10.

31K 2K 38
                                    

" Bunda tau Jeno sekarang suasana hatinya lagi engga baik, so we'll talk about it later when Jeno is better "

Ibu jari Tiffany menghapus air mata putranya yang sudah jatuh membasih kedua pipinya.

Tiffany mengerti dengan suasana hati sang anak untuk saat ini yang terlihat sangat tidak baik.

Tiffany menepuk pahanya agar Jeno tertidur diatas pahanya dengan dirinya yang menyender di kepala ranjang, Jeno menaru kepalanya di atas paha sang Bunda menjadikannya bantal lalu memejamkan matanya.

" Bun.. I'am sorry " Gumam Jeno dengan pelan sangat pelan hingga mulutnya hanya terlihat seperti gumamman.

Tiffany mendengarnya walaupun samar samar ia langsung saja menciumi kening sang anak yang masih terasa sedikit hangat.

" It's not Jeno fault " Balas Tiffany

Jeno membuka kedua bola matanya lalu menatap sang Bunda kembali.

" Beri Jeno waktu ya bun buat nerima mereka " Ucap Jeno sang Bunda memangguk mengerti

" Kalau Jeno udah bener bener siap bilang bunda ya " Ucap Tiffany yang langsung mendapat anggukan kecil dari Jeno.

🛡🔫

Jam sudah mulai menunjukkan pukul 18:45 kini Tiffany tengah sibuk menata makanan malam di meja makan di bantu oleh budeh Darmi yang lagi menyusun piring disetiap kursi.

Jeno sedari tadi hanya duduk di kursi meja makan sembari memakan sebuah oreo red velvet yang di berikan sang bunda sembari menunggu Tiffany dan budeh Darmi mempersiapkan makan malam.

Meja makan kini sudah sangat rapih, berbagai macam makanan sudah tertata rapih di atas meja makan, Tiffany melepaskan apron masaknya lalu menarunya di tempat semula dan memberikan Jeno segelas air berisi air putih.

" Setelah itu tolong panggil papah sama kedua kakamu yaa "

Jeno yang sedang menegak air putih itu lalu menggeleng.

" Jeno.. "

" iyeiyeiyeiyee "

" HEH!JEVANO! "

Tiffany sudah ancang ancang ingin melemparkan sebuah sendok kepada Jeno tetapi beruntung putranya sudah berlari lebih dulu menjauh darinya dengan tertawa senang.

Jeno berjalan kearah taman samping rumahnya dengan sebungkus oreo red velvet yang berada ditangannya, ia memakan makanan ringan itu sembari berjalan.

Jeno membuka pintu kaca yang menjadi penghalang antar rumah dan taman samping, Jeno melihat Jeffrey serta kedua anaknya yang tengah duduk di pinggir taman dengan di temani oleh secangkir kopi dan beberapa cemilan yang berada di atas meja.

Remaja berhidung mancung itu menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal ia harus memanggil mereka dengan sebutan apa!.

Tiba tiba Jeno merasaka ragu dan canggung untuk memanggil.

" Om di suruh makan sama bunda "

Akhirnya Jeno memanggil Jeffrey yang membuat mereka semua menoleh kearahnya dengan tatapan bingung.

Jevandra dan Jeandra saling menatap satu sama lain lalu langsung tertawa kecil dan menatap sang papah yang menatap mereka dengan datar.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now