42.

27.8K 2.1K 304
                                    

Sterli, wanita itu sudah terkapar lemas di atas ranjang sel dengan pakaian yang cukup berantakkan serta deru nafas yang terdengar cukup terengah.

Jeffrey merapihkan pakaiannya lalu keluar sel, dan tak lupa kembali menutup pintu sel  dengan mengucinya dari luar melalui gembok, kunci gembok dilempar begitu saja keujung lorong, kaki jenjangnya melangkah dengan cepat kearah lift yang didepannya sudah terjaga sekitar lima bodyguard.

Jeffrey menyerahkan pistol Glock 19 kepada salah satu bodyguard.

" Urus jalang itu. " Perintah Jeffrey yang membuat para bodyguard itu mengangguk dan segera menjalankan perintah sang tuan.

Jeffrey melangkah masuk kedalam lift seorang diri, menekan tombol menuju lantai dasar mansion, karna lift ini khusus hanya menuju ke lantai tanah bawah mansion saja.

Lift naik keatas, dan tak lama pintu lift terbuka menampilkan sebuah ruangan dapur kotor yang biasa para chef mansion untuk masak, ada enam orang chef yang tengah memasak masakkan untuk makan malam nanti.

Mereka sontak langsung menunduk hormat kearah sang tuan, posisi lift itu memang sengaja ditempatkan dipojok ruangan dapur kotor.

Kaki jenjangnya itu kembali melangkah dengan langkah lebar kearah lift yang berada didekat living room, dua bodyguard yang berjaga di sana menunduk hormat.

Pintu lift terbuka Jeffrey dengan cepat masuk dan menekan tombol lima. Setelah pintu lift terbuka Jeffrey kembali keluar dari dalam kotak besi berjalan itu, ia kembali melangkahkan kakinya kearah kamar putra bungsunya yang didepan kamar dijaga oleh Alex- asisten Jevandra.

Alex menunduk hormat ke arah sang tuan lalu membuka pintu kamar itu dengan pelan, Jeffrey masuk kedalam dan Alex menutup kembali pintu kamar dari luar.

Jeno masih tertidur pulas diatas ranjang dengan selimut tebal yang menutupi setengah tubuhnya, tidak ada sang istri disana.

" Mas "

Jeffrey menoleh lalu melihat Tiffany yang datang dari pintu samping kamar Jeno yang menembus ke kamarnya.

" Kamu ada kesibukkan lagi? Aku minta tolong jagain Jeno sebentar aku mau mandi, Jeno tadi sempat terbangun dan tiba tiba nangis karna badannya masih sakit katanya. " Ucap Tiffany, yang langsung mendapat anggukkan dari sang suami.

Tiffany kembali masuk kedalam kamarnya, sedangkan Jeffrey mengeluarkan ponselnya untuk menelpon putra sulung dan putra tengahnya untuk menemani adik kecil mereka tidur, setelah mendapat jawaban Jeffrey mematikan sambungan telpon tersebut dengan sepihak.

Tak lama pintu kamar Jeno kembali terbuka menampilkan Jevandra dan Jeandra yang sudah berganti pakaian menjadi lebih simple namun elegan.

" Jaga adik kalian, papah ingin mandi. " Ucap Jeffrey  lalu masuk ke dalam kamarnya melalui pintu samping.

Jevandra dan Jeandra langsung mendekat kearah ranjang sang adik.

Jeffrey masuk kedalam walk in closet yang berada dikamarnya, didalam walk in closet terdengar suara air yang mengalir menandakan sang istri sedang mandi, ia melepaskan kemeja yang ia kenakan itu lalu kakinya mendekat kearah sebuah tempat sampah, kemejanya dibuang begitu saja ditempat sampah. 

" Tiff " Panggil Jeffrey dari luar kamar mandi, membuat Tiffany yang sedang mandi terkejut lalu membuka pintu kamar mandi dan hanya menyembulkan kepalanya saja.

" Kok disini?! Jevano engga ada yang nemenin mas! " Ucap Tiffany, panik takut putra bungsunya kembali tidur tak nyenyak.

Jeffrey tersenyum manis lalu mulai ikut masuk kedalam kamar mandi, Tiffany ingin memarahinya namun mulut Tiffany langsung dikecup sekilas oleh sang suami.

Jevano WilliamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang