ayunan kayu yang berada di pinggir kolam renang, di temani oleh sekaleng cola dingin yang mereka letakan di belakang tubuh mereka, takut jika Jeno tau dan menginginkan minuman soda itu.

Tidak tahu saja mereka bahwa Jeno juga menyimpan minuman soda kaleng di kamarnya, ya walaupun tidak dingin karna di dalam kamarnya tidak ada lemari pendingin.

Jevandra menggulung kemeja putih kerjanya dan bangkit dari duduknya, Jeandra menatap bingung sang kaka.

" Kau ingin kemana? " Tanya Jeandra, lalu menegak minuman sodanya.

" Bermain dengan Jevano. "

" Aku ikut. " Ucap Jeandra, ia ikut menggulung kemeja kerjanya lalu mengikuti sang kakanya yang sudah berjalan lebih dulu ke arah lapangan basket yang tidak terlalu luas itu.

Jevandra langsung saja ikut merebut bola basket yang tengah di dribble oleh Jeno lalu memasukannya ke dalam ring basket yang berada lumayan jauh dari dirinya berdiri.

" Curang! " Pekik Jeno, lalu berlari mengambil bola basket yang menggelinding keluar lapangan.

" It's not cheating, it just tests whether you are sensitive to the opponent or not. " Ucap Jevandra, Jeno mendengus sebal mendengarnya.

" Yaudah atuh den udah ada kaka aden, mamang izin kedapur dulu yaa bantuin budeh  " Ucap mang Agus, dengan terpaksa Jeno mengangguk.

" Makasi ya mang waktunya "

" Iya den sama sama "

Mang Agus kembali masuk kedalam rumah dan berlari kecil ke arah dapur kotor.

" Sepertinya kamu butuh teman, Jevano. "

Jeno menoleh dan melihat Jeffrey yang berjalan ke arahnya, sembari menggulung lengan kemejanya hingga sesiku.

" Engga, makasi "

" Yakin? " Tanya Jeffrey mengangkat satu alisnya.

Jeno memilih melangkah mendekat ke arah Jeandra dan berdiri di sampingnya.

" Gw satu tim sama Jeandra "

" Please change your slang Jevano, call older people with kind words. " Ujar Jeffrey, membuat Jeno merotasikan bola matanya malas.

" Ish iya. "

" Roy, wasit. " Tunjuk Jeno kepada Roy yang berdiri di pinggir lepangan, berjaga bersama dengan Demian.

Jeno berlari masuk ke dalam rumah untuk mengambil peluit baru dan nomer skor yang ia simpan di bawah laci televisi yang berada di ruang tamu, setelah mendapat yang di cari, Jeno kembali dan menyerahkan peluit kepada Roy dan nomer skor kepada Demian.

Roy dan Demian hanya menurut dan memegang benda yang di kasih oleh Jeno.

Permainan bola basket itu di mulai setelah suara peluit yang Roy tiup berbunyi dan bola basket yang di lemparkan oleh Demian di tengah tengah lapangan, yang dapat bola basket itu lebih dulu maka ia yang memulai permainan.

Jeandra meloncat dengan tinggi, ia sudah biasa olahraga bola salah satu ini, waktu sekolah menengah atas Jeandra adalah captain basket di sekolahnya, sering sekali mengikuti perbandingan antar sekolah, sedangkan Jevandra lebih suka olahraga seperti menunggangi kuda atau golf sepeperti Jeffrey.

Jeandra mendribbel bola basket dan melemparkannya ke arah Jeno yang sudah berdiri tak jauh dari ring lawan, Jeno menangkapnya dengan tepat lalu melamparkannya ke dalam ring lawan, tapi keberuntungan pertama tidak berpihak kepadanya, bola basket itu malah meleset tidak masuk kedalam lobang ring.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now