20.

27.8K 2.3K 156
                                    

Alunan lagu milik Meghan trainor ft Jhon legend yang berjudul Like I'm Gonna Lose You, memenuhi seluruh ruang penjuru coffee shop, bau kopi yang membuat indra penciuman begitu candu, di tambah dengan suasa cafe yang sangat tenang, pintu kaca itu terus terbuka membuat lonceng yang tergantung di atas pintu kaca berbunyi dengan nyaring.

" Atas nama ka Dewa, pesanannya ka " Ucap barista perempuan dengan rambut panjang yang di kuncir satu.

Dewa maju lalu membawa nampan berwarna coklat kayu yang berisi empat minuman yang berbeda macam rasa, di bantu dengan Haikal yang membawa nampan berwarna yang sama, hanya saja di atas nampan tersebut berisi beberapa makanan ringan macam dessert.

Mereka berdua berjalan mendekat kearah Jeno dan Ardan yang sudah menunggungnya di pojok ruangan, meja dekat kaca besar yang menjadi penghalang antara ruangan indoor dan outdoor.

Dewa dan Haikal menaru nampan itu dengan hati hati karna takut menyenggol Ardan yang kini tengah sibuk dengan sebuah canvas ukuran kecil, cat air kecil dan sepaket kuas cat yang ia bawa.

Dari mereka berempat yang memiliki bakat melukis dan menggambar hanya Ardan, dari umur enam tahun bakat Ardan ini mulai di lihat oleh kedua orang tuanya, Yaitu Rose san Chandra.

Kedua orang tuanya mendukung bakat sang anak, dengan mengikuti les melukis, serta ikut beberapa lomba yang di adakan dan meraih empat mendali emas dan perak dari berbagai lomba melukis yang Ardan ikuti.

Hingga akhirnya kini Ardan menjadi seorang guru les melukis di sebuah tempat milik kerabat kerjanya sang papah, yang berada tak jauh dari rumahnya, ia datang hanya jika ada hari luang saja tidak setiap hari, makanya mereka bertiga selalu bilang kalau Ardan memiliki tangan emas.

Berbanding sebalik dengan Haikal yang suka di bilang memiliki suara emas, karna jika Haikal menyanyi, mengeluarkan suara merduanya itu akan sangat sopan masuk ke dalam gendang telinga, membuat siapapun akan luluh mendengar suara merdunya, bahkan Haikal pernah di tawari masuk ke sebuah agensi besar, tetapi ia menolaknya dengan alesan ingin fokus bersekolah terlebih dahulu.

Dewa di juluki mata tajam seperti elang, karena ia sangat pandai memanah dengan tepat sasaran tidak pernah melenceng sedikitpun, kesukaannya dengan memanah ini di turunkan oleh Kakeknya yang dulu pernah menjadi mantan atlet memanah.

Dan Jeno di juluki memiliki kekuatan yang sangat kuat ditubuhnya, apa lagi bagian kakinya, Jeno akan sangat gampang menendang sang lawan, Jeno ini jago didalam bidang beladiri, ia sudah mengikuti les Taekwondo sejak sekolah dasar, dan waktu sekolah menengah keatas ia sudah bisa memegang sabuk merah, dan kini sudah memegang sabuk hitam, maka tidak heran jika Jeno selalu di dorong paling depan di jadikan tameng oleh sahabatnya jika sedang berantem di luar sekolah.

" Nyenggol tampol! " Ardan melirik tajam kearah Haikal ingin duduk di sampingnya.

" Galak amat pak " Ucap Haikal, lalu duduk di samping Ardan dengan hati hati.

" Emang! "

" Tumben banget lagian pake canvas, biasanya juga ipad." Ucap Dewa lalu meminum Ice americano miliknya.

Dewa salah satu manusia yang sangat suka sekali dengan americano, bahkan ia pernah memesan delapan shot ice americano tanpa water, hanya Ice dan delapan shot americano saja, membuat ketiga sahabatnya itu terkejut, bahkan mereka setelah mencoba minumman itu jantung mereka langsung berdebar sangat cepat.

Namun ketiga sahabatnya juga selalu memberikan teguran kepada Dewa agar tidak meminum minuman pahit itu terlalu sering, karna tidak baik untuk lambung.

" Buat contoh anak les sih sebenernya, kalau pake ipad kaya kurang real, jadi mending gambar di canvas "

Jeno mematikan ponsel milik Dewa setelah game yang di mainkannya kalah, lalu beralih memotong cheese cake dengan garpu kecil lalu melahapnya.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now