15.

26.5K 2K 148
                                    

Air keran westafel terus mengalir dengan deras membasih kedua telapak tangannya yang menampung air bersih tersebut.

Jeno menatap wajahnya lewat cermin kamar mandi yang terpampang lebar di depannya, kedua matanya terlihat sedikit sembab, hidung mancungnya juga terlihat memerah, tanda bahwa dirinya sudah lama menangis didalam kamar mandi.

Wajahnya di basuh menggunakan air yang di tampung di kedua telapak tangannya, dan mengeringkannya menggunakan tissue, lalu membuangnya ditempat sampah kecil yang berada tak jauh dari dirinya.

Remaja berkulit putih susu itu mejamkan matanya sejenak, menarik nafas dalam dalam lalh di hembuskan secara perlahan, setelah dirinya merasa sedikit tenang, Jeno memutuskan untuk keluar kamar mandi.

Menangis dalam diam itu memang sungguh menyakitkan, Jeno akui itu, walaupun dirinya seorang laki laki tapi apa anak laki laki tidak boleh nangis? Apa harus selalu terlihat kuat didepan banyak orang memberikan sebuah senyum palsu, padahal didalam dirinya sedang menahan rasa sakit?. 

Jeno berjalan kearah ranjangnya, dan langsung merebahkan dirinya dengan kakinya yang menggantung dipinggir ranjang.

Ponsel terdengar berbunyi, pertanda ada sebuah pesan masuk, Jeno mengambil ponselnya yang berada di sisinya.

Ternyata Dewa yang memberinya sebuah pesan, Jeno segera membuka room chattingnya.

Dewa Bagaskara

Nyet jadi engga?
19:38

Jadi.
19:43

Kayanya engga mungkin kalau gw nunggu didepan rumah lu, pasti banyak bodyguard om Jeffrey, gw tunggu aga jauh dari rumah lu ya.
19:43

Pertiga komplek, gw bawa motor kaya biasa.
19:43.

Iya
19:44

[link]
19:44

Tutorial untuk kabur lewat balkon kamar dijamin paling cepet🖒
19:44

Gilaaa dikira gw maling kali!
19:44

Coba aja dulu elah
19:45

Pasti kamu bisa nak semangat💪
19:46

Hanya membaca pesan tersebut tanpa berniat membalasnya.

Jeno mematikan ponselnya lalu bangkit dari posisinya, ia harus segera bersiap siap karna waktu di malam hari akan sangat cepat.

Saklar lampu yang berada disamping pintu kamar sengaja di matikan, membuat kamar menjadi gelap, hanya ada cahaya dari bantuan lampu balkon kamarnya, kakinya dibawa melangkah masuk ke dalam walk in closet untuk berganti pakaian.

Kaos hitam polos, celana levis berwarna hitam dan sepatu berwarna putih, tidak lupa dengan jaket kulit berwarna hitamnya yang kini sudah menutupi kaos hitamnya,  setelah sudah rapih dengan pakaiannya yang serba hitam ini, Jeno kembali keluar dari walk in closet dan tak lupa juga mematikan lampu di dalam ruangan lain. 

Dengan bantuan cahaya lampu dari balkon kamar, Jeno melangkah mendekat ke arah dimana ponselnya ia letakkan, setelah menemukan benda yang ia cari, langsung memasukkan benda pipih itu kedalam kantung jaket kulitnya, tak lupa dengan earphone dan kaca mata miliknya yang di letakkan di atas meja belajar.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now