01 ; tujuan dan alasan

489 49 6
                                    

Kepulan asap dari nikotin sesap mengudara setelah dihembuskan perlahan olehnya, diiringi sesekali gonggongan anjing milik tetangga tempat ia kost.

Jam menunjukkan pukul 2 dini hari, tak heran gonggongan anjing-anjing itu bersautan keras, menggema memekakkan telinga, ampas kopi hitam mengendap didasar cangkir menjadi alasan kelopak mata itu menolak tertutup.

Satu notif menyadarkan lamunannya, dilihatnya sederet kalimat yang mampu membuatnya geleng-geleng kepala.

"Ni bocah random banget jam segini minta susu,"

"Hah? Siapa?" Sosok disebelahnya menoleh,

"Siapa lagi,"

Levon- sosok disebelah Maviel tertawa keras, namun tak sekeras itu juga untuk bisa membangunkan David yang sudah terlelap dialam mimpi.

"Lo pernah liat abang Kev?" Pertanyaan tiba-tiba dari Levon membuatnya heran, namun Maviel mengangguk, mematikan ujung rokok pada asbak lantas memfokuskan pandangan pada layar gawai nya.

"Kev pernah nunjukin fotonya, tapi cuma sekali, itupun udah lama, tapi untungnya gue inget gimana muka abangnya dia,"

Levon menoleh heran, "kenapa perlu lo inget?"

"Dia, homophobic." Maviel menoleh, membalas tatapan heran Levon, lalu terkekeh singkat, "dia bener-bener pinter nyembunyiin gue depan abangnya,"

"Terus? Lo sama sekali belum pernah sengaja ataupun ga sengaja ketemu?"

"Sering," lagi-lagi Levon terdiam, memproses setiap kalimat yang terlontar dari bibir Maviel, "tapi ga ada yang ngeh satu sama lain,"

"Lo paham ga, anak kuliahan yang kost disebrang kost nya Hisyam? Jarak sekitar 4 rumah, kost cat krem," tanya Maviel.

"Banyak anak kuliahan yang kost disitu, yang mana satu?"

"Motor matic item, muka nya judes,"

"Oh iya tau, yang kadang dianter balik pake mobil abu metalik plat luar daerah?"

Maviel mengangguk, "Itu mobil bunda Kev,"

"Impresif, calon mantu nya keliaran disekitar, calon mertua sama ipar nya kaga tau, kalo bunda?"

"Gue gatau, Kev jarang nyeritain tentang abang, apalagi bunda nya, dia lebih sering bahas temen-temen bacotnya,"

"Lo lupa sepupu gue masuk bagian temen Kev juga?"

"Iya tau, tapi jarang bahas sodara lo itu kalo sama gue, lebih ke Jordan sih,"

"Yang matanya ilang kalo senyum, bukan? Tapi kalo udah mode diem, edannn, ra wani-wani cok,"

"Kenapa? Pernah ke bogem lo sama Jordan?"

"Bukan gue, lo tau Farhan? IPS 4, gangguin cewe nya, langsung di ajak duel pulang sekolah samping warung Bi Iyah, kalah telak."

"Jangan macem-macem sama mereka, tampang polos tapi sekali ada mangsa ga dibiarin lolos,"

Levon mengangguk-angguk, "habis duluan juga gue sama lo berani macem-macem,"

"Lo tau rasanya di bogem Keval? Bekasnya ga ilang hampir seminggu,"

"Anjing, lo bogem gue 3 hari ilang,"

"Coba sini, testimoni, siapa tau udah upgrade,"

"Matamu, gue colok linggis dulu sini,"

Lantas keduanya terhanyut oleh obrolan-obrolan singkat ditengah sibuknya pikiran menyelesaikan tumpukan tugas.

Asa Bumantara✓Where stories live. Discover now