21.

27.8K 2.1K 183
                                    

Terkejut? Tentu saja! Pemuda berhidung mancung itu kini menatap Jeffrey yang berada dihadapannya dengan tatapan yang tak bersahabat.

Merasakan suasana yang cukup canggung, di tambah aura di sekitar yang cukup membuatnya merinding, Ardan langsung saja mengajak Haikal dan Dewa untuk ikut keluar dari dalam cafe, memberikan ruang untuk anak dan ayah itu.

Roy berjalan ke arah kumpulan barista yang di kumpulkan di pojok ruangan dekat pintu masuk, menunjukkan id card miliknya ke salah satu orang yang menggunakan kemeja biru gelap, seragamnya berbeda sendiri dari yang lain, sepertinya pria kemeja biru gelap itu adalah manager di sini, ada sebuah name tag di yang tercantol di atas kantong kemeja biru gelapnya.

Ternyata benar, pria itu manager di coffee shop ini, pria yang berstatus manager cafe, langsung membaca id card milik Roy dengan seksama, pria itu langsung mengangguk patuh, dan menyuruh karyawannya untuk menunggu di luar, setelah membaca id card milik Roy yang di bawah nya tertera nama JFY GRUB.

Mereka tidak bisa membatah atau protes, nanti yang ada tempatnya bekerja dalam hitungan detik sudah hancur lebur. 

" Bisa engga sih, lu pergi jauh dari kehidupan bunda sama gw? " 

Jeffrey menatap remaja yang berada di hadapanya ini dengan lekat, kedua bola mata itu menatap tajam ke arahnya.

" Kenapa sih kalian sama sama egois?! "

Sungguh sebenernya Jeno bukanlah laki laki yang gampang menangis, jika tak percaya, tanya saja kepada sahabatnya, Jeno bahkan sangat jarang menangis di suasana sedih, tapi menangis waktu marah atau merasa tidak adil karena emosi.

Jika ia ingin menangis itupun jangan sampai terlihat oleh siapapun, Jeno sendiri lebih memutuskan agar menangis di dalam ruangan seorang diri seperti waktu itu.

Tapi untuk hari ini, biarkan air mata yang sudah ia tampung membasih kedua pipinya.

Jeno menangis, menangis di depan Jeffrey.

" Biarin gw tinggal lebih lama sama eyang uti, please.. "

Jeno melangkah mundur hingga punggungnya menabrak meja dan kursi kayu di belakangnya, ketika Jeffrey melangkah semakin mendekat ke arahnya.

" Emang kalau nunggu keputusan gw  terlalu lama ya, sampe kalian harus buat undangan terlebih dahulu tanpa sepengetahuan gw? " 

" Gw cape om. " Lirih Jeno, kepalanya menunduk, bibir bawahnya ia gigit untuk menahan suara tangisnya yang membuat dadanya malah semakin terasa sesak dan sakit.

" Jev. "

Jeffrey melangkah kembali semakin mendekatkan tubuhnya ke Jeno, Jeno yang menunduk menggeleng kecil, lalu menahan bahu Jeffrey dengan tangannya yang terlihat gemetar.

Jeno mengangkat kepalanya lalu menatap Jeffrey dengan diam, Jeffrey sontak melebarkan kedua bola matanya, ketika melihat bibir bawah milik Jeno yang sedikit mengeluarkan darah akibat di gigit oleh pemiliknya.

Tangan kekar pemilik JFY Grub itu di tepis kasar oleh Jeno, Jeffrey yang memang tidak memiliki kesabaran itu langsung saja mencengkram rahang milik Jeno dengan kencang, jari jari tangan kanannya membawa wajah Jeno lebih dekat kearahnya, dan melihat lebih jelas luka yang terdapat di bibir bagian bawah itu.

Jeno memejamkan matanya takut, tubuhnya terlihat bergetar kecil, Jeffrey melepaskan cengkraman itu dengan pelan, langsung terlihat cetakkan jari jari tangan milik Jeffrey yang terlihat memerah di daerah rahang dan sekitar pipi milik Jeno.

Duagh

Jeno dengan memberanikan diri menendang perut Jeffrey dengan kencang, membuat sang empu hanya sedikit membungkuk dan meringis kecil, tidak ada pergeseran langkah sama sekali.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now