51.

27.6K 2.5K 555
                                    

Tepat sudah dua minggu lebih Jeffrey tak melihat langsung putra bungsunya, dirinya hanya bisa memantau dari rekaman cctv saja atau menanyakan dari anggota keluarganya yang keluar masuk kedalam kamar purta bungsunya untuk mengecek keadaan Jeno.

Jeno benar benar menjadi sangat tidak peduli dengan keberadaan anggota keluarganya yang selalu berada disisinya.

Bahkan saat Dikta datang kembali untuk mengecek keadaan Jeno dan mengganti segala perban yang menempel ditubuh Jeno dengan yang baru, dokter tampan itu juga tidak dianggap keberadaannya oleh Jeno.

Jeno hanya menggangguk atau menggeleng saat Dikta menanyakan soal keadaan tubuhnya.

Jeno sekalinya bersuara hanya akan mengeluarkan kata mengusir kepada siapapun yang masuk kedalam kamarnya, kecuali Roy, Demian dan Alex, Jeno seperti sudah berteman baik dengan mereka.

Gelas bordeaux yang berisi cairan berwarna merah keunguan dengan wangi ciri khas yang sangat strong, salah satu jenis minuman wine yang memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi, tidak sembarang orang akan kuat dengan salah satu jenis wine tersebut.

Jeffrey menghirup wangi ciri khas dari cairan merah keunguan tersebut, lalu menegaknya.

Hutan pohon pinus yang menjulang tinggi yang berada dihadapannya kini menjadi pemandangan untuk menenangkan pikiran Jeffrey saat ini.

Cklek

Suara pintu ruang kerja yang dibuka tidak membuat atensi Jeffrey teralihkan sama sekali, kepala keluarga robinson itu tidak menghiraukan seseorang yang masuk begitu saja kedalam ruangan kerjanya.

Jeafrin berdiri disamping putra sulungnya, dan turut ikut menatap pemandangan hutan pinus dari lantai lima ruang kerja yang terhalang oleh kaca besar.

" Jevano, bagaimana? "

Jeffrey akhirnya berbuka suara, membuat Jeafrin yang mendengarnya berdecak kecil lalu tersenyun miring.

" Don't be a stupid family head again Jeff. "

" Lihat lah sendiri putra bungsu mu dikamar, dan yaa.. tolong letakan pistol itu ditempatnya, don't show that damn thing in front of my youngest grandson. " Ucap Jeafrin, yang melihat sebuah pistol berwarna hitam yang di pegang oleh Jeffrey.

" I'm not satisfied. "

" Belum puas membuat cucu bungsu ku ketakutan melihat mu yang seperti psikopat itu? "

Dorr

Prang

Salah satu guci yang berdiri dipojok ruangan mejadi sasaran dari tembakan peluru oleh Jeffrey, membuat benda hias ratusan juta itu pecah berkeping keping dan berhamburan di lantai.

" Not satisfied to kill, dad mau ku tembak? " Jeffrey kini melayangkan pistol tersebut ke arah Jeafrin.

Jeafrin terlihat sangat tenang, bahkan ia malah terlihat menatap malas putra sulungnya.

" Just kill your bitch instead of killing dad "

Jeffrey tersenyum miring dan menurunkan pistolnya.

" I won't kill that damn bitch before I'm satisfied playing with her. "

" You are not my son! "

Jeffrey hanya tersenyum licik, langkah kakinya dibawa untuk mendekat kearah meja kerjanya, menaru pistol serta gelas yang berisi wine itu diatas meja kaca kerjanya.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now