13.

26.1K 2K 74
                                    

" Pulang nih ya Jen gw "

" Iya. "

" Engga tahan gw nih Ken? Nyuruh nginep gitu? "

" Engga. "

" Pelit banget cucunya eyang harvand "

" Bodo amat. "

" Tahan gw Jen ayok "

" Gw tendang nih! "

" Hehe ampun kasep "

Haikal cengengesan lalu masuk kedalam mobil milik Dewa.

Haikal duduk di belakang, sedangkan Ardan menyetir dan Dewa duduk di sebelah Ardan, mang Agus sudah membukakan pintu gerbang untuk mereka keluar.

" Yakin engga mau ikut? Nyebat loh ini nyebat " Ucap Dewa, kepada Jeno sedikit meledek.

Ardan dan Dewa memang ingin mampir sebentar di sebuah warung kopi yang berada di dekat kali, atau yang di kenal dengan warli, tempat biasa mereka nongkrong setelah pulang sekolah.

" Jangan gitu dah Wa! " Jeno sedikit menahan kesal terhadap Dewa yang sedari tadi selalu mengejeknya, karna ia tidak bisa ikut keluar bermain dengan sahabatnya.

Jeno sebenarnya ingin ikut bermain tetapi tidak bisa, Alex melarangnya dan terus menahannya, Alex bilang kalau bunda akan pulang sebentar lagi, Jeno pikir cepat sekali sang bunda ke kantor.

Ardan menyalakan mesin mobil, lalu melambaikannya tangannya dari dalam mobil.

" Pulang dulu Jen salam sama tante Tiffany " Ucap Ardan, Jeno mengangguk.

" Hati hati. "

Ardan mengangguk, lalu langsung melajukkan mobil milik Dewa keluar dari halaman rumah, sayang sekali mereka tidak bisa menghabiskan waktu bermain sangat lama, karna tiba tiba Haikal mendapat panggilan dari mamahnya agar segera pulang karna ada acara di rumahnya.

Gerbang putih sudah di tutup kembali oleh mang Agus, Jeno memutuskan untuk masuk kedalam rumah, dengan Alex yang setia mengikutinya.

Di anak tangga Jeno melihat budeh Darmi yang sedang membawa nampan yang berisi piring dan gelas kotor.

" Snack aden udah budeh masukin kulkas yaa "

" Iye deh, makasi. "

Budeh Darmi mengangguk, Jeno menaikki anak tangga kembali menuju kamarnya, membuka pintu kamarnya, kamarnya sudah kembali rapih, tidak seberantakan tadi.

" Anda membutuhkan sesuatu tuan muda? " Asisten pribadi milik Jevandra bertanya.

" Engga. "

Jeno menutup pintu kamar begitu saja, kakinya ia bawa melangkah berjalan ke arah balkon kamarnya, melihat ke arah pintu gerbang rumahnya yang kembali di buka oleh mang Agus dan masuklah beberapa mobil ke halaman rumahnya.

Jeno memilih untuk duduk di atas bangku kayu yang sudah tersedia di balkon kamarnya, sembari mendengarkan lagu dengan earphone putih yang sudah tercantol di kedua telinganya.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now